Lampung Barat, BP.id
Sehari pasca rampung dikerjakan, proyek pembangunan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) milik Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya (PKPCK) Provinsi Lampung berupa jalan di Pemangku (Dusun) Landos, Pekon Wayemplau Ulu, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), menuai kritikan masyarakat.
Pasalnya, pekerjaan yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Lampung tahun anggaran 2019 sebesar Rp4,4 milliar untuk 2 titik pembangunan dengan jenis lapen dan latasir, terkesan asal jadi.
Dimana, untuk pengerjaan lapen sepanjang 1500 meter dan untuk latasir sepanjang 1650 meter, dua kegiatan ini dikerjakan oleh CV. Bangun Karya Pratama.
Meski diketahui rekanan sempat tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada akhir Desember, namun pihak Dinas PKPCK Lampung memberikan tambahan waktu selama 15 hari kerja. Sehingga batas akhir waktu pengerjaan adalah pada Rabu 15 Januari.
Mirisnya, pekerjaan yang baru selesai ini, malah tampak dikerjakan asal jadi. Lantaran ditemukan rumput yang tumbuh dibahu jalan latasir. Selain itu, rekanan juga baru melakukan penimbunan bahu jalan setelah pengerjaan latasir.
Dugaan yang sama juga terlihat pada pekerjaan lapen. Dimana terlihat pemasangan material yang terkesan asal-asalan dan tidak mengacu pada standar pengerjaan.
“Dibilang bersyukur, ya bersyukur dengan adanya pembangunan. Tapi kalau hasilnya seperti ini, ya kurang memuaskan, kecewa, percuma saja,” ujar Mantasir warga Pekon Wayempelau Ulu, saat melintas di jalan lapen yang baru rampung dikerjakan.
Menurut Mantasir, ia memang sengaja mencoba melewati jalan yang belum lama rampung dikerjakan tersebut. Sebab, ia penasaran dengan kabar yang beredar di masyarakat terkait pembangunan jalan, yang dikerjakan secara asal-asalan.
“Sengaja ingin lewat, ingin tahu. Karena dari omongan ya gitu, bahwa jalan gak digiling (roller) terutama bagian atas. Penasaran aja pengen liat,” ucapnya.
Ia pun menyayangkan pembangunan jalan dengan biaya yang besar ini, tidak diimbangi dengan kwalitas bangunan.
“Ya bisa dilihat, diatas itu batu mulai keluar. Mungkin karena aspal yang tipis. Tapi gak tahu juga, yang pasti batu mulai keluar. Sangat disayangkan, apa lagi inikan jalan banyak orang lewat. Kalau hasilnya seperti ini, gak tahu bertahan sampai berapa lama. Sangat disayangkan,” ujarnya prihatin. (wahyu/ukun)