Foto. Dr. Dedy Hermawan, S.Sos. (Dosen Fisip Universitas Lampung). Ist
Bongkar Post
Bandar Lampung,
Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2024 telah selesai, tahap pemungutan suara dan hasil hitung cepat memperlihatkan sejumlah petahana tumbang, termasuk di Provinsi Lampung.
Dalam situasi normal politik yang demokratis, tumbangnya petahana disebabkan kinerja yang buruk, sehingga masyarakat memberikan hukuman atau sanksi politik dengan cara tidak memilih kembali.
Namun, dalam suatu kondisi transisi demokrasi, dimana substansi demokrasi belum sepenuhnya terinternalisasi dan pada saat bersamaan para pemilih masih terbuka untuk menerima praktik politik uang, maka petahana yang tumbang bisa disebabkan oleh beroperasinya politik uang yang menjadi latar belakang pilihan sikap politik pemilih.
Hipotesis tumbang petahana di Provinsi Lampung, baik petahana pada level provinsi dan kab/kota sangat mungkin disebab kedua hal tersebut, pertama, faktor kinerja buruk selama menjabat, kedua, faktor beroperasinya politik uang, dan ketiga, bisa karena keduanya.
Menurut pengamatan saya, tumbangnya para petahana di Provinsi Lampung, baik gubernur dan bupati/walikota lebih karena faktor buruknya kinerja mereka selama menjabat, sehingga menjadi catatan pokok bagi para pemilih yang kemudian memutuskan untuk memilih calon alternatif. (Red)
Sumber: Dr. Dedy Hermawan, S.Sos. (Fisip Unila)