Way Kanan, BP
Dalam menanggulangi bahaya radikalisme, Pemerintah Kabupaten Way Kanan melaksanakan Saresehan dan Sinergisitas antara pemerintah daerah, majelis ulama dan cendikiawan muslim. Acara berlangsung di Aula Kantor Kemenag Way Kanan, Senin (21/12/2020).
Mewakili Bupati Way Kanan Raden Adipati Surya, Sekretaris Daerah Saipul, S.Sos., MM mengatakan, saat ini negara sedang mengalami masa sulit berjuang mengatasi Pandemi Covid-19, yang berdampak langsung pada kondisi kehidupan manusia.
Dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi maka untuk mengatasi kondisi tersebut dibutuhkan energi yang besar untuk melakukan pemulihan ekonomi dan masyarakat.
“Kita sedang berhadapan dengan ancaman badai krisis ekonomi baik dalam skala global dan regional,” ujar Sekda.
Secara bersamaan, ancaman terbesar bagi Negara Indonesia belakangan ini bersumber dari dalam negeri, khususnya tindak terorisme dan radikalisme. Persoalan terorisme dan radikalisme tidak hanya dihadapi oleh Indonesia saja, namun seluruh negara di dunia.
Aksi terorisme dan penyebaran paham radikal di Indonesia sendiri terus berkembang dengan berbagai macam bentuk. Bahkan, sekarang telah merambah ke media sosial.
“Dapat dikatakan bahwa radikalisme telah berevolusi mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Penyesuaian mereka pun terkadang tidak kita sadari secara langsung, butuh pengamatan lebih cermat. Tanpa kita sadari, bisa jadi kita telah terpapar oleh paham berbahaya ini,” tandasnya.
NKRI yang memiliki keragaman agama, suku dan budaya menjadi ciri khas kehidupan bangsa dan negara. Pancasila sebagai ideologi bangsa telah teruji keefektifannya dalam menyatukan perbedaan-perbedaan di Nusantara.
Namun, dikarenakan paham radikal yang menyebar di masyarakat, perbedaan harmonis bisa mereka jadikan sebuah permasalahan, dan unsur fanatisme mungkin saja muncul di antara perbedaan itu.
“Kerukunan antar warga yang selama ini kita jalin, berubah menjadi perselisihan yang tak terkendali. Beberapa kelompok fanatik yang dengan mudahnya tersulut provokasi, menimbulkan aksi-aksi yang berujung pada tindak kekerasan dan masyarakat merasa tak aman lagi dengan bangsa hanya karena perbedaan yang ada. Radikalisme yang telah menyatu dengan masyarakat, perlahan mengancam keberagaman adat istiadat dan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di negeri ini,” paparnya.
Lanjutnya, maraknya berbagai persoalan yang berkaitan dengan perkembangan radikalisme di Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau aparat pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa.
Peran seluruh elemen masyarakat, aparat pemerintah, tokoh agama, cendikiawan tokoh pemuda, dan para pemuka masyarakat sangat penting untuk bersama-sama memikul tanggung jawab moral melawan radikalisme.
Ada beberapa langkah dan strategi kontra radikalisasi untuk menghadapi radikalisme, antara lain penanaman nilai-nilai ke-Indonesiaan atau wawasan kebangsaan serta nilai-nilai non kekerasan melalui pendidikan, baik formal maupun non formal.
Memperkuat pendidikan dan pembinaan karakter kebangsaan dengan menanamkan pemahaman yang mendalam mengenai Empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika kepada seluruh komponen bangsa, memberikan pemahaman agama yang damai dan toleran agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam arus paham radikal.
“Semoga dengan adanya sinergisitas kita beserta stakeholder lainnya negara kita pada umumnya, khususnya Kabupaten Way Kanan dapat terhindar dari bahaya radikalisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (Robika)