Lampung Selatan, BP
Sarnah, salah seorang warga yang Dusun Bumiterang menjadi korban intimidasi yang diduga dilakukan pihak PT Batu Makmur, pasca pemberitaan berjudul “PT. BATU MAKMUR TEBAR PENYAKIT”, edisi Senin 28 Oktober 2019, di SKH Bongkar Post. Rumah Sarnah diteror petasan oleh orang tak dikenal pada Senin (28/10) malam.
Tampak petasan terbang yang berisi 8 kali ledakan itu beràsal dari arah samping Mushola di dalam lokasi pabrik batu PTBM yang sengaja diarahkan ke rumah Sarnah yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari pabrik. Disinyalir, àda pihak yang tidak nyaman dan terusik dengan tindakan Sarnah yang menceritakan tentang anaknya yang menderita penyakit batuk dan sesak napas selama kurang lebih satu tahun.
Penyakit yang diderita Iksan, anak Sarnah itu, setelah didiagnosa dokter yang menangani, bahwa Iksan terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang diakibatkan oleh debu. Hingga dokter pun menyarankan kepada Sarnah untuk pindah rumah. “Debu yang dihasilkan dari penggilingan batu itu sangat tajam, bahkan debu yang dihasilkan dari ledakan dinamit itu bisa merusak pernapasan,” tutur Sarnah menirukan ucapan Dokter yang memeriksa Iksan.
Saat kejadian intimidasi itu, sekitar pukul 7 malam pada Senin (28/10) malam, ia dan anak-anaknya berada di dalam rumah, lalu terdengar suara ledakan sebanyak 5 kali tepat di depan pintu rumahnya. “Saya dan anak saya menjerit minta tolong, tak lama tetangga berdatangan ke rumah saya,” tuturnya.
Pada saat terdengar suara ledakan itu, tetangga yang tinggal dekat dengan rumah Sarnah melihat ledakan petasan itu berasal dari arah samping mushola dalam pabrik batu milik PTBM yang sengaja diarahkan ke rumah Sarnah. “Kata tetangga yang melihat, petasan itu sengaja diarahkan ke rumah saya, waktu kejadian suami saya sedang tidak ada di rumah,” imbuhnya.
Hal senada dikatakan Turi (45) tetangga Sarnah. Pada saat terdengar suara ledakan, Turi sedang berada di depan rumah memperbaiki mobil. Ia juga melihat petasan terbang diarahkan ke rumah Sarnah. “Itu ledakannya 5 kali, saya lihat petasan terbang itu dari arah samping mushola pabrik batu PTBM, itu mah sengaja diarahkan ke rumah Sarnah,” ucapnya.
Sementara Koordinator “Tuntutan Warga Bumiterang”, Rohayati mengatakan, bahwa kejadian tersebut merupakan bentuk teror dan intimidasi PTBM kepada warga. Pihak perusahaan jelas tidak menyukai adanya protes warga dan pemberitaan yang bersumber dari warga Bumiterang yang menjadi korban.
“Ini merupakan bentuk teror dan intimidasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab yang merasa terusik atas kenyamanan, yang selama ini berada dibawah “ketiak” PTBM. Pemberitaan di media itu riil, dan dialami oleh warga Bumiterang,” tukas Rohayati.
Sementara, kejadian di rumah Sarnah, diduga kuat lantaran pemberitaan terkait banyak anak-anak di Dusun Bumiterang yang terkena ISPA, salah satunya adalah Iksan, anak Sarnah.
“Selama 5 tahun kita diam, warga hanya menjadi modal bagi orang – orang untuk kepentingan pribadi. Kalau neror warga hanya dengan petasan itu namanya “cemen”, sekalian ledakin pake bom biar Dusun Bumiterang habis, kalau sudah begitu kan bebas mau ngancurin gunung pake dinamit, gak ada lagi warga yang nuntut,” ujarnya dengan nada tinggi bercampur kesal.
Meski telah diteror dan diintimidasi oleh pihak yang diduga berasa dari PTBM, warga Dusun Bumiterang mengaku tidak gentar. Bahkan, apabila tidak terjadi mediasi dan sejumlah tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh PTBM, warga pun siap memagang pasar betis dan menghentikan aktivitas PTBM secara paksa. (firdaus/red)