Bongkar Post
Bandar Lampung, BP
Hari Gizi Nasional (HGN) yang diperingati setiap tanggal 25 Januari, merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi.
Melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan, sehingga dapat turut mendorong pencapaian RPJMN bidang kesehatan. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Dr. dr. Hj. Reihana, M.Kes, terkait pencegahan stunting di Provinsi Lampung, Selasa (28/2/2023).
Menurut dia, salah satu penyebab stunting meningkat signifikan dimulai dari usia 6 sampai 23 bulan, diakibatkan karena kekurangan protein hewani pada makanan pendamping ASI (MPASI) yang mulai diberikan sejak usia enam bulan.
Karena itu, lanjut Reihana, diperlukan intervensi pemenuhan protein hewani pada balita merupakan salah satu upaya percepatan penurunan stunting.
“Dengan mempertimbangkan permasalahan stunting yang belum mencapai target, dan evidence bahwa konsumsi protein hewani berkorelasi mencegah stunting,” ujar Bunda Rei, panggilan akrabnya.
Peringatan HGN ke-63 tahun 2023 mengangkat tema “Protein Hewani Cegah Stunting” dengan Slogan “Protein Hewani Setiap Makan dan Isi Piringku Kaya Protein Hewani”.
Untuk melakukan pencegahan stunting, kata Reihana, berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dalam melakukan intervensi spesifik pencegahan stunting, mulai dari pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita setiap bulan melalui posyandu.
Kemudian pemberian suplementasi gizi untuk balita, ibu hamil dan remaja, pemberian edukasi untuk masyarakat dan lain-lain.
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) ke-63 Tahun 2023 beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Hewan Provinsi Lampung, GPMT dan PPN (Organisasi Peternakan Telur) melakukan kampanye gizi dengan pembagian telur, masker medis dan leaflet informasi kesehatan pada masyarakat di GOR Sumpah Pemuda pada tanggal 12 Februari 2023.
Meski berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 21,6 persen dari angka 24,4 persen pada tahun 2021. Akan tetapi banyak stunting baru yang terjadi pada balita usia di bawah 2 tahun.
Karena itu, Kadiskes Reihana mengharapkan seluruh stakeholder untuk melakukan kampanye edukasi pola makan bagi ibu hamil, menyusui, dan balita (dibawah 2 tahun), guna mencegah stunting bagi balita usia dibawah 2 tahun tersebut. (Red)