LAMPUNG TIMUR – Kepala Puskesmas Margototo, Kecamatan Margototo, Kabupaten Lampung Timur, Dwi, SKM diduga tidak transparan, terkait jumlah dana insentif Covid-19 pegawai Puskesmas di tempat ia bekerja.
Saat dikonfirmasi, Dwi mengaku hanya 2 sampai 3 orang tenaga Puskemas saja yang mendapatkan dana insentif. “Tidak begitu pak, karyawan saya ada 55 orang, dan hanya 2 sampai 3 orang yang dapat insentif, tidak semua dapat,” aku Dwi, saat dihubungi via telpon Whatsapp, Rabu sore (22/9/2021), pukul 16.44 Wib.
Ia malah menyarankan wartawan untuk datang ke Puskesmas. “Langsung saja ke Puskes pak, sinyal gangguan. Dan yang pasti karyawan saya ada 55 orang, dan yang dapat insentif hanya 2 sampai 3 orang saja. Itupun sesuai dengan masa kerja dan posisinya,” kelit Kepala Puskesmas ini.
Sementara, berdasarkan data yang dihimpun Bongkar Post, tertulis jumlah pegawai Puskesmas Margototo yang menerima insentif Covid-19 sebanyak 29 orang, dan dengan nilai bervariasi. Ada yang mendapatkan Rp2 juta lebih, ada pula yang mendapatkan Rp.1,5 juta dan Rp.1 juta. (lihat data diatas)
Namun berdasarkan keterangan sumber Bongkar Post, yang meminta identitasnya tidak ditulis, pernyataan Kepala Puskesmas Margototo, Dwi, justru berbeda. Menurut sumber, pembagian insentif Covid-19 di Puskesmas Margototo, tidak seusai dengan harapan.
“Saya butuh keterbukaan berapa yang sebenarnya yang harus kami terima insentif Covid-19 ini,” ucap sumber Bongkar Post ini.
Selain itu, sumber pun mempertanyakan istilah “pengembalian” uang. Sebab, katanya, diantara beberapa pegawai ada yang menerima dengan jumlah insentif Rp.7 juta dan memulangkan Rp.3 juta. Kemudian Rp.4 juta dipulangkan Rp1,5 juta, Rp3,8 juta dipulangkan Rp800 ribu. “Dan itu dikembalikan langsung ke bendahara Puskes, tidak melalui transfer,” ungkap sumber.
Masih sambung sumber, insentif yang diterima saat ini terhitung untuk 6 bulan di tahun 2020. Sedangkan di tahun 2021 ini, belum diterima. “Dan jumlahnya lebih besar,” pungkasnya.
Terkait persoalan ini, pihak Dinas Kesehatan dan Inspektorat Kabupaten Lampung Timur belum bisa diminta tanggapan.
(TK/Zul)