Jadi Desa Tertinggal, Kakam Bakung Udik Harapkan Pembangunan Akses Jalan

Tulangbawang, BP.id
Banyak indikator yang membuat Kampung Bakung Udik, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulangbawang dinobatkan sebagai salah satu dari tiga kampung yang sangat tertinggal.

Dalam klasifikasi Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Tulangbawang Tahun 2020, kampung yang berbatasan dengan Kota Menggala ini dan hanya dipisahkan oleh aliran Sungai Way Tulangbawang dan Rawa Pasang Surut Bawang Latak, sangat jelas ternilai sebagai kampung tertinggal, bukan karena faktor ekonomi masyarakat yang rendah, atau kehidupan sosial masyarakatnya, melainkan karena wilayahnya yang terisolasi dan tidak memiliki berbagai akses penunjang, terutama seperti jalan.

Bacaan Lainnya

Kepala Kampung Bakung Udik, Santori menjelaskan, dirinya terkejut saat dipanggil oleh Pemerintah Provinsi Lampung karena mendapat predikat sebagai desa sangat tertinggal, mengingat pemerintahan kampung telah melakukan pelaksanaan pembangunan melalui Dana Desa (DD) sesuai dengan keinginan masyarakat.

“Akan tetapi setelah saya ditanya, saya jelaskan semua, salah satunya memang kampung kita ini menjadi langganan banjir dan tidak bisa tertangani, ya sebabnya memang karena sebagian lokasi pemukiman penduduk, berada di bantaran sungai, jadi setiap musim penghujan dan dibukanya pintu air Bendungan Way Rarem, rumah-rumah warga banyak yang terendam,” jelasnya.

“Tapi kita tidak mungkin untuk meminta masyarakat untuk pindah ke daratan yang lebih tinggi, sebab nilai historis dan rasa sayang masyarakat terhadap salah satu kampung tertua di Kabupaten Tulangbawang ini sudah sangat melekat,” ulasnya.

Masih berkaitan dengan itu, dengan bermukimnya dibantaran sungai, membuat masyarakat masih menggunakan WC cemplung, sehingga juga mendapat predikat tidak baik, karena tidak bisa membuat septictang.

“Namun hal yang dipertanyakan kepada saya, apa indikator yang sangat diperlukan untuk merubah agar Kampung Bakung Udik tidak menjadi kampung sangat tertinggal adalah akses jalan. Sebab jalan Kampung sepanjang 4 KM saja kondisinya rusak, tidak pernah diperbaiki sejak pertama kali dibangun oleh pemerintah, parahnya, jalan menuju Kecamatan dan Kabupaten malah tidak ada sama sekali, masyarakat harus menumpang jalan tanah milik perusahaan PT. Sugar Group Companies (SGC) yang saat musim hujan, becek dan saat musim panas, berdebu,” jelasnya.

Padahal jika dibuatkan jalan tembus, terutama menuju Kota Menggala, sebagai Ibu Kotanya Kabupaten Tulangbawang, hanya berjarak 6,5 KM, dari Kampung Kampung Bakung Udik.

“Jarak dari Dusun 4, RT 2 Kampung Bakung Udik, tembus di belakang Sesat Agung Kelurahan Menggala Tengah, Kecamatan Menggala, hanya sepanjang 6,5 KM, kami masyarakat siap menghibahkan tanah disitu, dan itu hanya membutuhkan dua jembatan, satu dekat jalan Kabupaten dan satunya dekat KM 17 Indo Lampung,” paparnya.

Santori menerangkan, pada tahun 2014 lalu, sudah pernah ada dari pemerintah yang turun ke lokasi, tapi sampai saat ini tidak ada realisasi, dan sekarang informasinya akan diajukan melalui anggaran APBN. Tahun 2019 lalu dari pemerintah pusat sudah ada yang turun, dan kabarnya tahun depan, 2021 mulai realisasi akan dibangun.

“Semoga informasi itu tidak meleset, sehingga kita tidak lagi dinobatkan sebagai kampung sangat tertinggal, begitu pula jalan desa, jalanan dari Gerbang Selamat Datang KM 19, sampai pusat perkampungan Kampung Bakung Udik, semoga bisa cepat diperbaiki oleh pemerintah daerah,” harapnya.

Betapa pentingnya akses jalan tersebut, sebab jika jalan bisa tembus hanya 6,5 KM ke Kota Menggala, masyarakat Bakung Udik tidak perlu membangun pasar, sudah cukup ke Pasar Putri Agung Menggala saja, masyarakat sudah bisa berbelanja dan menjual hasil perikanan, pertanian dan perkebunan dengan cepat, tidak perlu harus memutar puluhan KM melintasi jalan tanah milik perusahaan untuk menuju Kota Menggala.

“Dengan begitu pula, banyak masyarakat pengangguran yang bisa bekerja keluar kampung, sehingga tidak lagi hanya mengandalkan bekerja sebagai buruh lepas di perusahaan, yang bekerja hanya saat musim tebang tebu dan buka gilingan saja, tapi juga bisa bekerja selain itu dengan adanya akses jalan, sehingga kita sangat harapkan pembangunan jalan-jalan itu secepatnya,” tandas Santori. (riswan)

Pos terkait