Di Musrenbang, Nanang Minta Inspektorat Proses Bangkrutnya UPK Tanjung Bintang

LAMPUNG SELATAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tingkat Kecamatan Tanjung Bintang untuk Tahun Anggaran 2022.

Kegiatan Musrenbang dilaksanakan di lapangan Karya Bhakti Desa Budi Lestari Kecamatan Tanjung Bintang dibuka langsung oleh Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto, Kamis (3/2) kemarin.

Bacaan Lainnya

Yang menarik, ditengah sambutannya, Nanang Ermanto mengatakan, kalau ia dan rombongan saat menuju ke Desa Budi Lestari melewati Kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang mengelola Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (KSPP) Kecamatan Tanjung Bintang terlihat tutup dan gedung tampak tak terawat.

Tampaknya, berita di Media sekitar tujuh bulan yang lalu tentang Carut-marut kebangkrutan yang dialami Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Tanjung Bintang, menarik simpati Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto.

“Tadi saya sempat lihat Kantor UPK sepertinya tutup terus, gedungnya seperti tak terawat. Kenapa tutup. Bangkrut, ya?,” ucap Nanang dalam sambutannya.

Nanang sangat menyayangkan kondisi UPK Tanjung Bintang yang tak pernah dibuka akibat bangkrut. Sehingga, UPK Tanjung Bintang tidak dapat berperan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pada kesempatan itu, Nanang mengaku prihatin melihat kondisi Kantor UPK Tanjung Bintang yang tutup tampak tak terawat. Sehingga, dikesempatan itu ia meminta Inspektur Inspektorat Lamsel, Anton Carmana untuk mengusut tuntas bangkrutnya UPK Tanjung Bintang.

“Saya sedih ketika tadi melihat Kantor Simpan Pinjam itu, UPK Tanjung Bintang itu kok tutup kenapa? Bangkrut ya? Waduh. Tolong Pak Inspektorat selesaikan itu. Karena itu Aset dan harus dikembalikan,” tegas Nanang minta Inspektorat segera Proses terkait bangkrutnya UPK Tanjung Bintang.

Menurut Nanang, apabila dana di UPK yang Milyaran itu dapat dikelola dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Tanjung Bintang khususnya di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Saya sedih lihatnya, kok bisa bangkrut. Padahal UPK itu, sangat berperan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Membantu UMKM-UMKM yang ada di desa untuk lebih maju ke depannya,” cetusnya.

Diketahui, UPK Tanjung Bintang bergerak di bidang Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang sejak tahun 2017 memiliki modal awal sebesar Rp 3,6 Milyar yang diperuntukkan dalam program SPP. Mirisnya, saat ini modal tersebut habis, bahkan sampai-sampai UPK tak mampu menggaji para karyawan karena saldo nol. Entah kira-kira siapa yang akan bertanggung jawab terhadap bangkrutnya UPK Tanjung Bintang.

(Fir)

Pos terkait