Bongkar Post
Bongkarpost.co.id (Krui) -SMAN1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat merupakan salah satu yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang disingkat dengan P5 merupakan ciri khas dari kurikulum merdeka yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya.
Pembelajaran pada kurikulum merdeka terdiri dari Intrakurikuler dan Co-kurikuler atau pembelajaran berbasis project. Profil pembelajaran Pancasila merupakan gambaran Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Berdasarkan Permendikbudristek No 56/M/2022, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis project yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karekter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pembelajaran yang baru dimunculkan pada sekolah penggerak pada tahun ajaran 2022/2023 mulai berlaku kurikulum merdeka yang juga menerapkan P5 fase E yang berada di kelas X menjadi awal Pembelajaran Kurikulum Merdeka.
Kepala Sekolah SMAN1 Pesisir Tengah Putrawan Jaya Nigrat, pada Jum’at (3/3/2023) lalu, melaunching Project Profil Pelajar Pancasila dengan mengangkat tema pada Project yang ke-3 yaitu” Gaya hidup berkelanjutan” sebagai topik “Pemanfaatan sampah plastik menjadi barang bernilai guna kegiatan ini bertujuan mendaur ulang sampah plastik disekitar lingkungan untuk menjadi bahan yang bermanfaat dan dapat menjadikan peningkatan sumber daya manusia khususnya peserta didik.
Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih kritis dan kreatif mengajak peserta didik untuk menggali ilmu dan tanggap terhadap lingkungan, serta mendorong peserta didik agar bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kegiatan ini diawali dengan penyampaian informasi tentang jenis-jenis sampah, bagaimana mengurangi sampah dan dampak nya, manfaat serta peran masyrakat serta Penguatan karakter peserta didik dengan pengelolaan sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai jual/ekonomi yang dilaksanakan didalam kelas oleh guru Mapel,” Ujar Putrawan, Selasa (7/3/2023).
Setelah itu, lanjutnya, peserta didik melaksanakan praktik pembuatan tempat tisu, tempat buah, tempat air minum gelas, keranjang dan hordeng yang dilaksanakan didalam kelas juga menggunakan bahan dasar berupa sampah plastik serta bahan tambahan berupa bahan bekas lainnya seperti kawat, besi, benang dan kain serta pernak-pernik yang lain untuk menambah nilai ekonomi dan sesuai dengan kreativitas siswa.
“Kemudian hasil-hasil tersebut dipamerkan dan dapat dijual dalam kegiatan “Friday Happines” dengan kegiatan yang diawali senam launching gerakan ramah lingkungan. Dengan materi yang sudah diberikan merupakan pembekalan bagi para siswa agar dapat menghasilkan karya-karya yang terbaik serta bisa sesuai dengan harapan atau tujuan dari P5 itu sendiri,” Pungkasnya. (Ant/Eko)