LAMPUNG SELATAN – Diduga, terdapat praktik tes swab ilegal di seputaran Flyover Gerbang Tol Itera. Pasalnya, sejumlah calon penumpang dan warga mempertanyakan tes swab yang dilakukan oleh pihak pelaksana tes swab tersebut.
Dari hasil pantauan Bongkar Post di lapangan, para penumpang yang hendak melakukan penyeberangan ke Pulau Jawa harus mengeluarkan biaya tes swab sebesar Rp100.000 per penumpang.
Namun, keterangan salah satu warga pemilik warung di sekitar lokasi, praktik tes swab yang dilakukan sangat janggal. Sebab, tes swab yang dilakukan tampak hanya formalitas. Surat hasil tes swab yang diberikan kepada para penumpang bus, hanya berupa kertas yang dibubuhkan tanda tangan scanan oleh petugas swab.
Anehnya, di lokasi tidak terlihat petugas dari Dinas Kesehatan ataupun tenaga kesehatan lain yang berpakaian seragam. Hanya terlihat beberapa orang berpakaian bebas.
Beberapa penumpang yang menolak dilakukan tes swab tetap bisa mendapat surat hasil tes swab dengan membayar Rp50.000. Sementara bagi penumpang yang mau di swab membayar Rp100.000.
“Yang dicolok bayar Rp100 ribu, tidak dicolok cukup bayar uang Rp50 ribu langsung dapat kertas swab yang discan itu,” ungkapnya.
Praktik swab ini, lanjut sumber, buka dari pagi sampai malam hari. Dan jumlahnya mencapai 200 sampai dengan 250-an penumpang. “Bayangkan jumlah itu jika dikalikan Rp100 ribu saja per satu orang penumpang mencapai Rp25 jutaan perhari. Dan itu jumlah yang patut dilakukan pemantauan oleh pihak terkait,” kata sumber ini.
Sementara, Antoni selaku penanggung jawab lapangan, saat dikonfirmasi media menjelaskan, bahwa sejak swab dibuka beberapa pekan terakhir memang sempat terjadi persoalan, dan sempat juga ditutup terkait izin. Namun Antoni menyangkal praktik swab yang diawasinya ini tidak memiliki kelengkapan izin.
Menurut dia, pihaknya sudah mendapat izin dari Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan sampai ke pihak Satgas. “Ada izinnya kok, dari Dinas Kesehatan, Organda, termasuk pihak Satgas, sudah lengkap,” kilahnya.
Swab ini, lanjut Antoni, bekerjasama dengan sejumlah PO Bus yang sudah diarahkan untuk dilakukan swab di jalur Tol ITERA. “Sedangkan untuk pelaksanaan swab-nya langsung ditangani oleh Klinik Mobarok selaku pelaksana swab,” jelas Antoni.
Terpisah, saat persoalan ini dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, melalui Kasi Promkes Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Lisna mengatakan pihaknya belum mengetahui secara jelas terkait keberadaan praktik swab di seputaran Tol ITERA. “Mereka tidak ada koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi,” tegasnya.
Ia pun menyarankan untuk konfirmasi ke Dinkes Lamsel, karena lokasi masuk wilayah Lampung Selatan. “Karena kegiatan di sekitar lokasi Itera dan masuk wilayah Lamsel, coba koordinasi ke Dinkes Lamsel,” ujar Lisna, saat dihubungi via Whatsapp, Minggu malam (17/10/2021).
Senada, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Selatan, Mulyadi Saleh menyangkal jika pihak pelaksana praktek swab di seputaran Tol Itera sudah mendapatkan izin ataupun berkoordinasi ke Dishub Lamsel.
“Tidak ada koordinasi ke Dinas Perhubungan Lamsel, dan saya baru mengetahui kalau ada praktek swab di lokasi tersebut,” ujar Mulyadi saat dihubungi Bongkar Post, Minggu malam (17/10/2021). seraya mengatakan akan melakukan pemantauan langsung ke lokasi.
Ia menjelaskan, bahwa sepengetahuan dirinya, izin swab bagi penumpang bus AKAP berada di pusat. Sementara, untuk pelaksanaan swab melalui Dinas Kesehatan, dengan melibatkan seluruh instansi terkait.
Kadishub menambahkan, bahwa sejauh ini, pelaksana swab dilakukan oleh rumah sakit atau klinik yang mendapatkan izin resmi dari pemerintah. “Begitupun dengan lokasinya,” pungkas Mulyadi, seraya mengatakan akan melakukan pemantauan langsung ke lokasi.
Sementara, pemantauan di lokasi, tempat tes swab hanya berupa kios berukuran sekitar 4×4 meter, yang beroperasi dari pagi hingga malam hari. Berjajar dengan kios para pedagang lain di sekitaran lokasi Tol Itera.
(Zul)