LAMPUNG SELATAN – Proyek yang bersumber dari DAK Dinas Pendidikan Provinsi Lampung tahun 2021, yaitu Pekerjaan Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Al Huda Jati Agung, di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, yang dikerjakan oleh CV. Sapo Neduh Construktion, tidak transparan. Pasalnya, papan informasi kegiatan yang terpasang di lokasi proyek, tidak tercantum nilai kegiatan.
Mirisnya lagi, Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana dan Utilitas Sekolah ini, ditinggal begitu saja oleh rekanan. Alias tidak bertanggungjawab. Tampak pekerjaan dikerjakan secara asalan, sehingga keretakan terlihat disana sini bagian sekolah.
Saat dikonfirmasi, Ketua Yayasan Al Huda, A. Habib, S.Pd.I. menjelaskan, jika pekerjaan revitalisasi SMKS Al Huda Jati Agung ini merupakan kegiatan Kementrian Mendikbud dan Riset melalui Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.
Secara juknis, kata dia, pihak Yayasan Al Huda tidak mengetahui persis pekerjaan revitalisasi di SMKS Jati Agung, karena itu ruang lingkupnya kepala sekolah.
“Karena MoU-nya dari Dinas dengan kepala sekolah. Kita tidak tahu apakah pekerjaan itu sudah selesai atau belum, sudah serah terima apa belum. Karena itu MoU-nya dengan kepala sekolah. Kalau secara lisan, kepsek sudah sampaikan pekerjaan itu sudah selesai,” bebernya kepada Bongkar Post, belum lama ini.
Ketua Yayasan ini juga tidak tahu apakah bagian halaman depan gedung juga termasuk dalam pekerjaan proyek itu. Karena dari pengamatan Bongkar Post, halaman gedung terlihat masih dalam kondisi berantakan. Lantai semennya retak – retak. Begitu juga bagian TPT halaman gedung tidak ada, terlihat seperti tanahnya ambrol.
“Ya tidak jelas juga, apakah bagian itu masuk atau tidak dalam kegiatan pekerjaan. Kalau masuk dalam kegiatan pekerjaan, berarti belum dikerjakan oleh pemborong, coba koordinasi saja dengan Dinas,” jelas Habib.
“Tapi ya biarlah, kalau harus sekolah yang mengerjakannya. Walau bagaimanapun kita bersyukur mendapat bantuan dari pemerintah,” sambungnya lagi.
Namun menurutnya kwalitas fisik bangunan gedung cukup bagus. Hanya saja di akhir pekerjaan seperti pemasangan keramik banyak yang retak.
“Itu mungkin karena urukan tanahnya kurang padat. Keramik bagian dalam ruangan praktek itu juga banyak yang retak. Begitu juga bagian teras halaman depan gedung, banyak yang retak juga,” ungkapnya.
(Firdaus)