LAMPUNG SELATAN – Adanya dugaan RDKK Fiktif Kelompok Tani Rawa Pasemah XI untuk pengajuan kebutuhan pupuk subsidi petani sawah di Desa Palas Pasemah Kecamatan Palas semankin kuat.
Pasalnya, nama-nama Anggota yang terdaftar pada RDKK Kelompok Tani Rawa Pasemah XI kini dipertanyakan oleh Warga Desa setempat yang Juga memiliki lahan sawah di sekitar lokasi sawah milik Ketua Kelompok Tani Rawa Pasemah XI.
Bukan hanya itu, keberadaan kelompok Tani Rawa Pasemah XI pun menjadi pertanyaan petani setempat. Dikarenakan, selama ini warga hanya mengetahui hanya ada Kelompok Tani Rawa Pasemah X. Sehingga diduga Kuat, keberadaan Kelompok Tani serta RDKK nya hanya akal-akalan dari sekelompok orang yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari Pupuk Bersubsidi.
Hasil investigasi serta keterangan sumber Bongkar Post, ketika ditelusuri nama-nama Anggota yang terdaftar pada RDKK Kelompok Tani Rawa Pasemah XI, ternyata nama-nama tersebut sebagian besar tidak memiliki lahan sawah di sekitar lokasi sawah milik Ketua Kelompok Tani Rawa Pasemah XI, Anggi Pangestu Prabudi.
“Kalau nama-nama ini, setahu saya ada yang tidak memiliki lahan sawah di sekitar sini. Ada juga memiliki sawah tapi bukan di wilayah sini bahkan ada yang tidak tinggal di Desa sini (Palas Pasemah, Red),” terang salah satu warga setempat kepada Bongkar Post yang namanya minta tidak dipublikasikan, Selasa (18/1).
Menurutnya, warga setempat terutama yang memiliki lahan pertanian sawah di sekitar lahan sawah di dusun 02 Desa setempat banyak yang tidak mengetahui kalau saat ini ada Kelompok Tani bernama Rawa Pasemah XI yang diketuai oleh Anggi Pangestu Priabudi.
“Waduh, kami baru denger ini kalau ada kelompok tani Rawa Pasemah XI, selama ini yang kami ketahui hanya ada Kelompok Tani Rawa Pasemah X. Di desa sini juga paling luas lahan sawah sekitar 50 hektar, kalau di kelompok itu lahannya sampai 99 hektar gak tau juga dimana lokasi sawahnya,” tegasnya.
Selain itu, katanya, lahan sawah yang dimiliki oleh Ketua Kelompok Tani Rawa Pasemah XI, Anggi Pangestu Priabudi itu ada sekitar 10 hektar yang tak lain adalah sawah milik Aribun Sayunis (Orang Tua Ketua Kelompok Tani Rawa Pasemah XI).
“Setahu kami, lahan sawah itu dahulu dibuat kolam ikan patin. Setelah itu kembali dirombak menjadi lahan sawah lagi. Mungkin hasil sawah tidak memuaskan, sekarang dibuat kolam Udang Vaname Air Tawar. Karena sebagian lahan sawahnya sudah menjadi kolam Udang Vaname,” ujarnya.
“Satu bulan ini lahan sawah milik Ketua Kelompok Tani itu yang juga milik orang tuanya (Aribun Sayunis, Red) sedang dalam pengerjaan pembuatan kolam Vaname yang menggunakan alat berat berupa Exsavator milik Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamsel, padahal tanah itu milik pribadi kok bisa pinjam alat berat milik Dinas,” sambungnya.
Sementara itu, persoalan dugaan RDKK Fiktif Kelompok Tani Rawa Pasemah XI yang berakibat terpangkasnya jatah Pupuk subsidi jenis urea yang diterima petani di Desa Palas Pasemah. Di sikapi dengan tegas oleh Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan, Yennie.
Menurutnya, dipangkasnya jatah Pupuk Subsidi kepada petani itu seharusnya tidak terjadi. Dikarenakan Pemerintah telah mendistribusikan Pupuk Subsidi ke Distributor dan kelompok kelompok tani itu sesuai dengan kebutuhan pengajuan kelompok berdasarkan RDKK yang diajukan olah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
“Semua yang berkaitan dengan Pupuk Bersubsidi itu melalui pengajuan RDKK. Pemerintah sudah mendistribusikan pupuk subsidi sesuai dengan mekanisme dan aturan yang ada. Untuk pupuk jenis Urea, Pemerintah memberikan sekitar 58,38%, SP 36 sebesar 38,23% Dan NPK 22,17%. Jadi kalau petani mengajukan 100 kg per TM 1, yang diterima pupuk sebusidi Urea hanya 58,38%,” jelasnya.
Pengajuan RDKK Dari Kelompok tani pemerintah telah menetapkan maksimal lahan 2 hektar untuk satu Anggota dalam satu kali Musim Tanam (TM 1).
“Anggota dalam Kelompok itu batasan pengajuan untuk pupuk subsidi Maksimal 2 hektar untuk satu kali tanam, berarti kalau pengajuan 200kg itu hanya menerima 58,38% pupuk subsidi jenis urea, itu yang diterima oleh petani dalam satu kali musim tanam,” tegas Yennie.
Menurut Yennie, dirinya belum mengetahui terkait persoalan RDKK Kelompok Tani Rawa Pasemah XI. Yang ia ketahui wilayah Pertanian Desa Palas Pasemah sebelumnya berupa kolam tambak udang Vaname. Baru saat ini akan dirubah menjadi lahan Pertanian.
“Loh selama ini setahu saya sebagian areal pesawahan disana itu berupa tambak udang. Hanya baru-baru ini saja rencana petani disana akan dibuka kembali menjadi persawahan. Ada pengusaha tambak disana namanya Pak Aribun belum lama ini pinjam alat berat Exsavator milik Dinas, katanya untuk merombak kolam akan dirubah menjadi sawah kembali, bukan untuk digunakan membuat kolam,” bebernya.
“Ya itu, setahu kami, dulunya lahan disana berupa kolam Udang Vaname, tapi mungkin tidak berhasil maka sekarang dirubah akan dibuat sawah, makanya Exsavator dipinjam disana katanya untuk mencetak sawah. Bukan untuk membuat petak petak kolam. Ya ini nanti persoalan ini akan saya sampaikan ke Pak Kadis,” pungkasnya.
(Firdaus)