Bandar Lampung, BP
Perusahan Ojek Online (Ojol) Maxim Area Bandar Lampung nampaknya acuh terhadap persoalan yang sedang terjadi dan sangat jelas menyinggung isu keyakinan umat beragama. Pasalnya, hingga saat ini seolah- olah pihak perusahaan tidak beritikad baik untuk menyelsaikan permasalahan tersebut.
Setelah di telusuri, ternyata bukan hanya Pondok Pesantren Assalafi Al-Afiyyah (Pon-pes Ust Yusuf) yang berada di Kecamatan Suka Bumi, Bandar Lampung yang ditempel logo bangunan dengan Salip (Bangunan Gereja) pada mapping aplikasi Maxim. Namun juga banyak tempat- tempat kegiatan umat muslim di Bandar Lampung yang di pasangi logo Gereja.
Seperti yang terlihat dalam mapping aplikasi Maxim diantaranya, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA-TPQ) Nurul Ulum, TPA-TPQ Darunnasihin, Majelis An Nur, Musholla Baitul Muttaqin, Musholla Toriqus Suhada.
Logo gereja yang ditempel di pada tempat- tempat kegiatan umat muslim tersebut sama dengan logo untuk menunjukan lokasi Gereja, seperti Gereja Kristen di Sultan Hasanuddin, Catholic Church Of Queen Of Peace, GPdl Agape Bandar Lampung dan Gereja Khatolik Ratu Damai.
Pimpinan Ponpes Assalafi Al-Afiyyah, Muhammad Yusuf mengatakan, bahwa pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Kelurahan Setempat dan Babinsa.
“Kita sudah laporkan ke Lurah dan Babinsa. Jamaah Fokus Taqwa bahkan FKPP Kota Bandar Lampung semua siap mendukung. Kita akan tuntut jika Maxim tidak mau bertanggung jawab,” kata N. Yusuf melalui pesan singkat, Minggu (11/10/2020)
Sebelumnya, M. Yusuf kepada media ini menuturkan, jika dirinya tahu hal tersebut dari sang istri yang juga diberitahu oleh salah seorang santri yang melaporkan kepada dirinya terkait Ponpes yang dipimpinnya di logoi bangunan bergambar salip.
“Saya sempet gak percaya, begitu saya lihat ternyata benar itu bergambar salip,” kata M. Yusuf. Jum’at (9/10).
Dengan ulah perusahan Maxim tersebut, sebagai pimpinan Ponpes dirinya tidak terima, dirinya mengangap hal tersebut sebagai penghinaan dan pencemaran nama baik.
“Saya sebagai pimpinan Ponpes Assalafi Al-Afiyyah dan secara pribadi, dan kawan-kawan juga ya tidak terima dengan penghinaan seperti ini. Ini nananya pencemaran nama baik kan gitu kalau di gambar salip, kalau Masjid masih sesui lah,” kata dia.
Sebelumnya juga, saat di konfirmasi terkait permasalahan yang menginggung masalah keyakinan atau Agama, Manager Area Bandar Lampung Refky mengklaim jika hal tersebut bukanlah faktor kesengajaan, namun hanya kelalaian saja.
“Kalau untuk mapping memang ada divisinya sendiri ada di Jakarta, jadi terkait kok bisa sampai ada logo yang dianggap gambar gereja, saya akan konfirmasikan dulu ke pihak mappingnya seperti apa, yang jelas saya yakin ini gak ada kesengajaan, mungkin ini kelalaian,” kata Refky.
Refky menambahkan, jika yang bernasalah logo nanti bisa dirubah, dan ini merupakan sebuah kelalaian, nanti kita bisa benarkan dengan yang sesuai.
“Saya jamin itu tidak ada kesengajaan atau adanya unsur sara, gak ada maksud kesana, ini kelalaian dan ini bisa diperbaiki. Andainya saya diminta datang ke Ponpes ustad Yusuf untuk klarifikasi, saya siap dan kita cari tau kenapa ini bisa terjadi dan bagaimana menangulanginya dan pihak Maxim harus seperti apa,” kata Refky. (Red)