BANDAR LAMPUNG – Ir. Nerozelly Agung Putra atau yang akrab disapa Sunan Nero, resmi mencalonkan diri sebagai Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Kota Bandar Lampung periode 2022-2027. Nero menyerahkan berkas persyaratan pencalonan sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bandar Lampung, pada hari terakhir pendafaran, yakni Sabtu (12/3/2022).
Ada beberapa alasan mengapa Nero mencalonkan diri menjadi Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bandar Lampung. “Pertama saya diminta oleh sembilan PAC, diantaranya Unggul, Syarifah, dan yang lainnya, untuk membenahi manajemen partai di DPC yang tidak berjalan, seperti keuangan partai yang berasal dari Kesbangpol Kota Bandar Lampung tidak dipakai untuk konslidasi partai, seperti konsolidasi PAC dan ranting,” ungkap Nero, yang juga disapa Panglima ini.
Masih menurut Nero, bantuan sembako dan lain-lainnya saat Pilkada/Pilwalkot Bandar Lampung, juga tidak dibagikan kepada PAC maupun ranting Partai Demokrat yang ada di Kota Bandar Lampung.
“Kedua soal Pilkada Bandar Lampung yang mendapat bantuan sembako, uang operasional partai sebesar Rp75 juta perminggu selama tiga bulan, itu pun tidak dibagikan ke PAC maupun ranting untuk konsolidasi pemenangan,” bebernya.
Selanjutnya, pada saat Pilwalkot Bandar Lampung Partai Demokrat tidak ada saksi, karena uang saksi tidak ada. “Ketiga untuk uang saksi partai dalam Pilkada/Pilwalkot Bandar Lampung juga tidak ada saksi, hanya berapa titik saja,” ujarnya.
Selain itu, Nero menilai perolehan kursi di DPRD Kota Bandar Lampung stag (stagnan), tidak ada peningkatan dari perolehan kursi pada pemilu 2014 yang lalu. Bahkan, kursi DPRD Provinsi pada pemilu tahun 2019 justru menurun.
“Anggota DPRD pun tetap lima sama dengan tahun 2014, dan Anggota DPRD provinsi justru turun, dari 2 turun menjadi 1. Serta saudara Budiman sendiri duduk jadi Anggota Dewan tidak lebih dari 6 ribu suara,” imbuh Nero.
Untuk itu, sambung Nero, ada beberapa PAC yang sah berkesimpulan untuk tidak mendukung Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bandar Lampung yang tidak bisa berkonsolidasi dan tidak bisa membesarkan partai serta tidak bisa mendongkrak elektabilitas partai.
“Oleh karena itu, maka PAC yang sah berkesimpulan untuk tidak mendukung lagi, karena PAC yang dibuat hanya rekayasa, artinya banyak PAC yang diangkat semau – mau sendiri. Seperti supir jadi ketua PAC, sepupu jadi ketua PAC, ponakan jadi ketua PAC. Berangkat dari itu semua, maka dipastikan konsolidasi yang dibangun adalah konsolidasi kocok bekem istilah Lampungnya. Jadi untuk membesarkan partai nonsen, yang ada hanya untuk kepentingan pribadi,” tandas Nero.
Adapun komposisi PAC yang sah menurut Nero, adalah 14 PAC, karena yang meninggal 3 PAC, dan 1 PAC berpindah ke kubu Muldoko.
(TK)