BANDAR LAMPUNG BP – Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung diduga kuat bagi-bagi peralatan elektronik dan peralatan kantor kepada beberapa media surat kabar yang bekerjasama diskominfotik.
Peralatan elektronik seperti genset, laptop, kamera, Jve monitor itu ditengarai untuk media yang bekerjasama dengan instansi tersebut. Itupun pembagian tidak merata kepada media yang bekerjasama didiskominfotik provinsi lampung.
Menariknya media besar pun disebut ‘kecipratan’ dana akhir tahun 2020 tersebut. Berdasar penelusuran ada 28 media yang mendapat jatah dari Diskominfotik Lampung. Itupun berbeda beda yang diterima dari 28 media tersebut.
Adapun pengambilan alat alat kantor itupun ada yang mengambil sendiri di bawa keluar dan ada juga alat alat kantor itu dibawakan oleh anak PKL yang ada didiskominfotik, pengambilan barang tersebut diruang kerja diskominfotik Hartawan selaku Kabid, namun diruangan Hartawan tak ada dan yang membagikan alat alat tersebut adalah kepala bidang (kasi) Rudi Utama.
Kasi Diskominfo Provinsi Lampung Rudi Taruna mengakui pengadaan barang untuk media. Pembelian barang-barang tersebut adalah pergantian adventorial media yang tidak dibayarkan oleh diskominfotik kepada medianya, karna dana Adventorial sudah habis tidak ada, jadi di ajukan dengan mengajukan proposal, itupun atas persetujuan Kepala Dinas.
“Diskominfotik Prov Lampung ini membelikan barang-barang yang berbeda itu adalah kemauan dari pelaku media yang mengajukan proposal, barang itu berbeda beda yang dipinta dari pemilik media ke diskominfotik, Dengan mengajukan proposal kepada Diskominfotik dengan dituju oleh Kepala Diskominfotik Provinsi Lampung (A.Chrisna Putra)”. Ucap Rudi.
Salah satu pelaku media yang mendapatkan ‘jatah’ dari Kominfotik Lampung mengatakan, media tempat ia bekerja, adventorial satu tidak dibayarkan oleh Diskominfotik digantikan dengan pembelian barang kamera dengan alasan mengajukan proposal.
“Dapat kamera dari Diskominfo provinsi Lampung. Itupun ditelpone oleh Kadis Kominfo provinsi Lampung,” kata dia sembari mewanti-wanti namanya tidak disebut.
Ditempat terpisah media yang tidak di bayarkan hanya di janjikan saja oleh diskominfotik untuk dibayarkan dengan alasan adventorial nya sedang diajukan keatasan, namun sampai waktu yang ditentukan dengan mudah kasi diskominfotik bilang tidak ada anggaran buat adventorial untuk pembayaran dengan dali dana adventorial habis.
“Dana Adventorial sudah tidak ada lagi buat dianggarkan ditahun 2020 ini , kan tahun 2021 bisa kita ajukan lagi”. Ungkapnya dengan Menirukan pembicaraan kasi Rudi Diskominfotik.
Lanjutnya, yang saya heran dana Adventorial tidak ada dana buat dianggarkan, namun beberapa media surat kabar mendapat dana pergantian adventorial dengan mengajukan proposal meminta barang yang berbeda, dengan pertukaran adventorial yang tidak di bayarkan. Imbuhnya.
“Katanya tidak ada dana adventorial, tapi koe malah membelikan barang alat alat kantor kepada beberapa media tang adv nya tidak di bayarkan”. Ucapnya.
Saat dikonfirmasi kepada kepala Diskominfotik Achmad Crisna Putra, Lucunya Kadis membantah pernyataan bawahannya Rudi Taruna, Bahwa itu tidak ada perintah dari saya, perintah pertukaran Adv yang tidak dibayarkan dengan pertukaran alat alat kantor.
“Memangnya ada apa yang ngajuin proposal. Setau saya itu tidak ada, apalagi bagi-bagi alat elektronik dan peralatan kantor”. Kata mantan Pj Wali Kota Metro ini diruang kerjanya. Rabu (30/12/2020).
Saat disinggung apakah diskominfotik ada peraturan seperti ini, Crisna membantah tidak ada, di tahun sebelumnya belum pernah ada ‘bagi-bagi’ peralatan elektronik dan peralatan kantor untuk media.
“Tanya saja ke Rudi dan Hartawan, kan mereka yang membagikan nya tanpa saya mengetahuinya”. Ucap Mantan Pj Bupati Pesisir Barat ini. (Eko).