Bongkarpost.co.id
Bandar Lampung,
Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 dimanfaatkan untuk menorehkan sejarah baru dalam dunia pendidikan di Lampung.
Sebuah sekolah terpadu untuk anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa resmi mulai dibangun di lingkungan Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin, Bandar Lampung, Jumat (2/5/2025).
Peletakan batu pertama pembangunan sekolah tersebut turut dihadiri oleh jajaran TNI, termasuk Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen TNI M.
Saleh Mustafa, yang menegaskan komitmen TNI dalam mendukung pendidikan dan pembinaan generasi muda, terutama yang berasal dari kalangan kurang mampu.
“Atas arahan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, kami diperintahkan untuk selalu dekat dengan ulama, serta terlibat dalam pembinaan anak-anak yatim di seluruh Indonesia, termasuk di Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin ini,” ujar Letjen TNI M. Saleh Mustafa.
Ia menambahkan, pembangunan sekolah yang mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA ini merupakan implementasi nyata dari kebijakan pimpinan TNI yang ingin berkolaborasi dengan pesantren, bukan hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga pendidikan dan sosial.
“Kami ingin agar anak-anak yatim piatu ini kelak menjadi kebanggaan keluarga dan bangsa. Mereka layak mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik,” tambahnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin, Ustaz Ismail Zulkarnain, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan TNI.
Ia menilai perhatian yang diberikan menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap pendidikan anak-anak miskin di Lampung.
“Kami bangga dan bersyukur. TNI bukan hanya menjaga keamanan negara, tapi juga telah ikut membangun dunia pendidikan. InsyaAllah sekolah ini akan menjadi tempat belajar gratis bagi anak-anak yatim dan kaum dhuafa,” kata Ismail.
Menurutnya, sekolah ini akan dibangun lima lantai di atas lahan seluas 1.500 meter persegi, dengan target kapasitas ribuan siswa. Proyek tersebut ditaksir menghabiskan anggaran hampir Rp20 miliar.
“Jangan tanya dari mana biayanya. Allah SWT yang atur semuanya. Alhamdulillah, kami hanya ikhtiar dan berdoa,” ujar Ismail, meyakinkan.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, pesantren ini juga dikenal aktif mendorong para santrinya mengikuti jalur rekrutmen ke institusi negara.
Data terbaru menunjukkan bahwa para alumninya telah diterima sebagai aparat penegak hukum, di antaranya 16 di TNI AD, 3 di Marinir, 5 di Kepolisian, 8 di Badan Intelijen Negara (BIN), dan 20 lainnya di perguruan tinggi ternama seperti Darmajaya.
“Ini semua menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperbaiki mutu pendidikan, terutama agar anak-anak miskin bisa mengenyam pendidikan berkualitas seperti sekolah elit, tetapi gratis,” tegasnya.
Ismail menambahkan, nama sekolah tetap akan menggunakan nama “Riyadhus Sholihin” sebagai bentuk kesinambungan nilai dan identitas pesantren.(*)







