Bongkarpost.co.id (Bandar Lampung) – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bandar Lampung, membongkar pagar kawat berduri yang dipasang polisi di depan Gedung DPRD Kota Bandar Lampung, Rabu (7/9/2022).
Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah massa aksi merusak pagar kawat berduri yang terpasang di depan halaman pintu masuk gedung DPRD. Aksi tersebut dilakukan massa untuk berusaha masuk ke dalam gedung.
Setelah beberapa menit, akhirnya massa dapat membuka kawat berduri.
Selanjutnya massa kembali berkumpul di depan gerbang gedung. Namun massa masih tidak bisa masuk ke dalam.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bandar Lampung, Muhammad Julianto, mengancam bakal mengerahkan massa aksi yang lebih banyak jika tuntutan penolakan penaikan BBM tidak dipenuhi.
“Ini baru 10 persen massa karena masih kami batasi. Jika tuntutan tidak diakomodir PMII akan mengerahkan jumlah massa yang lebih banyak,” ujar Juli, pada orasinya di depan Gedung DPRD Kota Bandar Lampung.
Selain itu, pihaknya tidak akan mundur ketika tuntutan tidak dipenuhi dan akan menduduki gedung DPRD. “Ketika direpresif kami akan kembali dengan gelombang massa yang lebih besar,” tegasnya.
Sebab, lanjut dia, PMII menganulir keputusan kenaikan BBM yang tidak rasional. Karena, pemerintah gagal melihat suasana kebatinan masyarakat. Padahal, pemerintah yang mengatur harga dan subsidi. Namun, sekarang pemerintah menyebut subsidi salah sasaran.
Menurut dia, kenaikan BBM akan memantik kenaikan harga bahan pokok. “Kami ingin bersidang, harus ada nota kesepahaman yang ditandatangani Forkopimda. Itu menjadi bukti Pemerintah Kota Bandar Lampung menolak kenaikan BBM,” jelasnya.
Jebol
Ratusan mahasiswa yang tergabung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) PC Bandar Lampung memaksa masuk ke Gedung DPRD Kota Bandar Lampung, hingga menjebol pagar hitam kantor tersebut.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Sudibyo Putra menemui massa. Ia berjanji akan membiarkan massa aksi masuk setelah berdiskusi selama 10 menit. “Beri waktu 10 menit, nanti saya koordinasi di dalam untuk kalian bisa masuk,” kata Sudibyo.
Namun, dalam waktu 10 menit itu ternyata gerbang tak kunjung dibuka sehingga massa merusak gerbang dan memaksa masuk. Sementara anggota kepolisian mulai siap menahan pengunjuk rasa. Hal itu pun mulai memicu aksi saling dorong untuk masuk secara paksa.
Sementara, sebagian massa berada diluar gerbang dan terus berorasi menyatakan penolakan harga BBM dan tolak Jokowi tiga periode. Bahkan massa pun menuntut Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana lengser karena dianggap satu paket dengan Jokowi, dari partai pengusung yang sama.
(Sal/*)







