Suhu & Kelembaban Tinggi, Lampung Belum Bebas Dari Sengat Panas

SENGAT – Lampung belum bebas dari sengatan panas imbas kelembaban udara tinggi. | Muzzamil

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

BANDARLAMPUNG – Anugerah iklim tropis, kendati sudah lewat tengah Oktober, tetanda kapan kemarau berakhir penghujan tiba, jadi tanya benak warga termasuk Lampung.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mencatat temperatur udara sebagian wilayah Lampung sepekan terakhir berada pada 23,0° hingga 34,0° Celcius.

“Pengecualian untuk wilayah Lampung bagian Barat berkisar 17,0° C-29,0°C,” rilis BMKG Lampung, melalui Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi (Stamet) Lampung, Rudi Harianto, Sabtu (26/10/2024), dikutip.

Alih-alih kapan penghujan tiba, warga terus diingatkan senantiasa mewaspadai potensi timbulnya penyakit imbas suhu panas ekstrem yang bisa sebabkan problem kesehatan semisal sengatan panas (heat stroke), dehidrasi, dan penyakit terkait panas lainnya.

“Kelompok yang rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu harus lebih berhati-hati,” wanti Rudi.

Sepekan terakhir, BMKG Lampung ujar Rudi, secara berkala memantau, mendeteksi dini sebaran titik panas (hotspot) di 5 kabupaten. Sedikitnya 17 titik api. Ini demi cegah potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan. Karhutla.

Perinci, 1 titik di Kecamatan Penengahan (Lampung Selatan), 1 titik di Kecamatan Sukadana (Lampung Timur), masing-masing 1 titik di Kecamatan Pagar Dewa, Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik (Tulang Bawang Barat), 8 titik di Kecamatan Gedung Meneng (Tulang Bawang), 1 titik di Simpang Pematang, 2 titik di Tanjung Raya, 1 titik di Way Serdang (Mesuji).

Titik panas tak selalu diartikan ada kejadian karhutla, tetapi telah terdeteksi adanya satu lokus di daerah tertentu yang bersuhu lebih tinggi dibanding lainnya. Sehingga potensi karhutlanya bisa dicegah.

Terkait, kenapa hawa panas menyengat yang terutama yang amat dapat dirasakan antara pukul 10 pagi hingga jam 2 siang WIB setiap harinya juga terjadi di Lampung?

“Panas menyengat terjadi karena pengaruh kelembaban udara, Tingginya kelembaban udara berkontribusi terhadap sensasi panas yang lebih menyengat,” info Rudi, pun bahwa kelembaban udara dapat menyebabkan tubuh kita sulit untuk menormalkan suhu.

“Ketika kelembaban udara tinggi, tubuh manusia sulit mendinginkan dirinya sendiri melalui proses keringat. Ini menyebabkan suhu akan terasa lebih panas daripada yang sebenarnya,” lanjut dia.

Tips sederhana kala kita berkegiatan di luar rumah terutama pada jam-jam utama sengat begitu sedemikian terasa, antara lain hindari paparan sinar matahari langsung, gunakan topi, payung, hingga tabir surya (sunblock), perbanyak minum air putih, kenakan pakaian longgar, dan sebagainya. (Muzzamil)

Pos terkait