Rakor Inflasi Daerah,Pemerintah Kota Metro Perkuat Koordinasi dengan TPID untuk Mengendalikan Inflasi

Bongkarpost.co.id

Metro,

Bacaan Lainnya

Pemerintah Kota Metro mengikuti agenda rutin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara hybrid, di Ruang Rapat Bappeda Kota Metro yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, Selasa (19/08/2025).

Hadir mewakili Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Perekonomian, Yulia Candra Sari, bersama jajaran Perangkat Daerah terkait pengendalian inflasi di Kota Metro.

Dalam rapat tersebut, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, menyampaikan paparan mengenai perkembangan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) hingga minggu ke-2 Agustus 2025 yang mengalami 3 kali deflasi.


“Atas catatan BPS, sepanjang Januari hingga Juli 2025 Indonesia mengalami tiga kali deflasi bulanan, yaitu Januari, Februari, dan Mei. Sementara itu terjadi empat kali inflasi bulanan pada Maret, April, Juni, dan Juli,” jelas Ateng.

Ia menyebutkan, komoditas makanan yang memberikan andil inflasi tertinggi Januari–Juli 2025 adalah Beras sebesar 0,15%, Bawang merah sebesar 0,10%, Tomat sebesar 0,08%, Cabai rawit sebesar 0,08%.

Lebih lanjut, perkembangan harga pangan sampai minggu ke-2 Agustus 2025 menunjukkan Beras di zona 2 (termasuk Kepulauan Riau) naik 1,23% dibanding Juli 2025, seperti pada Minyak goreng rata-rata Rp15.700/liter, Cabai rawit turun 1,67%, Cabai merah naik tipis 0,03%, Bawang merah naik signifikan 14,57% dibanding Juli 2025, Bawang putih turun 1,19%, Telur ayam ras naik 0,47%, Daging ayam ras turun 0,33%.

Menanggapi pemaparan tersebut, Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir menegaskan pentingnya kewaspadaan daerah terhadap dinamika harga pangan, terutama pada komoditas strategis.

“Data dari BPS ini menjadi acuan yang sangat penting. Kita melihat bahwa beras dan bawang merah masih menjadi penyumbang utama inflasi. Karena itu, pemerintah daerah harus betul-betul mencermati pergerakan harga, terutama pada komoditas strategis. Jangan sampai keterlambatan antisipasi membuat inflasi semakin menekan daya beli masyarakat,” ujar Tomsi.

Tak hanya itu, dia juga menekankan agar kabupaten/kota terus memperkuat koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), memperbarui data lapangan secara rutin, dan segera menindaklanjuti setiap gejolak harga.

“Kemendagri bersama kementerian dan lembaga terkait akan terus memantau. Tetapi langkah cepat dari daerah adalah kunci keberhasilan pengendalian inflasita,”tandasnya .(**)

Pos terkait