AYAM PUN DIEVAKUASI – Bukan cuma manusia, harta benda, ayam di Bekasi pun tak luput dari upaya evakuasi (kanan). Foto ini beredar luas di internet. | Net/Muzzamil
Bongkarpost.co.id
Bekasi,
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat, bekerja keras menanggulangi dampak parah bencana banjir yang melanda tujuh dari total 22 kecamatan, Selasa (4/3/2025) dini hari. Pemkot bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Basarnas memprioritaskan penuntasan evakuasi warga terdampak di 38 titik terdampak terparah. Juga, bersama TNI-Polri fokus mengamankan rumah warga terdampak yang mengungsi sementara.
Rakor Penanganan Banjir dipimpin Walikota Bekasi Tri Adhiantho memutuskan, proses evakuasi menyeluruh menjadi skala prioritas pertama. Keselamatan jiwa adalah segalanya. BPBD Kota Bekasi mengerahkan 50 perahu karet demi mempercepat prosesnya.
“Pemkot Bekasi melakukan evakuasi pada warga prioritas serta memenuhi kebutuhan pokoknya. Orang tua, ibu hamil, balita, dan anak-anak,” terang Walikota Tri, pihaknya juga tak mau kecolongan dan siapkan segala sesuatu upaya mitigasi risiko kedepannya merespons prediksi curah hujan masih akan tinggi sepanjang 11-20 Maret mendatang.
Adapun, usai menerima laporan Walikota Tri saat rakor daring via Zoom Meeting, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut BNPB bersama Basarnas juga akan all out terjun membantu dalam penanganan di lapangan.
Selain melakukan evakuasi ke tempat lebih aman, mempersiapkan kebutuhan dasar yang diperlukan serta mengikuti instruksi petugas yang berwenang, Suharyanto seperti disitat keterangannya, Konferensi Pers Penanganan Banjir di Wilayah Jabodetabek, Selasa, mengintensi bahwa BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Respons Cepat Kemensos
Tiba Selasa (4/3/2025) malam, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono terjun langsung memantau situasi terkini pascabanjir di Kota Bekasi.
Keduanya bahkan kompak turut menyiapkan makanan santap sahur bagi para warga Muslim korban banjir di dapur umum Kementerian Sosial di pelataran Kantor Kelurahan Jatiasih, Kecamatan Jatiasih.
Tujuan mereka hadir, memastikan pelayanan makanan bagi korban banjir tetap optimal meski dalam suasana Ramadan. Dilaporkan, khusus di Kota Bekasi, sedikitnya 11.000 jiwa dari 1.600 Kepala Keluarga yang terdampak dan terdata hingga Selasa petang.
“Alhamdulillah, bisa didukung keperluan dasarnya, ada yang kita dukung (melalui) makanan siap saji, ada juga lewat dapur umum,” ujar Gus Ipul, dapur umum di Jatiasih disebut mampu melayani 1.500 bungkus makanan sahur dan berbuka puasa.
Guna melayani tiga posko pengungsian, dengan yang terbesar berada di Gudang BNPB di Jatiasih yang mampu menampung sekitar 500 pengungsi. Sebagian warga lainnya memilih mengungsi secara mandiri.
Dan sebagai bentuk dukungan terhadap korban banjir, Kemensos telah menyalurkan bantuan senilai Rp561 juta. Meliputi, 3.500 paket makanan siap saji, 500 lembar selimut, 400 lembar kasur, 100 kidware, 50 paket tenda gulung. Juga, 3 unit perahu karet.
Terpisah, Madi, Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bekasi menyebut, 46 personel diterjunkan mendukung posko dapur umum. 27 di Dinas Sosial Kota Bekasi, 19 lainnya di Kantor Kelurahan Jatiasih. “Kami sudah distribusikan makanan berbuka puasa. Yang tak berpuasa pun tetap kami suplai,” kata dia.
Bagaimana respons Presiden Prabowo atas musibah banjir 4 Maret 2025 ini?
Mensos Saifulloh Yusuf menerangkan, Presiden Prabowo Subianto terus memantau perkembangan demi perkembangan terbaru bencana banjir Jabodetabek dan memberikan arahan direktifnya kepada segenap instansi terkait untuk memastikan layanan tanggap darurat bencana bagi seluruh warga berjalan dengan baik, cekatan, cepat dan paripurna.
“Tentu Presiden Prabowo memantau, melihat, memberi arahan-arahan diperlukan,” ujarnya.
Gus Ipul juga tak lupa berterima kasih kepada segenap relawan kemanusiaan yang telah all out membantu penanggulangan bencana banjir ini. “Saya ingin berterima kasih (atas) dukungan para relawan yang terlatih dan bekerja sama dengan baik,” kata Gus Ipul.
Seperti diwartakan sebelumnya, ada tujuh kecamatan terdampak banjir di Kota Bekasi, yakni Kecamatan Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Jatiasih, Medan Satria, Pondok Gede dan Rawalumbu. Sedikitnya 140 rumah warga yang terendam banjir dengan ketinggian satu hingga lebih dari 3 meter.
Sementara, enam kecamatan di Kabupaten Bekasi yang tergenang banjir akibat hujan disertai kiriman air dari sungai di hulu yaitu Kecamatan Cibarusah, Cibitung, Cikarang Utara, Serang Baru, Setu, Tambun Utara. Ada 15 rumah terendam, ketinggian air 150 cm.
Banjir juga melanda Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah kecamatan di Jakarta. Di Jakarta Timur, yakni di Kelurahan Balekambang, Bidara Cina, Cawang, Cililitan, Gedong, Kampung Melayu, Pondok Bambu.
Di sini, Dinas Sosial Provinsi Daerah Khusus Jakarta menyalurkan bantuan makanan siap saji ke lebih dari 5.000 warga terdampak.
Kemudian, di Jakarta Selatan, di wilayah Lebak Bulus, Lenteng Agung, Pejaten Timur, Pesanggrahan, Pondok Labu, dan Tebet. Dinsos DK Jakarta menyalurkan bantuan makanan, perlengkapan anak-anak, peralatan keluarga, kepada 6 ribuan warga terdampak.
Sejak Senin, BNPB juga telah turut bergerak cepat mendistribusikan bantuan sembako, makanan siap saji, kebutuhan pengungsian seperti matras, terpal, kasur, dan selimut.
Tinjauan di berbagai platform media sosial mulai dari Facebook, Instagram, SnackVideo, TikTok, Telegram, hingga X, juga pelbagai jejaring grup perpesanan singkat WhatsApp, tak ayal mengundang rintik air mata. Bulu kuduk merinding demi membayangkan pilu dan getirnya andaikata raga kita yang tengah turut merasakan terdampak disana.
Lampung, Sebelumnya
Sebelumnya, dua peristiwa banjir parah juga menerjang Lampung, banjir 17 Januari 2025 di enam kabupaten/kota terdampak, dan banjir 21 Februari 2025 di empat kabupaten/kota terdampak yang baru saja berangsur surut.
Banjir Januari akibat hujan deras siang hingga petang, mengakibatkan luapan air merendam 11 kecamatan di Bandarlampung. Tingginya curah hujan sebabkan ketinggian air hingga 0,5 hingga 2 meter, berakibat 14.160 rumah warga rusak baik ringan, sedang, maupun berat; berdampak pada 11.223 jiwa di 16 kecamatan, dan 3 orang warga tewas.
Belum ada yang berani merilis total dampak kerugian materiilnya. Kendati pun demikian, Kemensos gercep salurkan bantuan tanggap darurat. Pascabanjir Januari, Kemensos alokasikan bantuan senilai Rp1,1 miliar untuk penanganan bencana di Bandarlampung.
Tahap awal, bantuan senilai Rp247,48 juta berupa logistik darurat seperti kasur, selimut, makanan siap saji, perlengkapan keluarga. Saat Wamensos Agus Jabo berkunjung, bantuan ditambah Rp888,3 juta, mencakup logistik tanggap darurat, santunan ahli waris tiga korban tewas di Bandarlampung senilai Rp15 juta per orang, dan 200 paket sembako. Pemprov Lampung juga memberi santunan ahli waris korban masing-masing Rp10 juta.
Banjir Lampung Jum’at 21 Februari 2025, akibat hujan deras ekstrem selama 8 jam sejak dini hari merendam 14 kecamatan di Bandarlampung. Tingginya curah hujan sebabkan ketinggian air hingga mencapai 0,5 hingga 2 meter, berakibat 9.425 rumah warga rusak (sedang, berat), berdampak pada 30.935 jiwa di 16 kecamatan, 3 warga tewas.
Lantas, pascabanjir 21 Februari, Kemensos mengirim bantuan tanggap darurat senilai Rp568 juta untuk warga terdampak banjir di Bandarlampung dan sekitarnya. Terakhir angka bertambah hingga menjadi Rp613juta. Dan bantuan kesiapsiagaan bencana senilai Rp1,495 miliar untuk Provinsi Lampung.
Usai resmi dilantik, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal ditengah mengikuti Retret Kepala Daerah 2025 di Akmil Magelang Jawa Tengah, juga gercep menerbitkan SK Tanggap Darurat Hidrometeorologi Nomor G/160/VI.08/HK/2025 tarikh 24 Februari 2025.
Seturut pantauan, sejurus sesaat banjir mengepung hingga kini penanganan terpadu nan rancak terus nampak berprogres maju di lapangan. Mulai dari evaluasi warga, tanggap darurat, mobilisasi dapur umum, normalisasi sungai (pengerukan, penguraian sedimentasi sungai, penambahan dan peninggian tanggul, relokasi rumah warga bantaran sungai, dan debottlenecking sumbatan saluran air), juga normalisasi drainase, penambahan embung, normalisasi psikologi korban (trauma healing), penggalakan gerakan buat lubang resapan biopori dan Gerakan Nasional Sadar Sampah. Dan seluruh energi mitigasi risiko. Lainnya.
Pakar hidrologi Universitas Lampung (Unila), Prof Dyah Indriana Kusumastuti, menjawab pers menyebut penyebab umum “kenapa eh kenapa” kok Bandarlampung makin tahun semakin menjadi daerah langganan banjir.
Ada tiga: kapasitas daya tampung sistem drainase yang lebih rendah dari kapasitas aliran air saat terjadi hujan sehingga luapan maupun limpasan air meluber ke jalanan; minimnya daerah resapan air akibat praktik pembangunan abai terhadap norma low impact development; dan demikian masifnya alih fungsi lahan terutama area bukit dan perbukitan yang berperan sungguh penting dalam menurunkan koefisien limpasan.
Pembaca budiman, mari kita takzim doakan, semoga banjir segera surut, situasi segera pulih sediakala. (Muzzamil)