Fikri Akbar dari IDRIP Destana Sosialisasikan Mitigasi Bencana

BongkarPost.co.id

BANDAR LAMPUNG – Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) Desa Tangguh Bencana (DESTANA) adalah program kegiatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersinergi dengan The World Bank melalui dana loan (pinjaman) dan didukung PT Miskat Alam Konsultan, yang berpusat di Jakarta Selatan, adalah pemenang tender, sebagai pelaksana dari kegiatan tersebut.

Bacaan Lainnya

Melalui Wakil Kordinator Provinsi Bidang Advokasi dan Komunikasi DESTANA, Dr M Fikri Akbar, Jumat (7/6/2024) sore, mengadakan konferensi pers di Hotel Novotel di sela-sela Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang didakan oleh lembaga uji kompetensi Universitas Prof Dr Moestopo (UPDM) dan dua lembaga lainnya difasiltasi oleh Dewan Pers.

Konferensi pers ini dihadiri oleh puluhan wartawan dari berbagai media cetak, online dan juga elektronik se Provinsi Lampung yang tengah mengikuti UKW, yang berlangsung dua hari, 7 hingga 8 Juni 2024, untuk wilayah Lampung.

Pada kesempatan itu, menurut Fikri, dalam sosialisasinya memaparkan, program Destana merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.

Salah satu hasil dari kegiatan program destana, BNPB dapat memetakan desa dari nilai PKD. dibawah ini skor nilai Desa Tangguh Bencana ;

Desa tangguh bencana atau kelurahan dapat dikelompokkan menjadi:

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Pratama (skor < 58.33)

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Madya (skor 58.33 – 83.33)

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Utama (skor > 83.33)

*sumber BNPB

“Dan pada saat bencana itu datang masyarakat sudah bisa dan siap mengantisipasi nya,kita sih (amit-amit) tidak berharap ada bencana”, tekan Fikri.

Program Destana ini sendiri sudah berjalan 10 bulan, di 6 Kelurahan di kota Bandarlampung. Dan 1 kelurahan, 5 desa untuk Kabupaten Lampung Selatan. Untuk tahun 2023/2024 program Destana akan berakhir pada bulan Juni 2024.

Simulasi tanggap bencana adalah kegiatan pelatihan utama destana, melatih bagaimana cara masyarakat bertindak sigap terutama dalam memberikan informasi dalam penanggulangan bencana, dan dengan pedampingan BPBD Provinsi, Kota dan Kabupaten juga fasilitator daerah (fasda), Kelurahan dan Desa, Fikri berharap kegiatan destana dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat yang tinggal di zona terindikasi rentan bencana.

“Alhamdulillah, supportnya sangat-sangat positif baik dari pemerintah pusat, dari BNPB, BPBD Provinsi, Kota dan juga Lampung Selatan, dari BPBD Lampung Selatan juga gak kalah, setiap simulasi, luar biasa, Kalaksar nya selalu hadir untuk melihat proses”, kata Fikri.

Tak kalah support, pemerintah kota Bandarlampung dalam hal ini Walikota Bunda Eva menjanjikan anggaran 1,5 Milyar rupiah dan juga mobil ambulan untuk pelatihan serupa di tahun depan.

“Beliau (Bunda Eva, red), support, Insya Allah untuk anggaran tahun depan, untuk seluruh wilayah Kelurahan, beliau menyiapkan dana 1,5 milyar untuk pelatihan destana yang serupa, dan Ibu Walikota juga menjanjikan memberikan kami fasilitas ambulan nanti diberi cap Kelurahan Tangguh Bencana dan Posko”, beber Fikri bersemangat.

Sementara itu, menyangkut kerjasama lembaga pemerintah dalam hal ini BNPB, lembaga keuangan dunia The World Bank dan lembaga non pemerintah, PT Miskat Alam Konsultan, Fikri menjelaskan dihadapan awak media, ketika ditanya sumber dananya, ”Kegiatan ini (destana, red) dari BNPB dapat dana loan dari World Bank, kami dibawah lembaga PT Miskat”,jelasnya. Dan ketika dicecar Bongkar Post, berapa nominal dana operasional untuk membiayai kegiatan program destana,”Klo persisnya kami,saya tidak tahu”, jawab nya singkat.

Dan di akhir konperensi pers, Dr. M Fikri Akbar mengatakan kegiatan destana tetap ada keberlanjutannya walaupun program telah selesai, dengan membentuk forum penanggulangan bencana, yang akan mereport bulanan, terkait lingkungan yang terindikasi memberi dampak bencana yang langsung ditanggulangi oleh forum tersebut.

“Setelah kegiatan ini selesai kami juga membentuk yang disebut forum, forum penanggulangan bencana”, pungkas Dr.Fikri. (Rusmin)

Pos terkait