Ujung Tombak Diminta Kompak, HBM: Humas dan Jurnalis, Jangan Seperti Tom & Jerry Terus Ya!

HBM – Herman Batin Mangku (HBM) in action menarasumberi sesi perdana, Sabtu. | Muzzamil

 

Bacaan Lainnya

BANDARLAMPUNG, BONGKARPOST.COM — Praktisi pers kampiun, jadi wartawan sejak masuk kuliah Pertanian Unila 1984 silam dan menanggungjawabi lahirnya pers kampus: UKM Teknokra Unila, kini Pemimpin Redaksi Helo Indonesia, Hermansyah a.k.a. Herman Batin Mangku (HBM) berharap insan humas terutama humas pemerintah juga humas swasta, tak lagi berlaku bak Tom and Jerry dalam berkomunikasi terhadap insan pers.

Memantik “betapa pentingnya kerja-kerja humas”, saat berbicara sebagai pemateri sesi perdana hari pertama taja tematik Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan Bongkar Pusat Group 2025 bertema “Perkuat Citra Positif Institusi Bisnis dan Pemerintahan Melalui Pilar Jurnalistik dan Kehumasan Era Digital 5.0”, di Ballroom Horison Lampung Hotel, Jl Kartini 88 Bandarlampung, Sabtu (18/10/2025), HBM mencermati, di Lampung terutama di institusi pemerintahan, masih terjadi, antara jurnalis dengan humas bak Tom and Jerry.

Padahal seharusnya, sambung HBM, jurnalis dan humas sama-sama mempunyai tugas yang mulia dalam semangat mendorong dan menegakkan transparansi dan demokrasi.

“Jurnalis dan humas sama pentingnya dalam rangka transparansi dan demokratisasi di era digital saat ini, yang memang sudah serba terbuka. Dan itu sudah didengungkan Gubernur Mirza kepada publik melalui para jurnalis,” ujar HBM ilustrasikan studi kasus cermatannya di tubuh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung.

HBM menelisik, hingga kini masih ada kepala daerah di Lampung, belum transformatif. Di sisi lain, sosok seperti Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal yang justru ingin agar jajaran pimpinan organisasi perangkat daerahnya ambil posisi semakin terbuka, transparan, dan semakin ramah media.

“Kita masih sering menemukan seseorang kepala daerah yang ‘berjarak’, di sisi lain, ada contoh seperti Gubernur Mirza yang ingin seluruh kepala dinasnya yang ternyata salah satu yang diucapkan olehnya (kepala dinas, red) itu bagian dari transparansi publik. Jadi uang ‘gua’ dipakai buat apa, dan semacamnya,” tandas HBM menyitir APBD.

Pakho, sapaan lain pencipta tokoh karikatur karkhas Lampung Post ‘Pakde Pakho’ di era lampau ini mengintensi, karakter pemimpin daerah yang tertutup misalnya, diwujudkan dalam kebijakan tidak tertulis, sehingga ya, “tidak muncul transparansi itu.”

“Bahkan wartawan itu tadi, masih ada yang kayak Tom and Jerry. Kepala daerah yang masih tertutup terhadap pers, dikuatirkan banyak hal disitu bisa menjadi indikator belum transparannya kepada publik,” imbuh Pakho HBM.

Menyinggung peran dan peranan pers yang bagi demokrasi merupakan pilar keempat, jurnalis dijamin demokrasi dan bertanggung jawab kepada publik untuk memperoleh hak-haknya. Peran dan peranan pers sesuai mandat UU Pers, penting sebagai bagian dari kontrol, bagian dari aspirasi masyarakat demi untuk terjaganya demokrasi.

Di hadapan peserta latar pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID), admin web dan admin media sosial Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Pemprov Lampung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung, dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan; penatakelola informasi atau admin web/medsos BUMD Pemprov Lampung dan Pemkot Bandarlampung; insan humas BUMN beroperasi di Lampung dan badan usaha milik swasta, PTN/PTS, dan asosiasi profesi, Pakho HBM berikan insight sejumlah contoh kasus kinerja layanan OPD Pemda yang secara tak langsung terdampak pemberitaan media yang trending pun viral.

“Bawa-bawa Prabowo”, pada bagian lain Pakho HBM mencontohkan transformasi gaya komunikasi publik orang nomor satu di Indonesia, keterkaitannya dengan respons cepat terhadap dinamika sosial politik pesat berkembang ditengah masyarakat.

“Prabowo mengakomodir semua kekuatan politik masuk di simpul kekuasaan. Prabowo ingin menunjukkan, pesan kuat persatuan, namun meskipun merasa sudah bagus dan benar, tetapi masih saja muncul tagar #indonesiagelap, misalnya,” ujar dia.

Hingga kini kemudian, seiring perubahan kepemimpinan maupun perubahan gaya kepemimpinan, “hingga saat ini kita melihat “ada beberapa Purbaya di Lampung ini,” sigi Pakho HBM, menyebut nama Menkeu baru Kabinet Merah Putih Prabowo, pengganti Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa.

Pakho menelisik, di Pemprov Lampung misal, saat ini menurutnya terdapat sedikitnya empat pejabat setempat yang menjalankan fungsi humas (dan dianggap cakap serta mampu adaptif dengan gaya komunikasi publik terbuka ala Mirza-Jihan, red), antara lain Sekdaprov Marindo Kurniawan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Thomas Amirico, dan Kadiskominfotik Ganjar Jationo.

Di penghujung sesi, Pakho HBM berpesan jua kepada peserta yang notabene humas pemerintah dan humas swasta, untuk tidak alergi terhadap wartawan. “Pertanyaannya (para wartawan, red) itu pertanyaan publik.”

“(Sifatnya) mengkonfirmasi. Mengajukan konfirmasi, itu lalu jadi produk jurnalistik. Jika tanpa konfirmasi maka dia akan menjadi produk jurnalistik yang sudah lepas etika jurnalistiknya. Kalau merasa tidak berimbang dan lalu tidak memanfaatkan momen itu (mekanisme hak jawab, red) secara sepihak. Yang perang di bawah, itu jurnalis dan humas,” pungkas Pakho HBM.

Sesi perdana ini, sedianya menghadirkan narasumber utama Gubernur Mirza, dilanjut narasumber pemantik Sekdaprov Marindo. Namun faktor kesibukan, ketua pelaksana Muzzamil pun ‘sat set’ memodifikasi, geser sesi dengan tema materi Sekdaprov Marindo seputar Humas As A Passion.

Dipandu moderator, host Rilis.ID TV, praktisi public speaking, MC kondang Novi Balga; sesi ini anteng. Peserta tampak masih “jaim” sebagian, dan suasana mencair saat mantan wartawati Lampung Post kini Humas Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Vera Aglisa, lalu merespons dengan ilustrasi bagaimana para rekannyi di humas kampus pengampu ajang tahunan Anugerah Humas ITERA ini bekerja.

“Humas itu hakikatnya ujung tombak dari penyelenggara negara, dan institusi publik,” poin Herman Batin Mangku.

Sebelum sesi materi, seremoni pembukaan dipandu MC Novi Balga, dilanjutkan laporan ‘ketuplak’ Muzzamil, sambutan Komisaris Bongkar Post Group Jauhari. Giliran Ketua PWI Provinsi Lampung Wirahadikusumah tengah berpidato, saat itu juga Gubernur Mirza tiba di lokasi disambut hangat dan sejenak pidato Wira terjeda lanjut jua.

Seusainya dilanjut sambutan video Ketua BPC Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) Lampung Yayan Sopian, setelahnya Gubernur Mirza yang didampingi oleh Kadiskominfotik Lampung Ganjar Jationo dan Sekretaris DPRD Provinsi Lampung Descatama Paksi Moeda, resmi membuka kegiatan.

Mirza lalu didaulat menyematkan ID Card empat peserta perwakilan, menerima cindera mata bingkai halaman pertama Bongkar Post, dan meninggalkan lokasi usai usai sapa tetamu beberapa meja bundar dan santap siang bersama. Mirza sumringah.

Turut hadiri pembukaan, Asisten I Setdakot Bandarlampung Wilson Faisal mewakili Walikota Eva Dwiana, Kadiskominfotiksan Pesawaran mewakili Bupati Nanda Indira, Kompol Andry dari Polda Lampung, utusan Dandim Bandarlampung, pimpinan institusi bisnis dan pemerintahan dan asosiasi profesi pengirim peserta, Tim Pendamping Gubernur Lampung yakni Darussalam dan Davit Kurniawan, perwakilan narasumber Herman Batin Mangku dan Juniardi, para awak media dan insan humas serta lainnya.

Termasuk, beri pemandangan menarik nan langka, kompak duduk semeja: pimpinan organisasi kewartawanan dan asosiasi perusahaan pers tingkat provinsi, yakni Ketua AWPI Lampung Barusman HM, Ketua KWRI Lampung Iqbal Putra Panglima, Ketua PWDPI Lampung Ahmad Hadi M, Ketua JMSI Lampung Ahmad Novriwan, dan utusan SMSI Lampung.

Sebagai informasi, Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan yang panen apresiasi ini bisa terselenggara berkat kerja keras Bongkar Post Group menggamit Pemprov Lampung, Pemkot Bandarlampung, PWI Provinsi Lampung, dan PERHUMAS Lampung.

Allah tidak tidur. Alhasil, tiga tagar terkait terbalut: #SalamHumasLampung, #HumasLampungBerdaya, dan #LampungMajuIndonesiaEmas, bergema.

“Saya Humas. Saya Berdaya. Saya Humas Berdaya,” ulang panitia demi menggelorakan semangat humas ramah digital ramah media di sepanjang dua hari taja. (Muzzamil)

Pos terkait