Tidak Diculik Kopassus, Tapi Ditangkap Soeharto

Foto. Istimewa

 

Bacaan Lainnya

Bongkar Post, Bandarlampung

Terus terang, sampai saat ini aku meyakini Tukul dan Bimpet tidak diculik. Dan, mereka berdua masih hidup dengan kondisi apapun. Mereka berdua tidak terlibat group perjuangan bersenjata dan tidak dilibatkan dalam organ legal KNPD.

Mereka berdua menurut aku secara instingtif menyelamatkan diri secara ekstrim memutus semua komunikasi, mungkin juga paranoid dan stress yang menyebabkan sesuatu yang kita gak tahu. Paska bom Tanah Tinggi menimbulkan rasa takut dan kecemasan.

Sedangkan Herman itu kemungkinan hidup atau mati itu sama besarnya. Kalau mati, mungkin di tangan Kopasus atau BIA, tapi kemungkinan bisa BIA, karena Herman itu seperri Reza dan Jati yang tidak ada alasan untuk tidak dilepas oleh Kopasus, mereka bertiga satu paket.

Aku yakin dia dilepas oleh Kopasus seperti saat dilepasnya Reza dan Jati. Tetapi, dilepasnya kemana? kalau seperti Reza dan Jati, mereka dilepas di suatu tempat. Tapi kalau dilepasnya seperti aku, maka diserahkan ke BIA lalu ke Polisi. Pertanyaannya, apakah ada urgensinya Herman dibawa ke polisi karena tidak ada tuduhan pidana seperti aku yang soal kasus bom.

Soal Suyat aku yakin dia tewas di markas Karang Manjangan atau sebuah tempat di sekitar Solo setelah ditangkap, tentu karena mengalami penyiksaan berlebihan, bahkan banyak luka juga di sekujur tubuhnya.

Suyat, sebelumnya ditugaskan di organ legal KNPD, tetapi karena memiliki kemampuan membuat detonator dengan metode ” jam duduk” dia ditarik dalam group perjuangan bersenjata.

Pada waktunya kita harus bertanya soal Suyat dan Herman secara terbuka atau penyelidikan diam pada pelaku yang masih hidup meski mereka sudah pernah diadili.

Itu prioritas pertama. Suyat jelas ada yang melihat ketika diambil, lalu tidak kembali pulang dan posisinya tidak bersama di tahanan kopasus Cijantung.

Sementara Herman fokus kita bertanya dan menyelidiki dilepas di mana dia saat itu. Karena Herman ada bersama di tahanan Kopasus bersama Reza dan Jati. Tapi sekali lagi, posisi Herman bukan terlibat di group perjuangan bersenjata yang mengakibatkan bom tanah tinggi meledak.

Dalam sebuah wawancara aku pernah bilang, kita tidak diculik kopasus, melainkan ditangkap Soeharto. Seluruh Instrumen hukum dan kekerasan yang dimiliki Soeharto sudah tidak mampu melakukan penangkapan atas gerilya kota PRD bawah tanah.

Itulah kenapa akhirnya kopassus diturunkan, selain juga karena kita sudah menggunakan bom sebagai alat perjuangan dalam kesimpulan rejim Soeharto. Meskipun sesungguhnya bom kita punya maksud bukan untuk membunuh dan menyerang siapapun, soal bom itu untuk apa itu biar jadi misteri. Yang jelas, bom itu bukan untuk membunuh manusia atau membuat teror dan kekacauan.

(Andi Arief)

Pos terkait