Bongkar Post
Bandar Lampung, BP
Dalam rangka Lampung Begawi 2023, Tanivest bekerjasama dengan Bank Indonesia mengadakan Talkshow dengan tema “Mengetahui Potensi Market Lada Hitam dan Kopi”. Kegiatan yang dimoderatori Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Elfira Umihanni, SP, MT, digelar di Lampung City Mall, Telukbetung, pada Sabtu (13/5/2023).
Gunawan Wahab, Komisaris Utama Tanivest Group, memaparkan perusahaannya yang bergerak di bidang hulu ke hilir.
“Perusahaan kami telah membangun 33 kluster di Indonesia, dengan sistem kemitraan,” ujar Gunawan, seraya mengatakan pihaknya membangun digitalisasi pertanian agar lebih efektif.
Sementara, Suminta, narasumber dari Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) mengaku adanya kendala dalam mengekspor lada. Salah satunya adalah adanya spesifikasi yang ketat di negara pengekspor misal di negara – negara Eropa yang menetapkan aturan bebas pestisida, atau kadar yang sangat rendah.
Tak hanya itu. Dikatakan Suminta, perubahan iklim juga sangat mempengaruhi produktivitas kopi dan lada.
“Bulan Agustus ini kita jangan berharap panen lada yang besar. Tahun ini di Indonesia terjadi penurunan produksi lada terbesar,” ungkap Suminta.
Menurutnya, supply lada tidak akan berkurang selama masih mengkonsumsi daging, terutama di negara Eropa. Dimana Amerika menjadi negara pengekspor lada terbesar.
Kemudian dari Universitas Lampung, Prof. DR. Nairobi, mengatakan, Indonesia dijajah oleh negara Eropa karena memiliki lada.
Nairobi melihat skala ekonomi di Indonesia masih skala kecil perorangan, sementara di Eropa skala industri.
“Bagaimana menggabungkan yang skala kecil ini menjadi satu, memiliki skala yang sama agar efisien,” ujar Nairobi.
Dia pun menilai bahwa banyak hal di kelembagaan yang harus dibenahi.
“Bagaimana efisien dengan produk yang ada, bagaimana imej kopi dan lada itu harus dimunculkan agar konsumsi meningkat,” pungkasnya. (tk)