Surah at-Tin: Seseorang tidak Diperkenankan Bersumpah Atas Nama Mahluk, Betapapun Mulia dan Agungnya Mahluk 

 

 

Bacaan Lainnya

Surah at-Tin: Seseorang tidak Diperkenankan Bersumpah Atas Nama Mahluk, Betapapun Mulia dan Agungnya Mahluk 

 

Oleh: Arsiya Heni Puspita

(Jurnalis dan Penulis)

 

Surah ini dinamakan at- Tin artinya Buah Tin. Kata tersebut diambil dari ayat pertama surah ini. Nama lainnya surah Wa at-Tin.

Surah ini merupakan surah ke-95 dalam al-Qur’an terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rosulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rosulullah belum hijrah ke Madinah.

Surah ini adalah surah yang ke-28 jika ditinjau dari bilangan turunnya surah-surah dalam al-Qur’an. Ia turun sebelum surah al-Buruj dan sesudah surah Quraisy.

Tema utama surah ini adalah uraian tentang manusia dan keniscayaan adanya pembalasan dan ganjaran yang akan diterima pada hari Kiamat nanti. Demikian tafsir al-Misbah.

Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.

Terjemahan QS. at- Tin (Buah Tin) 95: 1 – 3

“Demi Tin dan Zaitun (1). Dan demi bukit Sinai (2). Dan demi kota yang aman ini (3).”

Tafsir QS. at- Tin (Buah Tin) 95: 1 – 3

Aku Allah bersumpah demi buah atau tempat tumbuhnya Tin dan Zaitun. Dan demi bukit Sinai tempat Nabi Musa as memperoleh wahyu Ilahi. Dan demi kota yakni Mekah yang aman ini tempat Nabi Muhammad saw pertama kali menerima wahyu.

Surah at-Tin diuraikan keadaan jenis manusia dengan potensi baik buruknya. Bila mereka ingin mengembangkan potensi baik maka mereka menjadikan Rasulullah insan kamil atau manusia sempurna sebagai suri teladan serta mengikuti petunjuk Allah swt.

Banyak hadits yang menekankan keharusan seorang muslim bersumpah dengan nama, sifat atau perbuatan Allah swt. Seseorang tidak diperkenankan bersumpah atas nama mahluk, betapapun mulia dan agungnya mahluk tersebut.

Allah swt bersumpah atas nama mahluk-Nya karena Allah bebas melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Berdasarkan firman-Nya, QS. al-Anbiya (Para Nabi) 21: 23, “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya tetapi merekalah yang akan ditanya.” Setiap muslim yakin bahwa perbuatan Allah swt penuh hikmah dan bijaksana.

Tujuan sumpah manusia adalah untuk meyakinkan mitra bicara tentang kebenaran ucapannya. Keyakinan tersebut datang dari celah sumpah manusia terdapat janji yang tersirat pada sumpah yang diucapkannya bahwa ia bersedia menerima kutukan apabila sumpahnya tidak benar.

Ajaran Islam menyatakan bahwa tidak ada yang berwenang menjatuhkan kutukan kecuali Allah swt maka setiap muslim dilarang bersumpah kecuali dengan menggunakan nama, sifat, dan perbuatan Allah SWT.

Berbeda dengan sumpah Allah swt, walaupun sumpah-Nya adalah untuk meyakinkan pihak lain namun untuk meyakinkannya bukan seperti cara manusia tetapi memberi argumentasi tentang kebenaran ucapan tersebut.

Allah swt memilih sesuatu yang mempunyai kaitan erat dengan kandungan sumpah-Nya. Surah at-Tin Allah swt memilih empat hal yaitu at-Tin, az-Zaitun, Thur Sinin, dan al-Balad al-Amin sebagai bukti kebenaran sumpah-Nya.

Maksud kata at-Tin dan az-Zaitun ada beberapa pendapat diantaranya:

a. Para ahli tafsir menunjuk pada dua tempat, Nabi Musa as dan Nabi Muhammad saw menerima wahyu.

b. At-Tin adalah bukit tertentu di Damaskus, Syiria. az-Zaitun adalah tempat Nabi Isa as menerima wahyu.

c. Az-Zaitun adalah gunung di Yerussalem (al-Quds) tempat Nabi Isa as diselamatkan dari usaha pembunuhan.

d. at-Tin dikaitkan dengan Nabi Ibrahim as.

e. Berdasarkan al-Qasimi dalam tafsirnya Muhasin at-Ta’wil menyatakan bahwa at-Tin nama pohon tempat pendiri agama Budha mendapat bimbingan Ilahi. Orang Budha pohon ini dinamai pohon Bodhi (Ficus religiosa) atau pohon Ara Suci yang terdapat di kota kecil Gaya daerah Bihar. Ia adalah seorang nabi.

f. at-Tin dan az-Zaitun adalah jenis buah. Buah Tin jenis buah yang banyak di Timur Tengah, bila matang berwarna coklat, berbiji, rasanya manis, dan mempunyai kadar gizi yang tinggi serta mudah dicerna. Ia sebagai obat penghancur batuan pada saluran kemih dan penyembuh ambeien (wasir) sesuai dengan sabda Rasulullah “Makanlah buah Tin karena ia menyembuhkan wasir”.

Zaitun yang disebut empat kali dalam al-Qur’an merupakan tumbuhan perdu, pohonnya berwarna hijau, banyak tumbuh di daerah Laut Tengah. Tumbuhan ini dinamai oleh al-Qur’an Syajarah Mubarakah (pohon yang banyak mengandung manfaat berdasarkan QS. an-Nur (Cahaya) 24: 35.

Buahnya ada yang hijau dan hitam pekat berbentuk seperti anggur, dimakan sebagai asinan, dan dibuat minyak yang sangat jernih untuk berbagai manfaat.

g. Mufasir besar, ath-Thabari, orang Arab tidak mengenal kata Zaitun sebagai nama tempat namun jenis tumbuhan atau buah.

h. Penafsir al-Maraghi, at-Tin adalah masa Nabi Adam as saat makan buah terlarang dan akhirnya menutupi auratnya dengan daun ini. az-Zaitun adalah masa Nabi Nuh as beberapa saat perahu sebelum berlabuh ia melihat burung membawa daun Zaitun pertanda keamanan dan keselamatan. Pendapat ini berdasarkan Perjanjian Lama.

YaaRobbanaa, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Kabulkanlah permohonan kami.

Maha Benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.

Pos terkait