Artikel
Surah at-Takwir: Gambaran Peristiwa Luar Biasa, Alam Raya Porak-poranda
Oleh: Arsiya Heni Puspita
(Jurnalis dan Penulis)
Surah ini dinamakan at-Takwir artinya Digulung. Kata tersebut diambil kuwwirat dari ayat pertama surah ini.
Surah ini merupakan surah ke-81 dalam al-Qur’an terdiri dari 29 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rosulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rosulullah belum hijrah ke Madinah.
Surah ini adalah surah yang ke-7 jika ditinjau dari bilangan turunnya surah-surah dalam al-Qur’an. Ia turun sesudah surah al-Fatihah dan sebelum surah al-A’la.
Tujuan utama surah ini adalah tentang hari Kiamat dan balasan yang akan diterima setiap manusia. Ancaman keras akan siksa yang terjadi pada hari Kiamat bagi manusia yang mengingkari al-Qur’an. Demikian tafsir al-Misbah.
Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.
Terjemahan QS. at-Takwir (Digulung) 81: 1 – 6
“Apabila matahari dililitkan (1). Dan apabila bintang-bintang berjatuhan (2). Dan apabila gunung-gunung diperjalankan (3). Dan apabila unta-unta yang mengandung di bulannya yang kesepuluh ditinggalkan (4). Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5). Dan apabila samudra dipanaskan”. (6)
Tafsir QS. at-Takwir (Digulung) 81: 1 – 6
Surah ini dimulai dengan uraian tentang Kiamat dan gambaran yang jelas tentang kejadiannya. Apabila matahari dililitkan yaitu digulung dengan mudah. Dan apabila bintang-bintang keseluruhannya kecil atau besar berjatuhan dengan sendirinya atau pudar cahayanya.
Dan apabila gunung-gunung diperjalankan yaitu digerakkan dari tempatnya. Dan apabila unta-unta yang mengandung di bulannya yang kesepuluh ditinggalkan. Dan apabila binatang-binatang liar dibangkitkan dikumpulkan di Padang Masyhar. Dan apabila samudra dipanaskan atau dipenuhkan karena bergabungnya lautan menjadi satu sehingga menjadi lautan api.
Kata kuwwirat dari kata kawwara yaitu menghimpun sesuatu ke sesuatu yang lain dengan cara melipatnya. Kata ini berasal dari bahasa Persia untuk menggambarkan sorban yang terlilit di kepala. Maksudnya adalah rusaknya sistem sehingga matahari hancur berantakan.
Ayat-ayat diatas tersusun sedemikian rapi. Dimulai dengan penyebutan matahari yang merupakan benda angkasa terbesar dan paling berpengaruh bagi kehidupan manusia. Kemudian, benda angkasa lainnya, gunung yang menjulang ke angkasa.
Setelah itu, menukik ke bawah yaitu daratan dengan menampilkan binatang unta yang menjadi andalan dan harta yang paling berharga bagi masyarakat jahiliyah, lalu binatang buas dan berakhir dengan lautan.
Ayat-ayat ini menggambarkan peristiwa-peristiwa luar biasa yang berbeda dengan apa yang selama ini di kenal kehidupan duniawi. Alam raya berjalan dan harmonis akan porak-poranda. Ketika itu hakikat-hakikat yang selama ini tersembunyi akan nampak.
Perbuatan selama ini yang diduga disembunyikan atau tidak akan dipertanggungjawabkan akan nyata dan dituntut pertanggungjawabannya.
Yaa Robbana, ampunilah kami dan kedua ibu bapak kami dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab atau hari kiamat. Kabulkanlah permohonan kami.
Maha Benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.
 
									
 
											





