Surah al-Qari’ah: Hari Kiamat Mengetuk Dengan Keras Telinga dan Memekakkan, Pikiran, Jiwa Manusia

 

 

Bacaan Lainnya

Surah al-Qari’ah: Hari Kiamat Mengetuk Dengan Keras Telinga dan Memekakkan, Pikiran, Jiwa Manusia

Oleh: Arsiya Heni Puspita

(Jurnalis dan Penulis)

 

Surah ini dinamakan al-Qari’ah artinya Mengetuk dengan keras. Kata tersebut diambil dari ayat pertama surah ini.

Surah ini merupakan surah ke-101 dalam al-Qur’an terdiri dari 11 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rasulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rasulullah belum hijrah ke Madinah.

Surah ini adalah surah yang ke-30 jika ditinjau dari bilangan turunnya surah-surah dalam al-Qur’an. Ia turun sesudah surah Quraisy dan sebelum surah al-Qiyamah.

Tema utama adalah uraian tentang hari Kiamat, bagaimana kejadiannya serta apa yang akan dihadapi manusia. Demikian tafsir al-Misbah.

Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.

Terjemahan QS. al-Qari’ah (Mengetuk dengan keras) 101: 1 – 5

“al-Qari’ah(1). Apakah al-Qari’ah itu? (2) Dan apakah yang menjadikan engkau tahu apakah al-Qari’ah itu? (3) Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang beterbaran (4). Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan (5)”.

Tafsir QS. al-Qari’ah (Mengetuk dengan keras) 101: 1 – 5

Surah ini berbicara tentang hari Kiamat dari awal kejadiannya yang mengetuk dengan keras telinga, pikiran, dan jiwa manusia serta menjelaskan sekelumit dari proses pemeriksaan yang diuraikan surah sebelumnya.

Allah swt berfirman, ditemukan apa yang ada di dalam dada pada hari Kiamat atau al-Qariah yaitu suara yang keras mengetuk sehingga memekakkan telinga. Untuk menampilkan kedahsyatannya sekaligus mengundang perhatian pendengarnya maka ayat diatas menyatakan:

Apakah al-Qari’ah yaitu suara yang memekakkan itu? Ia sungguh sangat menegangkan dan mencemaskan. Dan apakah yang menjadikan engkau tahu apakah al-Qari’ah itu? Yakni ia sangat sulit engkau jangkau hakikatnya walaupun engkau berusaha sekuat kemampuanmu.

Di sana terjadi hal-hal yang tidak dapat dicakup penjelasnnya oleh bahasa manusia, tidak juga tergambar kedahsyatannya oleh nalar mereka. Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang beterbaran karena banyaknya dan bertumpuknya manusia serta lemahnya mereka.

Sebagian besar mereka terjerumus dalam api yang menyala-nyala dan gunung-gunung yang engkau lihat sedemikian tegar menjadi seperti bulu yang demikian ringan dihambur-hamburkan sehingga bagian-bagiannya diterbangkan angin.

Kata al-Qari’ah berasal dari kata qara’a artinya mengetuk. Ini karena suara yang menggelegar diakibatkan kehancuran alam raya sedemikian kerasa sehingga bagaikan mengetuk lalu memekakkan telinga bahkan hati dan pikiran manusia.

Ketika itulah terjadi ketakutan dan kekalutan yang luar biasa sebagai dampak dari suara bagaikan ketukan keras itu. Ulama menegaskan bahwa penggunaan bahasa Arab menggunakan kata qari’ah dalam arti semua peristiwa yang besar dan mencekam, disertai suara keras ataupun tidak.

Pengulangan kata al-Qariah pada ayat kedua bertujuan menggambarkan rasa heran serta takut yang mencekam. Keadaan saat itu diilustrasikan walau dalam bentuk sederhana adanya orang yang mengetuk rumah dengan keras tidak seperti selama ini dikenal, sehingga yang di dalam rumah bertanya dan ketakutan, “Siapa yang mengetuk itu?”

Yaa Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Kabulkanlah permohonan kami.

Maha Benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.

Pos terkait