Surah Al-Qamar: Masa Nabi Muhammad SAW Bulan Terbelah Dua
Oleh: Arsiya Heni Puspita
(Jurnalis dan Penulis)
Surah ini dinamakan Al-Qamar artinya Bulan diambil dari permulaan ayat pada surah ini. Ia turun sekitar tahun kelima sebelum hijrah. Nama ini telah dikenal masa Rosulullah saw. Nama lainnya, surah Iqtarobat as-Sa’ah.
Surah ini merupakan surah kelima puluh empat dalam Al Qur’an terdiri dari 55 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rosulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rosulullah belum hijrah ke Madinah.
Surah ini adalah surah yang ketiga puluh tujuh jika ditinjau dari bilangan turunnya surah-surah dalam Al-Qur’an. Dia turun sesudah surah Ath-Thariq dan sebelum surah Shaad.
Tema utama adalah uraian mengenai betapa besar keangkuhan kaum musyrikin terhadap ayat-ayat Allah swt serta ancaman pada mereka juga mengingatkan mereka nasib yang menimpa para pembangkang dengan kekalahan di dunia dan siksa pedih di akhirat.
Lainnya, uraian dari awal hingga akhir merupakan serangan yang sangat mencekam dan menakutkan bagi pengingkar ayat-ayat Allah swt serta di saat yang sama memberikan ketenangan sangat dalam bagi orang-orang mukmin. Demikian tafsir Al-Misbah.
Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.
Terjemahan QS. Al-Qamar (Bulan) 54: 1 “Telah sangat dekat Kiamat dan telah terbelah bulan”.
Tafsirnya, kalimat insyaqqa al-qamar menggunakan bentuk kata kerja masa lampau. Suatu Ketika pada masa Nabi Muhammad saw bulan pernah terbelah dua.
Ibn Mas’ud berkata, suku Quraisy di Mekah meminta bukti pada Rosulullah saw atas kebenaran risalah-Nya dengan membelah bulan menjadi dua. Maka Allah swt mengabulkan permintaan itu dan bulanpun terbelah, sebelah terlihat di kanan gua Hira dan belahan kedua di sebelah kirinya. (HR. Bukhari).
Riwayat menyangkut peristiwa ini sangat popular, sekian banyak sahabat Rosulullah saw menceritakannya antara lain Anas lbn Malik, lbn Umar, Hudzaifah, Jabair lbn muth’im, lbn Abbas, dan lain-lain.
Semua ciptaan Allah swt sungguh mengagumkan dan semua adalah ayat. Terbelahnya bulan bukan sesuatu mustahil buat akal walaupun mustahil menurut kebiasaan.
Prof. Zaghlul an-Najjar, seorang pakar geologis, pemikir, dan ilmuan Mesir kontemporer menulis penelitian ilmiahnya terhadap bulan yang membuktikan adanya retak-retak pada bagian bulan yang tidak mungkin terjadi kecuali bulan itu pernah terbelah.
Yaa Robbana, kami telah menzalimi diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. Kabulkanlah permohonan kami. Maha benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.