Surah al-Munafiqun: Sifat, Ucapan, dan Kelakuan Orang Munafik

Artikel

 

Bacaan Lainnya

Surah al-Munafiqun: Sifat, Ucapan, dan Kelakuan Orang Munafik

Oleh: Arsiya Heni Puspita

(Jurnalis dan Penulis)

 

Surah ini dinamakan al-Munafiqun atau al-Muanfiqin artinya Orang-Orang Munafik. Surah ini menerangkan sifat, ucapan, dan kelakuan orang munafik pada ayat kesatu sampai ayat kedelapan. Nama surah ini sudah dikenal sejak masa Nabi Muhammad saw.

Surah ini merupakan surah ke-63 dalam al-Qur’an terdiri dari 11 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Madaniyyah, artinya diturunkan setelah Rosulullah hijrah ke Madinah. Surah ini turun sesudah perang Bani al-Musthalaq pada tahun kelima Hijrah. Surah ini turun sesudah surah al-Ahzab.

Tujuan utama surah ini adalah uraian tentang kemunafikan serta peringatan agar tidak mencederai iman dengan amalan lahir dan batin yang buruk yaitu berbeda ucapan dan perbuatan.

Kemunafikan di kalangan umat lslam baru dikenal periode Madinah karena saat Nabi Muhammad saw di Mekah kondisi umat lslam masih sangat lemah, banyak umat lslam menyembunyikan keimanannya. Juga penduduk Mekah terutama tokoh-tokohnya secara terang-terangan memusuhi setiap orang yang memeluk lslam.

Sedangkan di Madinah Ketika itu umat lslam tekah memiliki kekuatan. Memang jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw, masyarakat Madinah telah mengetahui melalui pergaulan mereka dengan masyarakat Yahudi bahwa akan hadir seorang nabi yang diutus Allah swt.

Setelah Rasulullah diutus, orang-orang Yahudi enggan menyambut Nabi Muhammad saw karena bukan dari golongan Yahudi. Masyarakat Arab langsung menyambut dakwah Rasulullah sehingga hampir semua warga Arab telah memeluk lslam.

Kekuatan lslam berhasil mempersaudarakan kelompok besar yang selama ini berlawanan yaitu suku Aus dan Suku Khazraj dengan ini menjadikan Rasulullah dan umat lslam sangat diperhatikan, dari sinilah lahir orang-orang munafik umumnya dari orang-orang Yahudi atau yang akrab dengan mereka. Demikian tafsir al-Misbah.

Adapun ciri-ciri orang munafik berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.

Pertama, berkata bohong yaitu menyampaikan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan yang telah diketahui oleh penyampainya. Kedua, hati tertutup dari kebenaran yang datang dari Allah swt. Lalu, ketiga, hanya memperhatikan sisi lahiriyah dan mengabaikan sisi batiniyah.

Mereka diibaratkan bagaikan kayu yang bersandar tidak memiliki pijakan hidup, tidak memiliki daya hidup serta tidak memiliki buah yang dapat dinikmati. Tokoh munafik yang dibicarakan surah ini adalah Abdullah lbn Ubay, memiliki tubuh yang tegar, lidah yang fasih lagi tampan.

Orang munafik adalah musuh dalam selimut karena itu waspadalah terhadap mereka. Allah membinasakan mereka dengan mengutuk dan menjauhkan mereka dari Rahmat-Nya.

Selanjutnya, keempat, enggan menerima seruan Rasulullah, mereka berpaling sangat angkuh. Maka, Allah swt tidak akan memberikan petunjuk pada mereka. Mengikuti tuntunan llahi mengantarkan manusia menuju derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat.

Kelima, mereka menghalang-halangi orang yang ingin berinfak di jalan Allah swt. Terakhir, keenam, mereka mengklaim dirinya mulia padahal milik Allah swt segala kemulian juga milik Rasulullah dan orang-orang mukmin kemulian karean keimanan yang mantap pada Allah swt.

Sementara orang beranggapan bahwa kemuliaan adalah kekayaan materi, banyak pengikut serta kuatnya pengaruh. Keburukan sifat orang munafik adalah kecintaan yang luar biasa terhadap harta benda dan anak-anak.

Yaa Allah, Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu. Kabulkanlah permohonan kami.

Maha benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.

Pos terkait