Artikel
Surah al-Jinn: Kemuliaan Nabi Muhammad SAW, Ajarannya Melampaui Jenis dan Manusia, Disambut Baik oleh Jin
Oleh: Arsiya Heni Puspita
(Jurnalis dan Penulis)
Surah ini dinamakan al-Jinn artinya Jin. Kata Jin diambil dari ayat pertama surah ini. Surah ini turun pada tahun ke-10 atau ke-11 dari kenabian atau sekitar tiga tahun sebelum Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Surah ini turun setelah Rasulullah kembali dari Thaif menemui suku Tsaqif yang ketika itu ia tidak disambut dengan baik. Nama lainnya, surah Qul Uhiya Ilayya.
Surah ini merupakan surah ke-72 dalam al-Qur’an terdiri dari 28 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rosulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rosulullah belum hijrah ke Madinah.
Surah ini adalah surah yang ke-40 jika ditinjau dari bilangan turunnya surah-surah dalam Al-Qur’an. la turun sesudah surah al-A’raf dan sebelum surah Yasin.
Tujuan utama surah ini adalah gambaran tentang kemuliaan Nabi Muhammad saw dengan ajarannya yang melampaui jenis dan manusia bahkan disambut baik oleh jin.
Tujuan utama lainnya, Allah swt melunakkan hati manusia, jin, dan mahluk lain sehingga Rasulullah mampu menguasai hati manusia dan jin. Demikian tafsir al-Misbah.
Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.
Terjemahan QS. al-Jinn (Jin) 72: 1 – 3
Katakanlah: “Telah diwahyukan kepadaku bahwa, sekelompok jin telah mendengarkan dengan tekun, lalu berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (1). Ia memberi petunjuk ke jalan yang benar, maka kami beriman kepadanya dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan dengan Tuhan kami suatu apapun (2). Dan bahwa Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami. Dia tidak mengambil seorang istri dan tidak (pula) anak”. (3)
Tafsir QS. al-Jinn (Jin) 72: 1 – 3
Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir untuk seluruh mahluk di seluruh penjuru dunia. Kaum Rasulullah memiliki banyak kesamaan dengan kaum Nabi Nuh as sampai nama-mama berhala yang mereka sembah. Namun demikian, umat Rasulullah menerima ajakannya dengan jumlah yang berlipat ganda dari umat Nabi Nuh as kendati kehadiran Nabi Muhammad saw sangat singkat.
Ini disebabkan karena keagungan al-Qur’ah dan awal surah ini mengingatkan hal tersebut serta kecaman pada masyarakat Arab yang tidag bersegera menyambut dakwah Rasulullah padahal mereka mengetahui al-Qur’an baik lafal dan maknanya. al-Qura’an menggunakan bahasa mereka dan Rasulullah dari suku bangsa mereka juga bahkan orang terdekat mereka.
Tafsir ayar 1, Allah swt berfirman, katakanlah wahai Nabi Muhammad saw kepada manusia seluruhnya, khususnya yang mengingkari kerasulanmu bahwa, “Telah diwahyukan kepadaku yaitu telah diberitahukan kepadaku oleh Allah swt melalui perantaraan malaikat Jibril dan dengan cara tersembunyi.
Bahwa, sekelompok jin telah mendengarkan dengan tekun, bacaanku terhadap ayat-ayat al-Qur’an ketika aku membacanya di Bathn Mekah, suatu tempat antara Thaif dan Mekah saat aku melaksanakan sholat subuh.
Lalu, mereka para jin itu berkata kepada kaumnya setelah mereka kembali ketempat mereka bahwa, “Sesungguhnya kami telah mendengarkan bacaan sempurna yang sangat indah lagi menakjubkan kata-kata dan kandungannya. Kami belum pernah mendengar bacaan siindah itu”.
Ayat 2, ia memberi petunjuk dengan jelas lagi lemah lembut dan ke jalan yang benar. Kami sadar bahwa bacaan itu tidak mungkin hasil perbuatan mahluk. Itu pasti merupakan firman Allah swt Yang Maha Esa.
Maka kami semua yang mendengarnya beriman kepadanya dan kami sekali-kali sejak saat ini tidak akan mempersekutukan dengan Tuhan pemelihara dan pembimbing yang menurunkan bacaan mulia itu dengan suatu apapun dari mahluk-mahluk-Nya.
Terakhir ayat 3, setelah mereka menjelaskan tekadnya untuk tidak mempersekutukan Allah swt. Mereka menggambarkan penyucian Allah swt dari segala kekurangan dengan berkata, “Dan bahwa Maha Tinggi sehingga tidak terjangkau oleh siapapun dan apapun kebesaran Tuhan kami. Dia tidak memerlukan seorang istri dan tidak (pula) anak”.
Kata jinn dari kata janana artinya tersembunyi, ia tercipta dari api (QS. ar-Rahman {55}: 15). Kesempurnaan, kebesaran, dan keagungan Allah swt yang tidak butuh kepada anak dan pasangan.
Istri dibutuhkan sebagai pendamping hidup, pemenuhan kemesraan serta untuk mendapat anak, sedegankan anak dibutuhkan untuk membantu dan melanjutkan keturunan. Allah swt tidak butuh, lagi Maha Kaya dan Agung karena itu Allah swt tidak memiliki pasangan dan anak.
Yaa Robbana, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru pada keimanan, yaitu ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,’ maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang selalu berbuat kebaikan. Kabulkanlah permohonan kami.
Maha benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.