Surah al-Bayyinah: Nabi Muhammad SAW Bukti Nyata Hakikat Sejarah dan Iman
Oleh: Arsiya Heni Puspita
(Jurnalis dan Penulis)
Surah ini dinamakan al-Bayyinah artinya Bukti yang nyata. Kata tersebut diambil dari ayat pertama surah ini. Nama lainnya surah Lam Yakun, al-Bayyinah, al-Qayyimah bunyi kata terakhir pada ayat ketiga, al-Bariyyah yang disebut dua kali pada surah ini. Ahl al-Kitab, as Suyuti meriwayatkan bahwa nama ini tercantum dalam Mushaf Ubay Ibn Ka’b.
Surah ini merupakan surah ke-98 dalam al-Qur’an terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rosulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rosulullah belum hijrah ke Madinah.
Surah ini adalah surah yang ke-101 jika ditinjau dari bilangan turunnya surah-surah dalam al-Qur’an. Dia turun setelah surah ath-Thalaq dan sebelum surah al-Hasyr. Ia turun sekitar tahun 3 H atau 4 H.
Tema utama adalah uraian tentang risalah Nabi Muhammad saw untuk semua umat manusia atau unuversalitas karena ajarannya mengandung segala hal yang bermanfaat bagi manusia baik aqidah (kepercayaan) juga amal perbuatan.
Tema utama lainnya, tentang hakikat kesejarahan dan keimanan. Hakikat pertama adalah kehadiran Nabi Muhammad saw sebagai Rasul merupakan kebutuhan untuk mrngalihkan kaum Ahl al-Kitab dan kaum musyrikin dari kesesatan yang melanda mereka berdasarkan ayat pertama, kedua, dan ketiga.
Hakikat kedua, Ahl al-Kitab tidak bebrbeda pendapat tentang agama mereka karena kebodohan dan kekaburan ajaran, mereka berselisih setelah datangnya pengetahuan dan bukti pada mereka yang dijelaskan pada ayat keempat.
Hakikat ketiga yaitu sumber agama pada mulanya satu, prinsip ajaran mudah dan jelas, sehingga tidaka ada dalih yang menghantar pada perbedaan dan perselisihan seperti kandungan ayat kelima.
Kemudian hakikat keempat, orang kafir yang menutupi kebenaran ajaran ini setelah datangnya penjelasan kepada mereka adalah seburuk-buruknya mahluk sedangkan orang beriman dan beramal saleh adalah sebaik-baik mahluk maka balasan dan ganjaranpun berbeda.
Tujuan utama selanjutnya, kitab suci al-Qur’an adalah kitab yang sempurna dan sangat tinggi kandunggannya. Dia adalah cahaya dan petunjuk menuju surga. Dia membagi manusia menjadi dua kelompok besar yaitu orang yang meraih hidayah Allah swt dan orang yang celaka. Demikian tafsir al-Misbah.
Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.
Terjemahan QS. al-Bayyinah (Bukti yang nyata) 98: 1
“Orang-orang yang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata”.
Tafsir QS. al-Bayyinah (Bukti yang nyata) 98: 1
Orang-orang yang kafir yakni Ahli Kitab yaitu orang Yahudi dan Orang Nasranu dan orang-orang musyrik mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan agama dan kepercayaannya sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata yaitu Rasulullah
Yang dijanjikan Allah swt dan tercantum sifat-sifatnya dalam kitab suci kaum Yahudi dan Nasrani, ini bagi Ahli Kitab berupa mukjizat indrawi yang mereka lihat secara gamblang bagi kaum musyrikin.
Sebelum kehadiran Nabi Muhammad saw, kaum Yahudi yang bermukim di Madinah seringkali berdo’a pada Allah swt: “Wahai Tuhan! Menangkanlah kami atas musuh-musuh kami, demi Nabi yang Engkau sebutkan sifatnya dalam Taurat.”
Mereka juga mengatakan kepada musuh-musuh, jika Nabi yang kami nantikan datang kami akan menyambut dan mempercayainya dan kami akan mengalahkan kalian (QS. al-Baqarah 2: 89). Maka kaum Yahudi dan Nasrani menyatakan, kami akan meninggalkan tuntunana agama yang selama ini kami percayai jika Nabi yang dijanjikan itu mengajari kami.
Diketahui, umat manusia sebelum datangnya Nabi Muhammad saw benar-benar berada dalam kegelapan. Kaum Musyrikin Mekkah yang mengaku mengikuti agama Nabi Ibrahim as menyembah berhala. Kehidupan mereka penindasan yang kuat atas yang lemah dan saling berperang.
Kaum Yahudi yang mengaku mengikuti ajaran Nabi Musa as, nilai-nilai spiritual diabaikan, menganiaya siapapun yang bukan kelompok mereka. Kaum Nasrani yang mengaku pengikut Nabi Isa as telah tenggrelam dalam pengkultusan sehingga menjadikannya anak Tuhan.
Semua enggan meninggalkan agama dan kepercayaannya padahal keadaan itu mengancam seluruh umat manusia.
Yaa Robbanaa, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Kabulkanlah permohonan kami.
Maha Benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.







