Artikel
Surah al-A’la: Sucikanlah Nama Allah SWT Yang Maha Tinggi
Oleh: Arsiya Heni Puspita
(Jurnalis dan Penulis)
Surah ini dinamakan al-A’la artinya Yang paling tinggi. Kata tersebut diambil dari ayat pertama surah ini. Nama lainnya surah Sabihisma Rabbika al-A’la atau Sabbih atau Sabbihisma. Surah ini paling disukai atau sering dibaca Nabi Muhammad, SAW.
Rasulullah membacanya pada rakat pertama shalat Jum’at, Shalat Ied, shalat witir, dan sesekali rakat pertama shalat magrib.
Surah ini merupakan surah ke-87 dalam al-Qur’an terdiri dari 19 ayat, termasuk golongan surah Makkiyyah, artinya diturunkan saat Rosulullah masih di Mekah. Kata lainnya, Rosulullah belum hijrah ke Madinah.
Surah ini adalah surah yang ke-7 jika ditinjau dari bilangan turunnya surah-surah dalam al-Qur’an. Ia turun sesudah surah Idza asy-Syamsu Kuwwirat.
Tujuan utama surah ini adalah tentang pensucian Allah swt dan penetapan keesaan-Nya serta kuasa-Nya mencipta dan memberi tuntunan wahyu kepada para nabi guna menuntun manusia ke jalan yang benar. Demikian tafsir al-Misbah.
Adapun tafsir secara singkat berdasarkan Tafsir al-Misbah “Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an” karya M. Quraish Shihab yang diterbitkan oleh Lentera Hati.
Terjemahan dan tafsir QS. al-A’la (Yang paling tinggi) 87: 1.
Sucikanlah yaitu jauhkanlah dari benak, ucapan dan perbuatanmu, siapapun engkau, segala sifat kekurangan dan tidak wajar terhadap nama Tuhanmu Yang Mahatinggi dalam kedudukannya.
Kata sabbih adalah bentuk perintah dari kata sabbaha dari kata sabaha yang berarti menjauh. Seseorang yang berenang dilukiskan dengan kata tersebut karena pada hakikatnya dengan berenang ia menjauh dari posisi semula.
Bertasbih dalam pengertian agama berarti menjauhkan Allah swt dari sifat kekurangan, kejelekan, dan kesempurnaan yang terbayang dalam benak. Ada tujuh surah yang dimulai dengan akar kata sabaha dalam berbagai bentuk.
Kata al-a’la merupakan bentuk superlativ dari kata al-aliy dengan makna ketinggian. Allah swt Maha Tinggi sekaligus menaklukan semua mahluk, tiada ketinggian dalam kedudukan melebihi ketinggian-Nya.
Ketinggian Allah swt tidak bersifat material atau keberadaan pada suatu tempat dan immaterial. Allah swt Maha Tinggi, Dia tidak dapat terjangkau dan tidak pula serupa dengan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, dan tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya. Ayat diatas berpesan, sucikanlah nama Allah swt pemeliharamu yang Maha Tinggi.
Yaa Robbanaa, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami Kembali. Kabulkanlah permohonan kami.
Maha Benar Allah dalam segala Firman-Nya dan Maha Benar Nabi Muhammad Saw. Wallahu a’lam bishowab.