Sempat Dapat Ancaman Pembunuhan, Orang Tua Korban Mahasiswa Unila Menuntut Hukuman Seberat-beratnya

Sempat Dapat Ancaman Pembunuhan, Orang Tua Korban Mahasiswa Unila Menuntut Hukuman Seberat-beratnya

 

Bacaan Lainnya

Bongkarpost.co.id, Bandarlampung

kasus meninggalnya Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, yang diduga dianiaya oleh seniornya saat mengikuti pendidikan dasar organisasi kampus, resmi dilaporkan Kepolda Lampung, pada hari Selasa (3/6/2025).

Orangtua korban Wirna Wani didampingi oleh LBH Bunga Mayang Icen Amsterly sudah melapor ke Polda Lampung, dengan Nomor Laporan STTLP/B/384/VI/2025/SPKT/Polda Lampung.

Berdasarkan keterangan dari orangtua korban, korban sempat pulang kerumah karena sakit dan banyak luka yang dialami korban, dan membuat postingan dikanal facebooknya agar berhati-hati memilih organisasi yang ada dikampus agar tidak terjadi seperti yang dialami anaknya.

“Anak saya menolak untuk tidak mau dirawat di rumah sakit, karena alasan diancam dibunuh kalau sampai mengadu,” ungkap orangtua korban.

“Suatu hari kondisi korban semakin memburuk, dan merasakan kram yang begitu sakit diarea tangan anak saya, sehingga kami sempat ditangani beberapa rumah sakit, kemudian yang terakhir diharuskan untuk berobat ke abdul moeloek untuk penanganan lebih lanjut,” sambungnya.

“Setelah dicek oleh dokter terdapat gumpalan darah yang menghambat otak anak saya, itulah yang menyebabkan anak saya kram, sehingga dirujuk untuk menuju abdoel moeloek, dan ditangani oleh dokter,” katanya lagi.

“Anak saya sempat bercerita adanya kekerasan yang dilakukan anak saya, yaitu ditendang dan diinjal dibagian dada, kepala dan kuku kaki korban pun terkelupas, sehingga anak saya didiagnosa adanya gumpalan darah yang menyumbat diarea kepala, maka dari itu saya sangat membantah pernyataan pihak kampus yang mengatakan bahwa anak saya punya penyakit tumor,” ungkapnya.

“Saya berharap pelaku bisa dihukum seberat-beratnya, dan untuk semua yang mempunyai anak-anak yang kuliah di unila jangan asal pilih organisasi, agar tidak terjadi kejadian seperti anak saya,”tutupnya. (Diki)

Pos terkait