PURNA – Fahrizal Darminto. | dok/Muzzamil
Bongkar Post
BANDARLAMPUNG – Jeda barang beberapa, hari-hari kedepan jemari barangkali takkan lagi karib dengan alfabet nama diri sosok ini, di papan QWERTY.
Namanya perlahan bakal sayup meredup, menghilang dari peredaran pusaran informasi. Genap 31 Oktober 2024, alias 10 hari usai HUT dia ke-60, hari terakhirnya sandang status Aparatur Sipil Negara (ASN), dengan jabatan terakhir prestisius idaman ASN se-Lampung, yakni sebagai Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung. Fahrizal Darminto.
Jum’at 1 November 2024, dia digantikan oleh Pj Sekdaprov Lampung, Fredy. Kebetulan belaka, huruf depan namanya sesama “F”.
Berikutnya, usai berganti Fredy, Fahrizal pun free. Bebas bangun siang. Bebas berkeringat pagi sore di jogging track Stadion Pahoman. Bebas kongkow mojok di Warkop Waw. Menikmati hari pertama, status purnabakti.
Nanti-nanti dulu, mau cek rumah di Jakbar, atau cek lahan di Kota Pagar Alam. Istirahat dulu sejenak. Tanpa takut dituduh membunuh waktu. Barangkali itu, kelindan rencana demi rencana, nikmati hari bebas tugas dia. “Bebas euy,” barangkali pula, rajut pria berkekayaan Rp18,49 miliar data LHKPN per Januari lalu.
Ir. H. Fahrizal Darminto, M.A., lengkap gelar kelahiran Palembang, 21 Oktober 1964 ini. Dia Sarjana Planologi Institut Teknologi Bandung
(ITB) tahun 1989. Fahrizal tercatat pula masih Ketua Ikatan Alumni ITB Lampung.
Masa kuliah tingkat akhir jadi mula karir, Fahrizal mengukir diari kerjanya dimulai dari menjadi Asisten Peneliti pada Pusat Penelitian Lingkungan Hidup ITB, Maret 1988 hingga Maret 1989. Juga menjadi Asisten Perencana Lembaga Penelitian Perencanaan Wilayah dan Kota ITB Januari 1989 hingga Maret 1990.
Pada bulan Nelson Mandela dilantik jadi Wakil Presiden Kongres Nasional Afrika (2 Maret), Mikhail Gorbachev dilantik sebagai presiden eksekutif pertama Uni Soviet (15 Maret) ini, dari Kota Kembang Paris Van Java Bandung, Fahrizal muhibah karir ke kota berkembang Kota Tapis Berseri Bandarlampung.
Hingga kelak 8 tahun 8 bulan berikutnya, dia meniti dengan menjadi Staf Perencana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Maret 1990 hingga Oktober 1998.
Saat dinas di Bappeda inilah, dua kali wisuda di almamater yang sama, Curtin University of Technology, Australia, dia lulus program Diploma Pascasarjana Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota tahun 1994, serta Magister Perencanaan 1996. Kelak, dia menyelesaikan Pendidikan Profesi Insinyur di Unila, 2020.
Selain itu sejumlah program pelatihan, kursus, dan sejenis, pernah dia ikuti antara lain Kursus Hukum Maritim, Otoritas Pelabuhan Singapura (1996), Mata Kuliah Pengembangan Ekonomi Lokal, University of Southern California, Los Angeles, AS (1997), Perencanaan Stratejik Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI tahun 2000, lalu sepanjang 2003 ikuti TOT Diklat Perencanaan dan Program Pembangunan di Kemendagri, Perencanaan Anggaran Kinerja UGM, dan Diklatpim Tingkat II LAN RI.
Lainnya, Fahrizal pernah mengikuti Orientasi TOT Diklat DPRD Bandiklat Kemendagri 2014, Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 53 Lemhanas 2015, dan Diklat Asesor bagi Pejabat Strategis BPSDM Kemendagri 2017.
Seselesainya pulang studi S2 bawa gelar Magister of Arts, setahun kemudian, pas tahun reformasi, Fahrizal muda 34 tahun menjadi Penjabat (Pj) Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeda Lampung, Oktober 1998 hingga Januari 2001.
Rolling, Fahrizal dimutasi ke kabupaten baru Lampung Timur, terdiri 10 kecamatan definitif dan 13 kecamatan pembantu hasil pemekaran daerah Wilayah Pembantu Bupati Kabupaten Lampung Tengah Wilayah Sukadana bentukan Undang-Undang (UU) Nomor 12/1999, sebagai Kepala Subbagian (Kasubbag) Evaluasi dan Pelaporan pada Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Kabupaten Lampung Timur, 2001.
Di tahun itu pula, Fahrizal dipromosikan jadi Sekretaris Bappeda Lampung Timur, yang dia jabat kurun Januari ke Januari, 2001-2004.
Sebelum kembali ke Pemprov, dipromosikan jadi Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Data dan Informasi Bappeda Lampung, 2004. Januari hingga September.
Moncer, kali ini per Oktober hingga ketemu September, setelahnya dia diamanati jabat Wakil Kepala Dinas Permukiman Lampung medio 2004-2005.
Geser, jadi Wakil Kepala Dinas Bina Marga Lampung per September 2005 hingga Maret 2006. Geser lagi, kini jadi Kepala Biro (Karo) Penataan Program dan Pemantauan Setprov Lampung hingga Juni 2007, sebelum geser jadi Karo Otonomi Daerah (Otda) Setdaprov Lampung hingga Maret 2008.
Sebelum, tepat tahun ke-18 karir PNS-nya, Pemprov menugasinya jadi Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lampung dari Maret 2008 hingga September 2009.
Fahrizal lalu dipindah lagi kali ini dia didapuk jadi Kepala Bappeda Lampung, 2009-2010. Lantas, geser jadi Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung per Oktober 2010 sampai April 2011, setelahnya balik lagi jadi Kepala Bappeda Lampung hingga September 2012.
Berikutnya tiga bulan jadi Asisten Bidang Pemerintahan Setdaprov Lampung kurun September-November 2012, lalu hingga April 2013 dia menjadi Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan.
Jadi Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Lampung April 2013-Juni 2014, sempat jadi Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lampung dan Kepala Dinas Perkebunan sama tahun 2014, sama tahun pula balik semang ditugaskan jadi Kepala Bappeda Lampung 2014-2015, dan tercatat sempat pula menjabat Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan, 2015.
Langlang buana Fahrizal digenapi pula sempat menduduki posisi Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Daerah Lampung 2017-2018.
Dari situ sejenak menjabat Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik 2018, dia lalu dilantik jadi Pj. Sekdaprov Lampung di 2019, selanjutnya terpilih terlantik moncer menjabat Sekdaprov Lampung 2019-2024.
Fahrizal diangkat sebagai Pj Sekdaprov berdasar SK Gubernur Lampung Nomor 821.21/682/VI.04/2019 menindaklanjuti surat persetujuan Mendagri Nomor 821/5377/SJ tarikh 26 Juni 2019. Lolos seleksi, Fahrizal dilantik Sekdaprov 24 Oktober 2019 berdasar Keppres 122/TPA/2019 tarikh 16 Oktober 2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemprov Lampung.
Selebihnya bonus, berdasarkan Radiogram Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 100.2.1./2719/SJ perihal penunjukan Pelaksana Harian (Plh.) Gubernur Lampung, ditandatangani langsung pada hari terbit oleh Mendagri M. Tito Karnavian, seiring habisnya masa jabatan gubernur periode 2019-2024 produk Keppres 49/2019, Rabu (12/6/2024), Fahrizal lantas ditunjuk sebagai Plh Gubernur.
Jabatan teremban efektif dua hari terhitung sejak 12-14 Juni, merujuk terbitnya Keppres 69/P/2024 tertarikh 14 Juni 2024 tentang pengangkatan Dr Samsudin sebagai Pj Gubernur Lampung, dilantik di Jakarta pada 19 Juni, sertijab di Lampung 20 Juni 2024.
Belum diketahui persis, tetapi seiring purna, entah bagaimana lazimnya, Fahrizal terakhir selain masih menjabat Ketua Dewan Pengurus Korpri Provinsi Lampung, juga tercatat masih menjabat Komisaris Utama Bank Lampung.
Kini pensiun, selama menjabat, selain tegas nun santun, supel tapi penuh disiplin, Fahrizal -jamaah kloter 23 Embarkasi Lampung musim haji 2022 silam ini- dikenal sosok birokrat teknokratik. Mungkin, karena dia insinyur, keseharian kepribadiannya adalah keseharian pribadi teratur. Semua-semua serba terukur. Akur.
Pengalaman pribadi pewarta, kendati hanya membersamai di keriuhan grup koordinasi aplikasi perpesanan singkat populer, milik FGD DKI Lampung, barisan revolusioner penaja pengusulan kawasan timur Lampung sebagai alternatif calon lokasi ibu kota pusat pemerintahan RI pengganti DKI Jakarta kurun 2017-2019 silam.
Masih terus merajam di kepala (lantaran gagal keterpilihan dan Presiden Jokowi menetapkan Kalimantan Timur lah provinsi lokus ibu kota negara atau IKN yang baru yang kelak kini dikenal sebagai Ibu Kota Nusantara), betapa Fahrizal Darminto selaku Sekdaprov Lampung bersama Ketua DPRD Lampung saat itu Dedi Afrizal, sama semringah, mewarta gembira ihwal kekompakan gubernur se-Sumatera sepakat usulkan Lampung ditawarkan kepada pemerintah pusat sebagai calon lokus IKN.
Saat itu injury time, slot waktu terus berjuang masih ada, Fahrizal dan Dedi Afrizal yang hadir bersama Gubernur Arinal, berkabar langsung dari lokasi acara Rapat Koordinasi Gubernur se-Sumatera di Hotel Grage, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, pada Selasa 9 Juli 2019.
Dimana, 10 Gubernur se-Sumatera dukung Lampung menjadi calon IKN, yang dituangkan dalam poin ke-8 dokumen bersejarah, Piagam Memorandum of Rafflesia: “Lampung sebagai alternatif untuk dikaji menjadi Ibu Kota Negara dalam rangka mengakselerasi pembangunan Sumatera dan nasional.”
Pemerintah bergeming. Apa lacur, Senin 26 Agustus 2019, dari Istana Negara Jakarta, Presiden Jokowi menetapkan lokasi terpilih: di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar), Kalimantan Timur.
Dan sejatinya senada Arinal, Fahrizal, dan Dedi Afrizal, selain inisiator FGD DKI Lampung Dr Andi Desfiandi, sejawat lain seperti Ary Meizari Alfian (dari saat menjadi Ketua Kadin Lampung sampai tak jadi lagi), berikut trio rekan Ahmad Muslimin, Dedi Rohman, dan Davit Kurniawan, serta ratusan tokoh lain.
Secara postulat, per esok sehari sesudah, lusa dua hari sesudah, tulat tiga hari sesudah, tubin atau tungging empat hari sesudah, pun cekelong lima hari sesudahnya, menyimpan erat tersirat “kuciwa”. Napas juang sejenak, terlempar tak teratur.
Barangkali cuma ungkapan yang juga diabadikan Kantata Takwa dalam syair lagu Paman Doblang yang dirilis medio 1990 silam, “perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata”, itu saja taklimat nan menghibur. Kala itu.
Sebagai pejuang, Fahrizal Darminto sendiri, menarik untuk ditebak. Mau kemana, mau ngapain usai pensiun. Sebagai penggelitik, adakah Fahrizal kelak kepincut politik?
Historiografi Sekdaprov Lampung per kini notabene manifes juga jadi salah satu altar biduk lahir pemimpin daerah provinsi ini.
Pascareformasi, mendiang Sekdaprov Herwan Achmad pernah mencalon gubernur pada era masih dipilih melalui DPRD Provinsi, melalui perahu Fraksi PKB berpasangan dengan cawagub Mawardi R. Harirama, pada Pilgub Lampung 30 Desember 2002, gagal terpilih.
Total 11 bacagub 28 bacawagub pendaftar kala itu, sedikit lucu, pas banget koresponden SCTV Lampung cum kontributor liputan6.com saat itu Bisri Merduani, reportasenya pada 10 November 2002 silam menuliskan, “Mungkin takut kalah bersaing, Gubernur Lampung Oemarsono melarang Sekretaris Daerah Provinsi Herwan Ahmad mencalonkan diri sebagai gubernur Lampung periode mendatang. Buntutnya, Herwan sengaja meminta izin langsung kepada Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno dan mendapat restu.” Ahaha.
Penerusnya, Sekdaprov Rachmat Abdullah sempat muncul di bursa kandidat cagub pada era Pilgub Ulang 2004, yang dihelat merujuk SK Mendagri Nomor 121.27/1.989/SJ tertanggal 1 Desember 2003 tentang Pemilihan Gubernur Lampung-Wakil Gubernur Lampung Ulang. Ditengah perjalanan, Rachmat mundur dari bursa sengit pencalonan.
Penerusnya, Sekdaprov Lampung 2011-2014, Berlian Tihang, gagah mencalon gubernur didampingi cawagubnya, saat itu Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri, dari gabungan pengusung PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan 5 parpol pendukung non parlemen, di Pilgub 2014, Pilgub pertama di Indonesia yang dihelat bareng Pileg 9 April 2014. Dan sukses, tapi tidak bagi duet Berlian-Mu, tagline Berlian-Mukhlis yang menempati urutan ketiga raihan suara sah yakni 606.556 suara atau 14,81 persen.
Penerusnya, Sekdaprov 2014-2016 Arinal Djunaidi kelak Ketua DPD Partai Golkar Lampung kurun 2016-2024, dan Sekdaprov Lampung 2016-2018 Sutono kelak Sekretaris DPD PDI Perjuangan Lampung 2019-kini, saat itu sama-sama nyalon di Pilgub 27 Juni 2018.
Arinal, cagub didampingi cawagub Chusnunia Chalim usungan Golkar-PKB, lantas menang terpilih dengan raihan suara sah 1.548.506 (37,78 persen). Sementara, Sutono cawagub pendamping cagub Herman HN usungan PDI Perjuangan kalah, harus puas di posisi kedua raihan suara sah 1.043.666 (25,73 persen).
Unik, kini pada Pilgub Lampung 27 November 2024 mendatang, keduanya berpasangan. Duet Arinal Djunaidi-Sutono (Ardjuno) maju paslon nomor urut 1 dari parpol pengusung PDI Perjuangan didukung PBB, Partai Garuda, Partai Gelora Indonesia, dan Partai Perindo.
Vis a vis, dengan duet paslon nomor urut 2 Rahmat Mirzani Djausal-Jihan Nurlela Chalim (Mirza-Jihan) dari gabungan partai pengusul Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKB, PKS, dan Partai NasDem, didukung Partai Buruh dan PSI, menyusul Partai Hanura, PPP, dan Partai Ummat. Serta parpol non peserta Pemilu, Prima.
Dari itu empat dari total lima nama pendahulu Fahrizal, kepincut politik, turun gelanggang kandidasi elektoral. Satu nama, Rachmat Abdullah, teranyar tercatat jadi Ketua Dewan Penasihat TPT Mirza-Jihan pada Pilgub 2024.
Tak kalah unik, kebetulan tapi nyata, Rachmat Abdullah, Berlian Tihang, Arinal Djunaidi, dan Sutono, termasuk Sekdaprov 2007-2010 kelak Irjen Kementerian Kehutanan 2010-2012 lalu jadi Ketua DPW PAN Lampung 2014-sekarang dan kini anggota DPR/MPR 2024-2029 dapil Lampung II Irham Djafar Lan Putra, serta Fahrizal, keenamnya kesemuanya insinyur.
Dari insinyur pertambangan, kehutanan, sampai pertanian, termasuk mantan Plt lanjut Pj Sekdaprov Lampung 2018-2019 Hamartoni Ahadis, kini doktor ilmu lingkungan jebolan Unila, kini cabup Lampung Utara 2024-2029.
Meski bukan pernyataan pribadi Fahrizal nun sambutan tertulis yang dia bacakan mewakili Gubernur Arinal saat pelantikan pengurus Ikatan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (IPPNS) Lampung 2021-2026 diketuai Berlian Tihang, di Balai Keratun 6 Desember 2021 silam.
Masih relevan, “Sebagai PNS pun karyawan swasta, suatu saat akan pensiun. Pensiun akan datang secara alami, tinggal bagaimana kita menyikapi. Di usia seperti sekarang ini, bapak ibu masih mampu berkiprah berikan sumbangan pemikiran terutama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Melalui organisasi ini kita penuh semangat dan optimistis. Inilah yang menjadi modal dasar bagi bapak dan ibu untuk tetap berkarya dan tetap sehat,” petikan sambutan dibacakan.
Dan, Kamis 31 Oktober 2024, berdiri pidato turut didampingi Mamiyani sang istri tercinta, di podium acara pelepasannya di rumah dinas jabatan Gubernur Lampung, Mahan Agung, Fahrizal memilih diksi “bermanfaat”.
“Kita semua diberikan kesehatan, yang sudah purnatugas semoga bisa melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi masyarakat. Pada hari ini bertemu dengan temen-temen, melepas saya dengan suka cita,” tutur Fahrizal.
Karir moncer kepemerintahannya diyakini jadi inspirasi banyak ASN muda, akankah Fahrizal misal dilirik Unila atau Itera atau UBL menjadi dosen tamu mata kuliah bergengsi planologi nan teknokratik?
Pun karir moncer kepemerintahannya tersebut, ditunjang kecakapan personal juga diyakini bakal jadi tambahan apik amunisi lembaga publik, misal partai politik; akankah kelak Fahrizal juga ikutan kepincut politik?
Selamat purnabakti, Fahrizal Darminto. (Muzzamil)







