Bongkarpost.co.id (Pesawaran) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pesawaran, Wildan menghadiri Lokakarya Daerah dalam upaya mewujudkan pembangunan berketahanan iklim guna mengatasi dampak buruk perubahan iklim bagi kelompok rentan di Bumi Andan Jejama.
Dirinya mengatakan, sektor pertanian merupakan salah satu sektor strategis
yang mempunyai peranan penting dalam menunjang perekonomian.
“Sementara untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Pesawaran saat ini tidak hanya berorientasi kepada peningkatan produksi tanaman pangan semata, tetapi juga fokus pada peningkatan produksi komoditas, seperti tanaman hortikultura contohnya cabai, melon, dan jeruk, kemudian komoditas perkebunan contohnya coklat,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan di Aula Pemkab setempat, Kamis (17/11/22).
Dijelaskan, selain untuk pemenuhan produksi, pengembangan komoditas tersebut juga dilakukan karena memiliki nilai ekonomi dan nilai tambah produksi yang cukup tinggi, yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan petani.
“Akan tetapi, program pembangunan pertanian tersebut tentunya tidak dapat kami jalankan sendiri. Ditambah lagi dengan beragam persoalan dan kendala yang kami hadapi, seperti adanya pemanasan global yang terjadi selama 50 tahun terakhir, dimana pengaruhnya mengakibatkan perubahan iklim dan berdampak langsung pada sektor pertanian,” jelasnya.
“Karenanya, kami membuka diri untuk bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membangun Kabupaten Pesawaran yang tangguh dan memberi manfaat bagi masyarakat,” timpalnya.
Selain itu, Pemkab Pesawaran juga sangat mendukung adanya Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim (KPBI) yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dengan melibatkan komunitas petani sebagai aktor utama.
“Begitu juga dengan Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions (VICRA) dari Mitra Bentala yang merupakan program kolaborasi 9 CSO yang berasal dari 4 provinsi,” kata dia.
Karena itu, pihaknya berharap Mitra Bentala dan para pemangku kepentingan lainnya terus bersinergi dan mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi dampak perubahan iklim serta dalam menjalankan program VICRA tersebut.
“Oleh sebab itu, saya berharap, kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk membangun sinergitas antara pemerintah dengan pemangku kepentingan kunci lainnya, sekaligus
sebagai masukan bagi program VICRA dalam mengatasi dampak buruk perubahan iklim yang terjadi pada sektor pertanian,” pungkasnya.
(Akbar)







