RIP – Logo resmi keluaran Takhta Suci dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3–6 September 2024. Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar dua kali mencium kening Paus Fransiskus, dibalas Paus dua kali cium tangan Imam Besar. | KWI/IG Yenny Wahid/Muzzamil
Bongkarpost.co.id
Bandar Lampung,
Rest In Peace. Dunia berkabung. Dunia diguncang duka mendala. Dunia sejenak muram terhentak kehilangan.
Senin 21 April 2025, satu hari usai perayaan Hari Raya Paskah bagi umat Kristiani, melalui pengumuman resmi yang disampaikan oleh Camerlengo Vatikan, Kardinal Kevin Joseph Farrell melalui saluran televisi Vatikan, betik kabar duka cita tidak saja bagi umat Kristiani namun juga bagi komunitas dunia, dikemuka.
Kardinal kelahiran Kota Dublin, Irlandia, pada 2 September 1947 silam, prelatus Gereja Katolik Roma Amerika, eks anggota Legiun Kristus dan Prefek Dikasteri untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan per 1 September 2016, mantan Uskup Dallas 2007–2016, dan Kanselir Universitas Dallas, Amerika Serikat, Kardinal-Deakon San Giuliano Martire, kini Camerlengo Vatikan ini, dengan raut pilu, mengumumkan kabar wafatnya pemimpin utama umat Kristiani, Paus Fransiskus.
“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus,” pidato pengumuman dukanya dari Kamar Apostolik, wafatnya Paus Fransiskus, pada pukul 07.35 waktu Vatikan atau sekitar pukul 12.35 Waktu Indonesia Barat.
“Pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan,” tutur Kardinal, yang dilantik Paus Fransiskus, 19 November 2016 silam ini.
“Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal,” tutur Kardinal Farrell, berbusana gelap, didampingi empat sejawat pemuka Kristiani lainnya.
Paus Fransiskus, paus Jesuit pertama, paus pertama dari Belahan Bumi Selatan, Benua Amerika, sekaligus orang pertama dari luar Eropa yang dipilih memimpin gereja itu tempo hampir 1.300 tahun, setelah Paus Gregorius III dari Suriah yang dipilih tahun 731 lampau.
Anak tertua dari lima bersaudara, putra dari ayah imigran Italia dan ibu Argentina-Italia, terlahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di lingkungan kelas menengah Flores, Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936 ini wafat di kediamannya di Casa Santa Marta, dalam usia 88 tahun, karena penyakit di tubuhnya.
Seperti dilaporkan The Guardian, sebelumnya Paus Fransiskus menjalani perawatan intensif di RS Poliklinik Agostino Gemelli, sejak 14 Februari 2025 karena bronkitis.
Namun, kondisinya memburuk pada 18 Februari setelah didiagnosis menderita pneumonia bilateral, infeksi paru-paru serius yang menyerang kedua sisi paru-paru. Untuk informasi, pneumonia bilateral ini menyerang paru-paru kiri maupun kanan, bersamaan.
Secara medis, kondisi tubuh yang terjangkit jauh lebih serius dibanding pneumonia yang hanya menyerang satu sisi, sebab melibatkan area paru-paru lebih luas. Ini mengganggu kemampuan tubuh menyerap oksigen secara efektif dan dapat berakibat komplikasi serius.
Kendati penyebab pneumonia bilateral sama dengan pneumonia umumnya: infeksi bakteri, virus, atau jamur; dimana saat infeksi terjadi, peradangan pada alveoli (kantung udara di paru-paru) bisa menyebabkan penumpukan cairan atau nanah dan akibatnya pertukaran oksigen dan karbondioksida terhambat, yang menyebabkan kesulitan bernapas. Namun, gejala pneumonia bilateral biasanya lebih berat, massif dibanding pneumonia unilateral.
Awalnya, Vatikan mengumumkan 18 Februari, Paus biasa disapa Pope Francis ini menderita pneumonia di kedua paru-parunya. Vatikan merilis hasil tes laboratorium, sinar-X dada dan kondisi klinis Paus terus menunjukkan gambaran yang kompleks.
Vatikan menjelaskan, Bapa Suci mengalami “infeksi dari berbagai jenis mikroba” yang muncul di atas kondisi paru-parunya yang sudah lemah akibat “broniektasis dan bronkitis asmatik” hingga memerlukan penggunaan kortison dan antibiotik, yang buat perawatannya jadi lebih rumit.
Praktis, kondisi salah satu masalah kesehatan Paus usai sebelumnya menjalani operasi hernia dan usus sejak 2021, serta memakai kursi roda karena menderita sakit di lututnya.
Dan setelah menjalani 38 hari perawatan, Paus Fransiskus sempat kembali ke Vatikan, 28 Maret, sebelum akhirnya ajal menjemput, Senin pagi.
Sebelum itu, dengan rangkaian masalah kesehatan menderanya, Fransiskus tetap jadi paus yang aktif, berjadwal mingguan padat dan perjalanan luar negeri rutin. Sebelum itu pula, dia telah membuka kemungkinan untuk mengundurkan diri jika dia tak mampu tunai tugas. Bak hendak ikuti jejak Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri Februari 2023, karena alasan kesehatan dan usia lanjut.
Namun di memoar terbitan 2024 lalu, Paus Fransiskus menulis dirinya “tidak memiliki alasan yang cukup serius untuk membuat saya berpikir mengundurkan diri.”
Kabar wafatnya Paus ke-266 yang terpilih usai pensiunnya Benediktus XVI, 2013 silam ini bersegera memuramkan dunia. Sontak pita hitam seketika menggelayut. Menjadi berita utama media massa arus utama. Lima benua.
Para pemuka agama, dan pemimpin dunia, berbondong-bondong berbelasungkawa.
Putra Imigran, Pernah Petugas Kebersihan
Semasa hidup, pemimpin Gereja Katolik Roma yang dikenal atas pendekatan lebih inklusif, reformasi di tubuh gereja, komitmennya atas isu-isu sosial global termasuk kemiskinan dan perubahan iklim, serta penuh welas asih dan spirit pembaruan ini, juga pernah mengarungi kerasnya hidup dan kehidupan.
Dia pernah bekerja jadi petugas kebersihan, pekerja industri pengolahan makanan, dan penjaga klub malam sebelum jadi teknisi kimia, saat masih berstatus mahasiswa.
Naas, saat dia 21 tahun, dia alami pneumonia parah yang mengharuskannya jalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru kanannya. Pengalaman ini membawanya pada panggilan spiritual: masuk dalam ordo Jesuit pada 1958.
Lalu, menekuni studi humaniora di Santiago, Chili, meraih gelar setara magister filsafat di Provinsi Buenos Aires. Selain itu, mengajar sastra dan psikologi di sekolah menengah sambil lanjut pendidikan teologi hingga ditahbiskan sebagai pendeta Jesuit, di 1969.
Empat tahun berselang, 1973, Paus Fransiskus mengucapkan kaul akhir dalam ordo Jesuit, dan menjadi kepala ordo Serikat Yesus di Argentina dan Uruguay pada usia terbilang muda kala itu, 36 tahun, hingga tahun 1979.
Sekadar pengingat, masa-masa ini turut membawanya menghadapi era sulit akibat kudeta militer dipimpin Jenderal Jorge Rafael Videla tahun 1976. Dalam periode dikenal sebagai “Perang Kotor” (Dirty War), ribuan orang yang dicurigai sebagai oposisi politik diculik, disiksa, dibunuh rezim militer.
Usai menjalani periodenya sebagai pendidik dan rektor seminari era 1980-an, pada 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai uskup pembantu, lalu Uskup Agung Buenos Aires enam tahun kemudian.
2001, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Kardinal. Saat itu, Argentina masuk yang dilanda krisis ekonomi. Dia juga gigih menentang legalisasi pernikahan sesama jenis di Argentina pada 2010.
Pascapengunduran diri Paus Benediktus XVI, Kardinal Bergoglio terpilih pada pemungutan suara kelima konklaf Maret 2013, memilih nama Fransiskus, terinspirasi dari Santo Fransiskus dari Assisi, yang dikenal karena kesederhanaan dan kepeduliannya atas derita kaum miskin.
Periodenya memimpin tercatat periode yang sarat dinamis. Paus Fransiskus dihormati banyak orang sebagai figur pembaharu sekaligus dikritik sebagian pihak karena menantang ortodoksi gereja. Dan sangking dihormatinya, demi mendengar kawat duka, pertandingan Liga Italia sampai ditunda.
“sede vacante”
Menyitat Newsweek, wafatnya, menandai berakhirnya satu era dan dimulainya satu proses paling rahasia dan sarat ritual diawali dengan “sede vacante” (Latin, berarti “kursi kosong”), merujuk kosongnya tahta kepausan.
Periode, yang diatur hukum kanon yang ketat ini memicu serangkaian protokol untuk menghormati mendiang paus sekaligus mempersiapkan pemilihan paus baru.
Sesuai tradisi, Camerlengo Vatikan, dijabat Kardinal Farrell kini, bertugas memverifikasi kematian paus dan memulai prosedur resmi. Farrell menyegel apartemen kepausan dan memecahkan Cincin Nelayan milik paus —gestur simbolis mencegah penyalahgunaan. Penamaan Cincin Nelayan kepausan merujuk pada Rasul Petrus, seorang nelayan yang juga “paus pertama”.
Disebutkan, setiap paus memilih cincinnya sendiri, yang akan dihancurkan setelah masa kepausannya berakhir, formalitas penanda berakhirnya kekuasaan sekaligus pencegahan pemalsuan.
Masa berkabung (Novendiale) berlangsung 9 hari. Pemakaman Paus Fransiskus akan ikuti ritus sederhana, selaras sikap rendah hatinya semasa hidup. Tak seperti rerata pendahulu, dia memilih dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, dengan peti kayu berlapis seng, bukan di kripta tradisional Basilika Santo Petrus.
Bagaimana dengan pemerintahan Gereja Katolik? Sementara, selama sede vacante, beralih ke Dewan Kardinal, namun dengan wewenang sangat terbatas.
Saat paus mengundurkan diri atau wafat, pemimpin departemen di Vatikan, termasuk di Kuria Roma (semacam “kabinet” atau struktur pemerintahan pusat Gereja Katolik), berhenti menjalankan tugas sampai paus baru terpilih. Para wakil paus yang jadi duta besar (utusan diplomatik) tetap bertugas.
Sekitar 120 kardinal berusia bawah 80 tahun akan berkumpul di Kapel Sistina dan memulai konklaf, sidang pemungutan suara tertutup yang menentukan paus berikutnya. Konklaf digelar 2-3 pekan pascapemakaman paus.
Nantinya, pemungutan suara dilakukan hingga empat kali sehari hingga seorang kandidat meraih dua per tiga suara mayoritas.
Satu-satunya petunjuk publik selama konklaf yakni asap yang mengepul dari cerobong kapel —hitam berarti belum ada keputusan, putih penanda paus baru terpilih. Sebut BBC, “Paus baru akan diumumkan dengan kalimat ‘Habemus Papam’ (frasa Latin yang berarti kita memiliki seorang Paus). Lalu muncul di balkon utama Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat pertamanya.”
Pembaca terutama umat Kristiani, ingatan kental apa paling Anda kenang saat Paus Fransiskus ke Indonesia, kunjungan pastoral selaku pemimpin spiritual tertinggi Kristiani dan kunjungan kenegaraan selaku kepala negara Vatikan, 3-6 September 2024 lalu?
Apakah, momen Paus Fransiskus memilih naik Innova Zenix dibanding Alphard, saat dia naik Maung Pindad, momen sakral dia memimpin Misa Agung di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan kunjungi Masjid Istiqlal, saat dia melihat langsung terowongan silaturahmi penghubung Istiqlal dan Gereja Katedral, saat dia menandatangani “Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan”, momen saat Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar dua kali mencium kening Paus dan Paus membalasnya dua kali mencium tangan sang Imam Besar?
Atau, kisahnya membasuh perut perempuan hamil tepi jalan, atau kisahnya memilih menu nasi goreng saat naik Garuda Indonesia dalam lanjutan lawatannya ke Papua Nugini?
Kata Bijak dan Pesan Magis Pope Francis
Wafatnya, menoreh duka dalam bagi dunia. Tak hanya umat Katolik, tapi juga bagi seluruh manusia yang pernah disentuh ketulusan dan kesederhanaan pemimpin spiritual yang luas dikenal karena keberanian moral, komitmen terhadap perdamaian dan lingkungan hidup, dan kepedulian epiknya pada kaum tertindas.
Lebih dari itu, bersetujukah jika ada yang bilang, warisan Paus Fransiskus paling abadi tak lain kata petuahnya yang penuh makna?
Pesan utama kata-kata mendiang, ialah kasih, belas kasih, pengampunan, tanggung jawab sosial universal bagi semua umat manusia.
Dicermati, kata-kata diucapkannya semasa hidup, yang tersebar dalam homili, audiensi publik, dokumen kepausan, serta banyak pula yang dipublikasikan media internasional, bak rangkaian kalimat yang menjadi suara yang tenang nun kuat, membimbing banyak orang kembali pada nurani dan kemanusiaan, tak cuma menyentuh hati, juga menggugah kesadaran spiritual manusia tentang cinta, pengampunan, belas kasih, persaudaraan. Ditengah situasi dunia yang kian hedonis, egois, bahkan chauvinis dan Machiavelis.
Dari itu, lumrah bila kata-kata Paus Fransiskus banyak dikutip. Paus menyampaikannya itu dengan bahasa kasih sederhana, menyentuh, relevan dengan isu-isu kemanusiaan modern.
Mau tahu rangkuman kata-kata bijak, petuah sekaligus pesan magis Pope Francis? Ini dia.
1. “Ada banyak situasi yang tidak adil, tetapi kita tahu bahwa Allah ikut menderita bersama kita, mengalaminya di sisi kita. Dia tidak meninggalkan kita.”
2. “Allah hadir dalam diri Anda semua, dalam diri kita masing-masing.”
3. “Apa yang dibutuhkan bumi dari kita?”
4. “Apakah sebenarnya doa itu? Pertama-tama doa adalah sebuah dialog, sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang berada dalam hubungan pribadi dengan Allah yang menemukan pemenuhannya yang sempurna hanya dalam perjumpaan dengan Sang Pencipta. Jalan kehidupan mengarah pada perjumpaan yang pasti dengan Tuhan.”
5. “Bagi saya sudah jelas: kita harus mendesain ulang ekonomi sehingga dapat memberikan akses kepada setiap orang untuk mendapatkan kehidupan yang bermartabat sekaligus melindungi dan meregenerasi alam.”
6. “Belas kasihan adalah kekuatan sejati yang dapat menyelamatkan manusia dan dunia dari dosa dan kejahatan.”
7. “Berjanjilah kepada dirimu sendiri, seburuk apa pun orang memperlakukanmu, janganlah pernah menjadi orang jahat. Tetaplah berbuat baik.”
8. “Dalam doa, Tuhan terus memanggil kita, membuka hati kita untuk beramal.”
9. “Dalam menghadapi situasi yang tidak adil dan menyakitkan, iman membawa kita pada terang yang memecah kegelapan.”
10. “Di antara kita, siapa yang di atas harus melayani yang lain. Ini tidak berarti kita harus saling membasuh kaki satu sama lain setiap hari, tetapi kita harus saling menolong.”
11. “Doa membuat kita bersaudara.”
12. “Iman membuat kita terbuka pada kehadiran Tuhan yang tenang di setiap saat dalam hidup kita, pada setiap orang dan dalam setiap situasi.”
13. “Jika kita melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah kita akan berhenti? Ada begitu banyak penderitaan dan kemiskinan, dan ada banyak orang Samaria yang membutuhkan bantuan kita.”
14. “Jika kita memulai tanpa kepercayaan diri, kita telah kehilangan setengah dari pertempuran dan kita mengubur bakat kita.”
15. “Keluarga yang sempurna tidak ada. Hal ini seharusnya tidak membuat kita patah semangat. Justru sebaliknya. Cinta adalah sesuatu yang kita pelajari; cinta adalah sesuatu yang kita jalani; cinta tumbuh karena ‘ditempa’ oleh situasi konkret yang dialami oleh setiap keluarga. Cinta lahir dan terus berkembang di tengah cahaya dan bayangan.”
16. “Ketika kita tidak menyembah Tuhan, kita menyembah sesuatu yang lain. Uang dan kekuasaan adalah berhala-berhala palsu yang sering kali menggantikan Allah.”
17. “Kita harus mengembalikan harapan kepada kaum muda, membantu yang tua, terbuka terhadap masa depan, menyebarkan kasih. Jadilah miskin di antara yang miskin. Kita harus mengikutsertakan mereka yang tersingkir dan memberitakan perdamaian.”
18. “Kita harus selalu berjalan di hadirat Tuhan, di dalam terang Tuhan, selalu berusaha untuk hidup dengan cara yang tidak tercela.”
19. “Kita tidak bisa berada dalam posisi berkuasa dan menghancurkan kehidupan orang lain.”
20. “Kita tidak boleh mengkhawatirkan diri kita sendiri.”
21. “Kita tidak dapat menyebut masyarakat mana pun sebagai masyarakat yang sehat jika tidak menyisakan ruang yang nyata untuk kehidupan keluarga.”
22. “Kita tidak sabar, ingin melihat gambaran secara keseluruhan, tetapi Tuhan mengizinkan kita untuk melihat segala sesuatunya secara perlahan dan diam-diam.”
23. “Maka, milikilah keberanian untuk mengganti keraguanmu dengan mimpi. Gantilah keraguanmu dengan impian: jangan tetap tersandera oleh ketakutanmu, tetapi mulailah bekerja untuk mewujudkan tujuanmu!”
24. “Mari kita belajar hidup dengan kebaikan, mencintai semua orang, bahkan ketika mereka tidak mencintai kita.”
25. “Menangis lebih baik daripada marah karena marah menyakiti orang lain, sementara air mata diam menembus jiwa dan membersihkan hati.”
26. “Menyembah berarti menanggalkan berhala-berhala kita, bahkan yang paling tersembunyi sekalipun, dan memilih Tuhan sebagai pusatnya, sebagai jalan raya kehidupan kita.”
27. “Mereka yang mengasihi tidak berpangku tangan, tetapi melayani orang lain. Mereka yang mengasihi bersegera untuk melayani, bersegera untuk mengabdikan diri mereka untuk melayani orang lain.”
28. “Meskipun kehidupan seseorang berada di tanah yang penuh dengan duri dan rumput liar, selalu ada ruang di mana benih yang baik dapat tumbuh. Anda harus memercayai Tuhan.”
29. “Penyandang disabilitas seperti bintang-bintang yang bersinar di langit. Penyandang disabilitas juga bagaikan harta karun dari dunia ini.”
30. “Satu-satunya cara, satu-satunya situasi di mana kita diperbolehkan untuk melihat seseorang dari atas adalah… katakanlah…, dengan tegas: untuk membantu mereka bangkit.”
31. “Sedikit belas kasihan membuat dunia menjadi tidak terlalu dingin dan lebih adil.”
32. “Setiap kali kita bertemu dengan orang lain dalam kasih, kita belajar sesuatu yang baru tentang Tuhan.”
33. “Situasi bisa berubah; orang bisa berubah. Jadilah orang pertama yang berusaha membawa kebaikan. Jangan terbiasa dengan kejahatan, tetapi kalahkanlah dengan kebaikan.”
34. “Sukacita muncul dari hati yang bersyukur.”
35. “Tuhan mengasihi kita. Semoga kita menemukan keindahan mencintai dan dicintai.”
36. “Tuhan tidak pernah lelah mengampuni kita; kitalah yang lelah mencari belas kasihan-Nya.”
Dan banyak lagi. Termasuk satu ini, pewarta pisahkan demi memungkasi warta merta ini. Sebab amat kontekstual dengan situasi Bumi hari-hari ini. Paus Fransiskus berkata, “Uang harus melayani, bukan untuk menguasai.”
Selamat jalan, Paus Fransiskus. Terima kasih pernah ke Indonesia. Kini, tunai sudah janji bakti. Selamat jalan, pembela kaum papa. (Muzzamil)
#RIP #pausfransiskus