Resmi ditutup, Sannipata Waisak 2025 di Bandar Lampung, Menyalakan Semangat Dharma dan Kebersamaan
Bongkarpost.co.id, Bandar Lampung
Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Cabang Kota Bandar Lampung sukses menggelar perayaan Sannipata Waisak 2025 di Auditorium Mall Bumi Kedaton (MBK). Acara yang berlangsung selama tiga hari, sejak 29 hingga 31 Juni 2025, ini diisi dengan berbagai kegiatan spiritual, budaya, hingga aksi sosial.
Ketua MBI Kota Bandar Lampung, Dharmawan, S.H., M.H., BKP., CCL, mengatakan bahwa perayaan Waisak kali ini mencerminkan semangat kebersamaan dan cinta kasih antarumat Buddha.
“Semua kegiatan dalam Sannipata Waisak ini bukan hanya sebagai bentuk pelestarian budaya dan spiritual Buddhis, tapi juga bukti nyata kontribusi umat Buddha untuk masyarakat, bangsa, dan negara kita tercinta,” ujarnya.
Dharmawan juga memberikan pesan khusus kepada generasi muda Buddhis agar menjadikan momen ini sebagai penyemangat baru dalam menjalani kehidupan.
“Perayaan ini bukan sekadar seremoni tahunan. Ini momen untuk menyalakan kembali api semangat dalam diri. Kalian adalah penerus Dharma, harapan masa depan Buddhis Indonesia,” kata Dharmawan.
Ia mengingatkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil.
“Jangan hanya bermimpi untuk melakukan hal-hal besar, tapi mulailah dari hal kecil yang benar. Tetesan air sekalipun, jika terus menerus, bisa memenuhi bejana besar,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini.
“Mari jadikan momen ini sebagai langkah untuk memperkuat komitmen kita dalam mengamalkan nilai-nilai Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kebersamaan, kita bisa mewujudkan kehidupan yang harmonis dan penuh makna demi Indonesia yang lebih berkeadaban,” ujarnya.
Dari pihak pemerintah, Wali Kota Bandar Lampung yang diwakili Kepala Kesbangpol Paryanto turut hadir dan menyampaikan apresiasi.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Ini menunjukkan bahwa umat Buddha di Bandar Lampung berperan aktif menjaga nilai spiritual dan kebangsaan,” kata Paryanto.
Ia menambahkan bahwa kegiatan keagamaan seperti ini ikut memperkuat kerukunan dan toleransi antarumat beragama.
“Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan dan makin melibatkan generasi muda dalam bentuk-bentuk yang kreatif dan membangun,” ucapnya.
Selama tiga hari pelaksanaan, Sannipata Waisak diisi dengan berbagai lomba dan kegiatan menarik. Ada lomba menyanyi lagu Buddhis, membaca ayat suci Dhammapada, mewarnai, kreasi makanan vegetarian, hingga solosong. Tak hanya itu, panitia juga menggelar pemeriksaan kesehatan gratis dan seminar kesehatan yang terbuka untuk umum.
Sebagai penutup, Ketua Panitia Sannipata Waisak, Romo Virya Parama, menyampaikan bahwa inti dari Waisak adalah perenungan atas tiga peristiwa penting: kelahiran Pangeran Siddhartha, pencapaian beliau sebagai Buddha, dan wafatnya (Parinibbana).
“Makna dari Sannipata Waisak adalah bagaimana kita merenungkan kembali nilai-nilai luhur dari tiga peristiwa besar tersebut,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kesucian lahir dan batin, serta mengajak generasi muda untuk tidak hanya memahami Dharma secara formal, tapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kelahiran sebagai manusia adalah anugerah besar. Maka mari kita manfaatkan untuk terus belajar, membersihkan hati, dan mendekat pada kesempurnaan hidup,” ucap Romo Virya.
Ia berharap ke depan, perayaan Waisak semakin berkembang dan mampu melibatkan lebih banyak anak muda.
“Kami ingin ke depan kegiatan ini lebih bervariasi dan mampu menggali potensi serta kreativitas generasi muda dalam merayakan Waisak dengan cara yang lebih bermakna,” tutupnya.(*)