Arsiya Oganara saat membaca puisi Muhammad Rosulullah. (8/9). (Foto: Dok. Masjid al Hikmah)
Bongkarpost.co.id, Bandar Lampung – Pembacaan puisi Muhammad Rosulullah meriahkan acara Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW. Diselenggarakan oleh Dewan Kemakmuran Masjid al Hikmah Komplek Korpri Sukarame Bandar Lampung. Senin, 8 September 2025.
Acara ini mengusung tema “Bahagia dan Gembira atas Kelahiran Nabi Muhammad SAW.” Muhammad Rosulullah, sebuah puisi karya Arsiya Heni Puspita dengan nama pena Arsiya Oganara dibacakan langsung olehnya.
Habib Abdurrahman bin Ahmad Alaydrus selaku penceramah pada acara maulid ini menyampaikan setidaknya ada delapan hal tentang bahagia dan gembira saat Nabi Muhammad SAW lahir sampai menjadi Nabi.
Habib mengutip ayat al Qur’an Surah Yunus ayat 58, Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
Rahmat itu berdasarkan firman Allah SWT surah al Anbiya 107, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”, ujar Habib.
Menurut Habib, orang pertama yang berbahagia berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori bahwa Abu Lahab berbahagia saat Nabi Muhammad SAW lahir dan diekspresikan dengan memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah al Aslamiyah. Maka Allah SWT meringankan azab Abu Lahab setiap hari senin, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Hadits lain dari Bukhori dan Muslim, lanjut Habib, Rosulullah bersabda “Barang siapa cinta padaku akan bersamaku di surga”. Maka, perbaiki hubungan dengan Rosulullah. Jadikan Rosulullah sebagai idola dan panutan, tegasnya.
Habib juga menyampaikan tujuh nama-nama anak Rosulullah tiga laki-laki yaitu Qosim, Abdullah, Ibrahim. Sedangkan yang perempuan adalah Zainab, Ruqoyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah az Zahrah.
Tak hanya itu, Habib menyebutkan orang kedua yang berbahagi adalah Abdu Mutholib kakek Rosulullah karena melihat tanda-tanda kenabian pada cucunya. Ketiga, Abu Tholib pamannya, tidak akan makan jika tidak ada Nabi Muhammad SAW. Saat itu usianya 8 tahun.
“Saat usia Nabi 35 tahun pada waktu renovasi Ka’bah, ia menjadi penentu yang adil bagi para pemimpin Quraisy sehingga mereka merasa gembira ketika akan meletakkan hajarulaswad ke tempat semula. Nabi membentangkan sorbannya lalu meletakkan hajarulaswad dan para pemimpin Quraisy mengangkat sorban sampai ke tempat asalnya”, ini yang keempat.
Kelima, ketika Nabi berusia 40 tahun dan diangkat menjadi Rosul, para sahabat bergembira. Selanjutnya, keenam, Tsauban sahabat Nabi selalu memikirkan Rosulullah sampai jatuh sakit karena takut tidak jumpa pada hari akhir. Ini merupaka sebab turunnya surah an Nisa ayat 69, ujar Habib.
Tak berhenti sampai disitu, Habib meyatakan, ketujuh, pohon kurma yang menagis seperti suara anak kecil karena tidak dipakai lagi untuk bersandar saat Rosulullah khutbah. Namun Rosulullah menghibur pohon kurma akan tumbuh di surga.
Terakhir, kedelapan, Ketika Siti Aisah menjahit tiba-tiba lentera mati dan jarum terjatuh. Saat itu juga Rosulullah masuk dan ruangan menjadi terang, maka Siti Aisyah bisa menemukan jarumnya. “Celakalah orang yang tidak melihatku di hari kiamat, yaitu ketika namaku di sebut mereka tidak bershalawat”, pungkas Habib mengutip hadits.
Pada kesempatan ini, Hi. Sulaiman selaku Ketua DKM al Hikmah menyampaikan terimakasih pada Habib Abdurrahman bin Ahmad Alaydrus atas tausiahnya. Juga pada panitia ungangan, dan jema’ah. “Diharapkan jema’ah menyimak ceramah ini, kami akan memberikan 12 hadiah pada akhir acara bagi yang bisa menjawab pertanyaai terkait ceramah Habib”, tutupnya.
Puisi Muhammad Rosulullah
Muhammad Rosulullah
Sebuah puisi oleh: Arsiya Oganara
Anak laki-laki itu sejak lahir jauh dari kehidupan yang mapan. Hidup di tengah gurun yang tandus bahkan tumbuhan, sumber mata air enggan bercengkrama disana.
Berdiri sebuah huma beratapkan daun kurma, tangisan itu terdengar di seluruh bentangan gurun yang fana.
Ahmad orang terpercaya tersemat pada namanya, tahun gajah kelahirannya, lima ratus tujuh puluh masehi.
Arab Adnaniyah garis keturunanmu dari Nabi Ismail AS yang mulia. Bermula dari rantau ke rumah Sang Pencipta bersama Nabi Ibrahim AS ayah para nabi dan Siti Hajar bunda tercinta.
Hijaz, Nabi Ismail AS dan keturunanannya mengendalikan kepemimpinan negara dan agama. Waktu berlalu, generasi berganti.
Penyebaran ajaran bagi mereka adalah hal baru, hati yang keras bagai batu dan tak ingin tertuju, kuasa hanya milik tiga benda utama.
Tampaklah keingkaran pendurhaka. menyerupakan Dia Maha Kuasa dengan, manat, latta, dan uzza.
Kini, berhala itu tetap nyata, tahta, harta, dan wanita menggantikan kedudukan Sang Maha Pencipta.
Muhammad Rosulullah, kelahiranmu memberi cahaya kehidupan memadamkan api sesembahan Majusi. Keberkahan menyertai dimanapun kau berada.
Ketika engkau kanak-kanak, hatimu dibersihkan dari godaan setan dengan zamzam, malaikat Jibril AS dari cahaya melakukan itu atas perintah-Nya.
Menggembala kerjamu. Pedagang nan jujur, amanah, dan berakhlak mulia kunci pembuka hati Siti Khadijah agung dan kaya raya istri pertamamu.
Empat puluh tahun usiamu, “bacalah”, wahyu Ilahi datang tuk pertama kali. Gua Hiro menjadi saksi malaikat Jibril AS datang kedua kali.
Roda kehidupan terus berputar, perintah-Nya terus disampaikan. Tanda-tanda itu, mimpi yang benar, bisikan hati, wujud nyata seorang laki-laki.
Tanda risalah bergulir. Bunyi lonceng, bentuk asli penyampai wahyu, perintah langsung dari-Nya pada malam mi’raj dan waktu lain.
Peringatan Sang Maha memerintah terus disampaiakan. Tiada tuhan selain-Nya, awali langkah perjuanganmu. Akhir kehidupan dunia, pembersihan jiwa, berserah diri pada-Nya.
Makkah dan Madinah kotamu. Sayup terdengar, sembunyi-sembunyi kau sampaikan pesan itu melampaui asalmu.
Orang-orang tercinta menyambutmu, generasi pertama hasilnya. Nyata, risalah itu terdengar lantang.
Seketika luapan amarah membabi buta seakan gemuruh tanpa hujan. Tiada lagi kebaikan bagi penentangmu.
Serangan, penyiksaan, cemooh dan hinaan, propaganda, dongeng-dongeng menyesatkan menjauh dari kitab-Nya.
Hingga kini masih saja serangan datang, Dia Maha Penyayang. Ia tunda azab itu, manusia durjana dan hina.
Hamparan bumi nan luas awali perpindahan pertama, Habasyah tempat risalah, pelipur lara, duka dan nestapa.
Tiada berapa lama, orang-orang tercinta menghadap sang pencipta. Tahun kesedihan menerpa nabi yang mulia.
Pertolongan datang, perjalanan di waktu malam dan menuju langit tuk bicara langsung pada-Nya.
Madinah, perpindahan kedua, persaudaran tercipta, risalah tersampaikan tetapi ada saja penentangmu.
Badar, tempat pertempuran pertama. Manusia berencana, tuhan jualah penetu tetap pada risalah-Nya.
Berbondong-bondong hamba menelusuri jalan lurus-Mu. Tugas sampai di penghujung waktu, perpisahan tiada terbantahkan ketika itu.
Muhammad Rosulullah kembali keharibaan Ilahi Robbi.
Bertakwalah!
Ikuti risalah-Nya!
Tinggalkan larangan-Nya!
Bandar Lampung, 18 Februari 2025
Diketahui, acara ini dimeriahkan oleh Hadroh dari Majelis Rosulullah Bandar Lampung serta DKM dan jema’ah masjid lainnya. MC oleh Sudarsun, dokumentasi oleh Oky Harry Abryan, dan konsumsi oleh Majelis Ta’lim Ibu-ibu serta Risma al Hikmah. (Red)