PTPN IV Sepakat dengan Bupati Simalungun, Kebun Teh Bukan Sekedar Aset Ekonomi Tapi Jati Diri Daerah
MEDAN, Bongkarpost.co.id-
PTNP IV sepakat dengan pernyataan Bupati Simalungun H Anton Achmad Saragih tentang kebun teh di Simalungun bukan sekedar aset ekonomi. Melainkan, juga sebagai jati diri daerah, warisan sejarah dan sumber kehidupan ribuan warga.
Demikian dikatakan Kabag Sekretariat dan Hukum PTPN IV Region II, Muhammad Ridho Nasution, Jumat 3 Oktober 2025.
“Kami sampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas pernyataan Bupati Simalungun, bahwa kebun teh di Simalungun bukan sekadar aset ekonomi. Tetapi juga bagian dari jati diri daerah, warisan sejarah, dan sumber penghidupan ribuan warga,” sebut Ridho Nasution.
Beranjak dari hal itu, PTPN IV Region II merupakan bagian dari Sub Holding PalmCo PTPN IV dan BUMN yang juga bergerak di bisnis komoditas teh, akan terus konsisten mempertahankan dan mengoptimalkan Kebun Teh Sidamanik dan Bah Butong, sebagai unit bisnis strategis perusahaan.
Hanya saja, memperhatikan fenomena belakangan ini, PTPN IV Region II merasa perlu meluruskan informasi yang sempat berkembang.
“Perlu kami luruskan, PTPN IV Regional II sama sekali tidak akan melakukan konversi atau mengubah total Kebun Teh Sidamanik dan Kebun Teh Bah Butong menjadi kebun sawit. Aksi korporasi yang dilakukan tak lain adalah mengoptimalkan lahan tidur,” tuturnya.
Lahan tidur dioptimalkan PTPN IV melalui diversifikasi tanaman kelapa sawit. Optimalisasi dilakukan, tanpa mengabaikan pengelolaan kebun teh, sebagai unit usaha utama dari Kebun Teh Sidamanik dan Bah Butong.
“Lahan tidur yang selama puluhan tahun tidak dikelola akan menimbulkan potensi kerugian bagi perusahaan dan negara, serta dapat melahirkan tindakan-tindakan melawan hukum,” ujarnya.
Lebih lanjut Ridho Nasution menjelaskan perusahaan memilih tanaman kelapa sawit untuk ditanam pada lahan tidur.
“Hasil kajian internal PTPN IV Regional II, penanaman teh di lahan tidur begitu berat, mengingat terus naiknya ongkos produksi tanaman teh. Karena itu, perusahaan mengambil langkah optimalisasi melalui opsi yang berkelanjutan dan sah. Optimalisasi dilakukan tanpa mengganggu eksistensi kebun teh, dan telah mempedomani peraturan perundangan yang berlaku, kajian, dan atensi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,” paparnya.
Katanya, dua tahun belakangan ini, performa unit usaha kebun teh milik PTPN IV Region II menunjukkan lonjakan signifikan, dengan meraih prestasi tingkat nasional.
“Teranyar keberhasilan Teh Butong memenangkan National Tea Competition (NTC) 2025 di Yogyakarta pada 22 Mei 2025. Dalam ajang kompetisi bergengsi itu, Pabrik Teh Tobasari PTPN IV Regiona II juga sebagai salah satu pemenang,” ungkap Ridho.
Selain itu, tahun 2024, unit kebun dan pabrik teh PTPN IV Regional II juga menerima penghargaan Turn Around Terbaik, sebuah apresiasi untuk unit usaha non-core PTPN IV PalmCo yang berhasil bangkit dari keterpurukan.
Bangkit dari keterpurukan dilalui, setelah dua dekade lebih menghadapi tantangan berat dalam profitabilitas. Saat ini Kebun Teh Bah Butong berhasil memperoleh laba positif untuk pertama kalinya sejak 25 tahun terakhir. Persisnya, hingga Mei 2025.
Lanjutnya, produk teh PTPN IV Regional II, yakni Teh Butong dan Teh Tobasari, saat ini telah menjangkau pasar yang lebih luas, dan masuk dalam segmen premium. Produk pun telah dipercaya menjadi sajian eksklusif pada sejumlah hotel ternama, termasuk Hotel Sinabung Hills Berastagi di Kabupaten Karo.
Langkah itu diharapkan tidak hanya menciptakan nilai tambah ekonomi. Tetapi, juga membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar, serta memperkuat posisi teh sebagai bagian dari kekayaan budaya dan lingkungan di Sumatera Utara.
Prestasi-prestasi itu, tandas Ridho, merupakan bukti, sekaligus komitmen PTPN IV Regional II untuk terus mempertahankan dan mengoptimalkan kebun-kebun teh yang ada di Simalungun.
PTPN IV juga sangat memperhatikan aspek konservasi dalam langkah pengendalian banjir, dengan sejumlah program. Seperti penyiapan embung dan pendalaman parit di sepanjang lebih dari 3 kilometer, dengan lebar 2 dan 3 meter. Juga program pengendalian lainnya.
“Perusahaan akan selalu berupaya, agar optimalisasi lahan memberi banyak manfaat bagi masyarakat, dan tetap menjaga ekosistem kawasan Sidamanik,” pungkasnya. (Irwan Purba)