Bongkar Post
Pesawaran (Bongkar Post) –
Program penanaman Magrove untuk penghijauan di pantai di Desa Gebang Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran diduga gagal karena hanya terlihat puluhan tanaman yang tumbuh.
Toni Yunizar Ketua Kelompok Tani Hutan Pelestari Mangrove Pesisir Petengoran, Kelompok Teregistrasi di Dinas Kehutanan Provinsi Lampung mengatakan bahwa gagalnya program penghijauan yang dihadiri Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Cholim beberapa tahun yang lalu karena banyak faktor.

“Yang pertama harus saya sampaikan bahwa proses penanaman itu kan juga tidak bisa hanya sebatas ditanam habis itu ditinggalkan, yang kedua ada tahapan-tahapan juga ini sebenernya kuncinya harus saling percaya tidak hanya sebatas proyek,” ujarnya, Kamis (20/7/2023).
“Tapi kalo situ mempertanyakan mengenai waktu itu penanaman bu Nunik kan waktu itu penanaman yang diserahkan ke kita kan hanya 2000 atau 2500 sisanya itu dikerjakan oleh tim nya ibu Nunik sendiri walaupun itu masyarakat Desa Gebang tapi kan dia tidak pernah koordinasi dengan kami, tidak tau titik penanamannya dimana sistem menanamnya seperti apa itu yang fakta di lapangan seperti itu,” tambahnya.
Toni juga menjelaskan bahwa kelompoknya sempat memiliki alat pendeteksi cuaca yang bisa digunakan oleh beberapa pihak untuk penelitian namun saat ini alat tersebut diduga hilang.
“Nah sebenernya kita sudah mempunyai alat yang namanya alat pendeteksi cuaca yang dikerjakan oleh temen temen Unila salah satu itulah kajiannya bahwa penanaman itu tidak bisa terendam hanya konteknya apabila terendamnya itu melebihi dari 8 jam. Tetapi masalahnya alat itu kan sekarang hilang. Kita sudah laporkan ke Polsek bersama dengan dosen-dosen Unila, sedang ditinjaklanjuti tapi belum ada penjelasan, nah ini juga kan artinya ada juga oknum-oknum yang juga bisa dibilang harus dipertegas,” ungkapnya.
Masih menurut Toni dirinya merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini dimana menurutnya tidak adanya perhatian dari pihak terkait.
“Kondisi sekarang saja itu di lokasi saya juga sedih tidak terawat aset aset tidak terawat bahkan informasi saya dapatkan temen temen kampus saja yang mau melaksanakan yang namanya penelitian penyusunan skripsi itu sudah dimintain donasi. Juga pertanyaan saya apakan ini mau kita biarkan bersama sama nah ini juga butuh yang namanya pendampingan butuh juga yang namanya jembatannya oleh pihak pemda jangan suruh saya terus yang di adu dengan sekelompok sekelompok orang itu masalahnya juga,” tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Riyan (50) salah satu pekerja di lokasi penanaman mangrove di tempat wisata yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Dewi Mandang’.
“Ya banyak yang mati mungkin kadar airnya. Apa beda bibitnya jadi banyak yang mati apa penanamannya kurang dalem atau bagaimana itu kan banyak tinggal tiang tiangnya,”ujarnya.
Disinggung terkait perawatan dari pihak pihak yang terlibat dalam penanaman tersebut dirinya mengaku bahwa setelah ditanam tidak ada upaya perawatan dari dinas terkait.
“Kalau perawatan khusus dari mereka itu tidak ada setelah ditanam ditinggal dan tidak ada penitipan tapi nggak tau kalo dari pengurus yang lama,”Kata Riyan.(Im/Haya)







