POJOKAN BONGKAR EDISI 9
“Menyala Abangku!” Hutama Karya Cetak Laba Rp1.872 Triliun
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya yang bergerak di bidang konstruksi, pengembang, dan penyedia jasa jalan tol di Indonesia, PT Hutama Karya (Persero) merilis warta anyar seputar pencapaian telak total laba bersih tercetak, total pendapatan, total ekuitas, total nilai kontrak baru, dan total liabilitas korporasi ini tahun anggaran 2023 yang disebutnya sebagai “kinerja keuangan impresif”, pada Selasa (16/4/2024).
BUMN pengampu tagline Inovasi Untuk Solusi, kelahiran 1960 saat bertransformasi dari perusahaan swasta ‘Holladsche Beton Maatshappij’ menjadi Perusahaan Negara (PN) Hutama Karya, sejak itu menghasilkan karya konstruksi yang bernilai sejarah epik dan monumental seperti Gedung DPR/MPR Senayan dan Monumen Patung Dirgantara Pancoran, Jakarta, menyeru warta ini bagi segenap #Infrabuddies, sapaan erat bagi warganet setianya.
(Infografis capaian kinerja keuangan PT Hutama Karya (Persero) tahun 2023, yang dirilis oleh manajemen korporasi, Selasa (16/4/2024). | dok. hutama Karya/Muzzamil)
“Wah! Kabar baik datang lagi #Infrabuddies! Berdasarkan Laporan Kinerja Keuangan (audited), Hutama Karya mencatatkan hasil yang luar biasa, mencetak laba bersih mencapai Rp1.872 T! Tak hanya itu, aset Hutama Karya meningkat 8,59 persen menjadi Rp169.74 T, dan total ekuitas juga meningkat 35,96 persen menjadi Rp116.62 T di 2023 (y.o.y),” demikian bunyi warta.
Sebagai informasi, usai belum lama Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi positif kinerja korporat Hutama Karya sebagai BUMN yang tergolong “sehat”, dikarenakan pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dilakukan dinilai bisa menstimulasi distribusi pertumbuhan ekonomi tidak tersentralisir di Jawa saja.
Mempertegas pernyataan tersebut, Direktur Utama (Dirut) Hutama Karya, Budi Harto, merilis Hutama Karya berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan cemerlang berdasar laporan keuangan (audited) 2023 yang telah diumumkan 30 Maret 2024 lalu.
Dengan perolehan laba bersih korporat sebesar Rp1,872 triliun, tumbuh signifikan sebesar 521 persen secara tahunan (year on year/y.o.y) dibanding tahun sebelumnya.
Ini disusul, “Pendapatan perusahaan juga menunjukkan kinerja baik hingga akhir tahun 2023 yaitu Rp26,93 triliun atau meningkat 11,81 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp24,08 triliun,” ujar Dirut Hutama Karya Budi Harto, melalui siaran pers yang turut diterima Bongkar Post di Bandarlampung, Selasa.
Dirut Budi Harto menyebut, perolehan laba tersebut menjadi titik balik bagi proses transformasi menyeluruh yang dilakukan, mulai dari aspek keuangan, pengembangan bisnis, dan investasi Hutama Karya.
Salah satu aksi korporasi yang dilakukan, yakni ‘asset recycling’ terhadap kerja sama investasi dua ruas JTTS yakni Tol Medan – Binjai sepanjang 16,8 Km dan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140,9 Km bersama Indonesia Investment Authority (INA) senilai Rp20,5 triliun, Juni 2023 lalu.
“Dari kerja sama investasi tersebut terdapat perbaikan dalam liabilitas perusahaan dari Rp70,53 triliun menjadi Rp53,11 triliun atau menurun sebesar 24,70 persen,” kata Budi, selaras dengan itu ekuitas HK juga ditandai menguat menjadi sebesar Rp116,62 triliun dari sebelumnya Rp85,78 triliun, alias naik 35,96 persen.
Cuma itu saja? Tidak. Dari sisi perolehan kontrak baru, imbuh Budi, Hutama Karya berhasil mengantongi nilai kontrak baru yang cukup signifikan dari periode sebelum, Rp19,85 triliun di 2022 bertumbuh menjadi Rp30,88 triliun di 2023 atau meningkat 55,51 persen y.o.y, sebagian besar didominasi dari pekerjaan Jalan dan Jembatan.
Untuk pengingat, menandai dimulainya teknologi Beton pra-tekan di Indonesia, dimana saat masih bernama PN. Hutama Karya era 1970-an, korporat pelat merah inilah yang pertama kali memperkenalkan sistem prategang BBRV dari Swiss.
Dimana, sebagai wujud eksistensi terhadap teknologi ini PN. Hutama Karya membentuk divisi khusus prategang. Di dekade ini pula, Hutama Karya berubah status menjadi PT Hutama Karya (Persero).
Memasuki dekade 1980-an, mengantisipasi tantangan bisnis konstruksi kian kompetitif, Hutama Karya kembali melakukan inovasi melalui diversifikasi usaha: mendirikan Unit Bisnis Haka Pole, pabrik penghasil tiang penerangan jalan umum (PJU) sebagai tipe dari baja bersegi delapan (oktagonal), serta berekspansi usaha di luar negeri yang jadi awal inovasi teknologi konstruktif dengan diciptakannya LPBH (Landasan Putar Bebas Hambatan)-80 ‘SOSROBAHU’ oleh arsitek legendaris Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati.
Di dekade 1990-an, sejalan peningkatan pengembangan inovasi korporasi, seiring perkembangan kemajuan pesat teknologi konstruksi, HK telah mampu menghasilkan produk berteknologi tinggi yakni berupa Jembatan Bentang Panjang (Suspension Cable Bridge, Balanced Cantilever Bridge, Arch Steel Badge, dan Cable Stayed), juga memenuhi standar internasional dalam hal kualitas, keselamatan kerja dan lingkungan dengan meraih Sertifikat ISO 90002: 1999.
Memasuki era milenium, dimana dinamika perekonomian makin pesat, pada dekade 2000-an, Hutama Karya merevitalisasi diri dengan menaja pengembangan usaha untuk sektor swasta lewat pembangunan High Rise Building (Bakrie Tower, dan apartemen) pun infrastruktur lain seperti jalan tol. Seiring perkembangan ini kualitas dan mutu tetap jadi perhatian dibuktikan dengan diraihnya Sertifikat ISO 9001: 2008, ISO 14001: 2004, dan OHSAS 18001: 2007.
Lepas satu dekade era milenia, Hutama Karya terus merajam perkuatan eksistensi di industri konstruksi nasional yang ditandai dengan diversifikasi usaha melalui pendirian anak perusahaan di bidang pengembangan properti dan manufaktur aspal, serta baja.
Hingga kelak kini genap satu dekade lalu, tonggak sejarah baru kinerja konektivitas infrastruktur dasar publik nasional yang berciri filosofis berkeadilan sosial sesuai ruh semangat Indonesia-centris, betulan kejadian di Negara Kesatuan RI saat pada 2014, Hutama Karya secara mandatoris menerima penugasan pemerintah guna mengembangkan JTTS melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100/2014 lalu diperbarui dengan Perpres Nomor 117/2015.
Hutama Karya diamanati mengembangkan 2.770 Km panjang JTTS di Sumatera dengan prioritas 8 ruas pertama. Hingga 2022 lalu, penugasan pemerintah ditunaikan Hutama Karya yang sukses mengoperasikan kurang lebih 542,8 Km dari total panjang tersebut.
Berlanjut, seiring tiga ruas JTTS yang telah diresmikan sepanjang tahun 2023 yakni Tol Indralaya – Prabumulih sepanjang 64,5 Km, Tol Bengkulu – Taba Penanjung sepanjang 16,7 Km, dan Tol Pekanbaru – Bangkinang sepanjang 31 Km, dengan demikian tercatat total panjang JTTS terbangun hingga akhir 2023 yakni sepanjang 959 Km, yang telah dapat dioperasikan sepanjang 656 Km.
Sebagai tambahan, merujuk peta jalan Angkutan Lebaran musim arus mudik dan arus balik Lebaran Idul Fitri 1445 H/2024 ini, meski (apabila merujuk data Hutama Karya) notabene belum semua dari rencana total seluruh atau 24 ruas JTTS sepanjang 2.704 Km tersambung koridor utamanya, alias [bila merujuk data Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat] tercatat baru 15 ruas yang telah beroperasi dengan total panjang 884,5 Km hingga Februari 2024.
“Jalan Tol Trans Sumatera akan terus dibangun untuk hubungkan konektivitas Lampung hingga Aceh demi menunjang keberlanjutan infrastruktur untuk Indonesia Maju,” tekad Hutama Karya.
Proaktif mendorong akselerasi progresivitas pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Hutama Karya ikut pula mengerjakan enam proyek infrastrukturnya antara lain Jalan Tol IKN Segmen Jembatan Pulau Balang – Sp. Riko (Seksi 5B sepanjang 13,27 Km) bernilai kontrak Rp3,6 triliun, yang merujuk keterangan Kasatgas Pelaksana Pembangunan IKN Danis H Sumadilaga, kelak tersambung berdampingan dengan Bandara Very Very Important Person (VVIP) dan menjadi jalan tol akses ke kawasan IKN.
Garapan Hutama Karya lainnya yakni proyek Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator 2, Jaringan Pipa Air Limbah 1 dan 3 Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN.
Lebih lanjut, Budi Harto, kariris profesional kelahiran Boyolali, 11 September 1959, alumnus S1 Teknik Sipil Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo 1983, Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogya 1997, dan Magister Psikologi Industri Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang 2002 ini, mewarta peningkatan kinerja keuangan korporat pimpinannya.
Peningkatan kinerja keuangan Hutama Karya ujar dia, jua terlihat dari menguatnya aset konsolidasi perusahaan setotal Rp169,74 triliun di tahun 2023, alias naik 8,59 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu, Rp156,32 triliun.
Kemudian, mantan Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2013-2015), Wakil Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2015-2016), Dirut PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (2016-2020) sebelum dia jadi Dirut Hutama Karya berdasar SK Menteri BUMN Nomor SK-182/MBU/06/2020 tertarikh 6 Juni 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Hutama Karya ini juga mewartakan, untuk laporan keuangan tahun 2023, Hutama Karya juga mencatatkan rasio keuangan yang baik.
Antara lain, current ratio sebesar 2,27x yang menyatakan pengelolaan modal kerja untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pun menunjukkan perbaikan, dibanding dengan tahun sebelumnya sebesar 1,97x.
“Tahun 2023 perusahaan juga mencatatkan nilai interest coverage ratio yang baik, yaitu sebesar 1,46x yang menandakan bahwa operasi perusahaan mampu menutupi beban-beban keuangan atas pinjaman yang dilakukan,” lugas Budi, meyakini kinerja positif terhadap keuangan perusahaan ini merupakan keberhasilan bersama yang didasari dengan transformasi yang kuat.
“Sesuai tema HUT ke-63 Hutama Karya di tahun 2024 ini dengan mengusung tema “Bergerak, 63rlari, Melesat” menghadirkan karya terbaik, namun ke depannya kita berharap keberhasilan ini dapat sustain [berlanjut, red],” pungkas Dirut Budi Harto impresif, mengunci keterangannya.
Informasi terkait, JTTS yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) 2015-2024 yang jadi mandatori Hutama Karya sedekade ini progresnya signifikan.
Dilaporkan, Hutama Karya telah berhasil membangun sepanjang 959 Km jalan tol, dengan total panjang jalan yang dikelola mencapai 656 Km. Hal ini kemudian jadi harapan bagi jutaan masyarakat untuk menghubungkan konektivitas delapan provinsi dalam pulau mulai dari Lampung hingga ke Nangroe Aceh Darussalam, di luar Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dan Kepulauan Riau (Kepri), di Sumatera.
“Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak yang mendukung kami, sehingga berhasil meraih pencapaian luar biasa ini.
Pencapaian ini memacu kami untuk terus membangun infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Mohon dukungannya terus ya, agar kami bisa terus memberikan yang terbaik untuk bangsa! #HutamaKarya #KinerjaFantastisHutamaKarya2023,” kunci admin media sosial Hutama Karya.
Dari Lampung, Komisaris Utama Bongkar Post Group, Jauhari, turut angkat bicara, demi merespons warta capaian prestasi BUMN satu ini, saat dimintai tanggapannya, Selasa.
Bos media massa lokal konvergen meliputi media cetak Harian Bongkar Post, media daring Bongkarpost.co.id, kanal ofisial YouTube Bongkar Post TV, dan program khusus siniar Podcast Bongkar-Bongkaran Bongkar Post, yang berbasis di Lampung ini menilai, secara umum, capaian prestasi terukir BUMN Hutama Karya juga patut selain untuk diteladani oleh BUMN lainnya, juga patut didorong pemajuannya agar semakin terukur dan teruji di masa depan.
“Amatan kami, warga Lampung kini makin mengenal portofolio perusahaan ini tidak saja berkat kesuksesan Hutama Karya dalam menjalankan penugasan pemerintah bangun JTTS sehingga rakyat Indonesia, termasuk Sumatera, Lampung di dalamnya, bisa memanfaatkan beroperasinya layanan ruas JTTS yang masuk wilayah administrasi provinsi ini mulai dari GT Bakauheni Selatan sampai GT Pematang Panggang, demi agar waktu tempuh perjalanan darat dapat lebih diperhemat, jarak tempuh dipersingkat, ketibaan dipercepat di tempat tujuan dengan selamat dan sehat walafiat,” ujar Jauhari, yang juga dikenal advokat ini.
Dari itu, imbuh Jauhari, pihaknya berharap, manajemen Hutama Karya khususnya yang berkantor operasional di Lampung, terus mengikatkan diri secara lahir batin, dengan rakyat Lampung secara utuh menyeluruh.
Dengan mengutip data total realisasi penyaluran program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Hutama Karya (Persero) tahun 2023 yakni sebesar Rp30.519.401.288, Jauhari menyarankan, sudah selayaknya pada tahun 2024 ini dan kedepannya, manajemen korporasi ini mulai menggagas inisiasi program TJSL khusus warga Lampung yang lebih berkarakter, menggigit, dan berkelanjutan bagi sasaran prioritas kelompok rentan miskin ekstrem.
“Prioritas dapat diberikan semisal bagi warga Lampung ber-KTP elektronik alamat domisili sisi kanan-kiri jalur lintasan jalan tol tersebut dari Bakauheni hingga Pematang Panggang. Tentunya, kalau kami boleh usulkan, ambil juga target umpan balik pengurangan risiko kejahatan jalanan (street crime) yang sepertinya masih jadi pekerjaan rumah, pascaprogram digulirkan sebagai salah satu indikator keberhasilan pelaksanaannya. Saya kira itu,” ujar Jauhari.**
Tim Editorial
Penulis : Muzzamil
Editor : Nopriansyah
Nara Sumber : Jauhari, SH., MH.