BongkarPost.co.id
JAKARTA – Usai dilantik menjadi Presiden Repubik Indonesia ke-8, masa bhakti 2024-2029, Prabowo berkesempatan menyampaikan pidato perdana kenegaraanya dihadapan sidang paripurna Majelis Permusyawarahan Rakyat (MPR) dan disaksikan para tamu undangan juga delegasi tamu kehormatan dari negara-negara sahabat di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI komplek senayan Jakarta, Minggu (20/10/2024).
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT Prabowo mengawali pidatonya, dilanjutkan memberikan salam hormat menyapa mantan-mantan Presiden dan Wakil Presiden RI sebelumnya, para tokoh dan ketua partai politik.
Menariknya, Prabowo mampu mengingat menyebut nama-nama hadirin para tokoh, tamu undangan juga tidak kurang dari 19 tokoh nama-nama delegasi tamu kehormatan negara sahabat tersebut lengkap berikut gelar masing-masing, pasih tidak mengulang atau salah peneyebutan walau tanpa teks.
Tak ketinggalan, Prabowo pun mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada mantan-mantan pendahulunya sebagai presiden yang telah banyak berjasa dalam membangun Indonesia.
Pidato perdana Presiden Prabowo yang berapi-api tanpa teks mendapatkan aplaus tepuk tangan gemuruh dari para hadirin. Banyak hal strategis yang disampaikan dalam pidatonya, antara lain soal kedaulatan ketahanan pangan, kedaulatan energy, ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, kesehatan, budaya hingga hubungan luar negeri dan lainnya.
Hal yang paling krusial ditekankan Prabowo dalam pidatonya mengajak semua golongan berhimpun mempererat persatuan kesatuan sebagaimana harapan keinginannya, bersama mewujudkan swasembada pangan dan energy, juga mengatasi dan menghilangkan kemiskinan. Memperbaiki sistem dalam pemberantasan korupsi dimulai dari hulu ke hilir. Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, hingga korupsi hilang dari bumi pertiwi Indonesia.
Berikut petikan pidato Presiden Prabowo Subianto,
“Saudara-saudara sekalian saya mengajak kita semua marilah kita berani melihat kenyataan, kita boleh bangga dengan prestasi kita, tapi kita jangan tertegun telalu cepat puas dan jangan terlalu cepat gembira dengan menutup mata dan hati kita terhadap tantangan-tantangan dan penderitaan yang dialami saudara-saudara kita (rakyat miskin).
Saudara-saudara sekalian kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung onta yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak ia memasukkan kepalanya dalam tanah.
Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah, marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani.
Saudara-sudara sekalian marilah kita berhimpun bersatu untuk mencari solusi-solusi jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut.
Saudara-saudara sekalian saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kita tidak boleh bergantung sumber makanan dari luar (luar negeri).
Dalam krisis (global) dalam keadaan genting tidak ada (negara tetangga) yang mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli (impor).
Karena itu tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan, kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.
Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat empat sampai lima tahun (kedepan) kita akan swasembada pangan, bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia”.
Dalam menyikapi ketidak pastian stabilitas global Prabowo juga menekankan pentingnya swasembada energy, berikut petikan pidatonya,
“Saudara-saudara sekalian kita juga harus swasembada energy, dalam keadaan ketegangan, dalam keadaan kemungkinan terjadi perang dimana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri, kalau terjadi hal yang tidak kita inginkan sulit akan kita dapat sumber energy dari negara lain, karena itu kita harus swasembada energy dan kita mampu untuk swasembada energy.
Kita diberi karunia oleh Tuhan Maha Besar, (berupa) tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung (kepada) bangsa lain.
Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung dan lain-lain. Kita juga punya energy bawah tanah bioetanol yang cukup, kita punya batubara yang sangat banyak. Kita punya energy dari air yang sangat besar.
Saudara – saudara sekalian, pemerintahan yang saya pimpin akan fokus untuk mencapai swasembada energy.
Kita juga harus mengelola air kita dengan baik.
Alhamdulillah, kita punya sumber air yang cukup dan kita sudah punya teknologi menghasilkan air yang murah dan yang bisa memenuhi kebutuhan kita”.
Menyoroti kesenjangan sosial, Prabowo memastikan subsidi dan bantuan sosial harus tepat sasaran kepada keluarga yang membutuhkan penerima manfaat (KPM) agar anak-anak bisa makan makanan yang bergizi, walaupun hanya sekali sehari. Dengan memanfatkan teknologi digital tidak boleh lagi ada subsidi dan bantuan sosial dinikmati oleh mereka yang tidak berhak.
Berbanding lurus, agar dapat menghilangkan kemiskinan guna mencapai kehidupan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia, Prabowo menegaskan korupsi harus diberantas dengan memperbaiki sistem, dengan penegakkan hukum yang tegas dan keras terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Selain itu pemimpin harus memberi kan contoh dalam menjalankan pemerintahan yang bersih.
Berikut petikannya,
“Saudara-saudara sekalian. Juga semua subsidi bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah (miskin) harus dipastikan subsidi dan bansos tersebut sampai kepada keluarga yang membutuhkan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Saudara-saudara, anak-anak kita semua harus bisa makan bergizi minimal satu kali sehari dan itu akan kita lakukan dan itu bisa kita lakukan.
Saudara-saudara sekalian, selain itu menjamin melindungi mereka yang paling lemah untuk mencapai kesejahteraan sejati, kemakmuran yang sebenarnya, kita harus melakukan hilirisasi kepada semua komoditas yang kita miliki.
Nilai tambah dari semua komoditas itu harus menambah kekuatan ekonomi kita sehingga rakyat kita bisa mencapai tingkat hidup yang sejahtera. Seluruh komoditas kita harus bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
Saya sudah katakan kita harus berani menghadapi dan memberantas korupsi, dengan perbaikan sistem dengan penegakkan hukum yang tegas, dengan digitalisasi. Insya Allah kita akan kurangi korupsi secara signifikan.
Tapi ini harus kita lakukan, seluruh unsur pimpinan harus memberi contoh,’ing narso sing telodo’.
Saudara-saudara sekalian, ada pepatah yang mengatakan ‘kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala’.
Semua pejabat dari semua eselon dari semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya, mulai dengan contoh dari atas dan sesudah itu penegakkan hukum yang tegas dan keras.
Saudara-saudara sekalian, semua kita percaya dan kita yakin kita akan punya kekuatan untuk bisa menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia.
Ini sasaran yang berat, bahkan banyak yang mengatakan ini sesuatu yang tidak mungkin.
Saudara-saudara, pemimpin yang berani pemimpin baik akan terpanggil menghadapi yang tidak mungkin dan mencari jalan agar yang tidak mungkin bisa kita atasi.
Bangsa yang berani adalah yang bisa bikin yang tidak mungkin menjadi mungkin”.
Selanjutnya, pada sisi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berdemokrasi, Prabowo menegaskan kedaulatan rakyat adalah diatas segalanya. Namun dia pun mengingatkan demokrasi yang kita anut adalah demokrasi yang khas Indonesia. Demokrasi yang berasal dari sejarah budaya santun.
Petikan pidatonya,
“Saudara-saudaraku, ditengah itu cita-cita yang begitu besar, yang begitu kita idam-idamkan kita perlu suasana kebersamaan, kita perlu suasana persatuan, kita perlu kolaborasi kerjasama, bukan cek-cok yang berkepanjangan.
Kita perlu pemimpin-pemimpin yang tidak (saling) caci maki.
Pemimpin yang arif, yang bijaksana, yang mengerti dan cinta budaya sejarah bangsa sendiri, yang bangga dengan adab tradisi dan adat bangsa kita sendiri.
Kita, dari sejak dahulu pemikiran kehendak dan rancang bangun pendiri-pendiri bangsa kita, dari sejak awal bangsa ini berdiri, kita ingin menjadi bangsa yang berdemokrasi.
Kita menempatkan kedaulatan rakyat setinggi-tingginya.
Dalam dasar negara kita Pancasila, kerakyatan merupakan sendi utama dari kelima sila yang kita junjung tinggi, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Kita menghendaki kehidupan demokrasi, tapi marilah kita sadar, demokrasi kita yang khas Indonesia, demokrasi yang cocok untuk bangsa kita, demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita.
Demokrasi kita harus demokrasi yang santun.
Demokrasi dimana berbeda pendapat, harus tanpa permusuhan.
Demokrasi dimana mengoreksi harus tanpa caci-maki.
Bertarung tanpa membenci, bertanding tanpa berbuat curang.
Demokrasi kita yang menghindari kekerasan, menghindari adu domba, yang menghindari hasut menghasut.
Demokrasi kita harus demokrasi yang sejuk, demokrasi yang damai, demokrasi yang menghindari kemunafikan.
Hanya dengan persatuan dan kerjasama kita akan mencapai cita-cita para leluhur bangsa kita, bangsa yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo, bangsa yang baldatun thoyibatun warobbun ghofur.
Bangsa dimana rakyat cukup pangan, cukup sandang cukup papan.
Cita-cita kita adalah melihat wong cilik iso gemuyu, wong cilik bisa senyum bisa ketawa.
Saudara-saudara sekalian, kita harus ingat bahwa kekuasaan itu adalah milik rakyat, Kedaulatan itu adalah kedaulatan rakyat.
Kita berkuasa seizin rakyat, Kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat.
Kita harus ingat, setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat, pekerjaan kita harus untuk rakyat.
Bukan, bukan, bukan kita bekerja untuk diri kita sendiri, bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita, pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat”.
Selanjutnya, Presiden Prabowo mengingatkan dengan ber api-api melontarkan kata-kata yang membakar nasionalisme menggugah menyadarkan kepekaan memaknai kata Merdeka, berikut petikannya,
“Saudara-saudara sekalian, kita harus mengerti selalu, sadar selalu, bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa dimana rakyatnya merdeka.
Rakyat harus bebas dari ketakutan,
Bebas dari kemiskinan,
Bebas dari kelaparan,
Bebas dari kebodohan,
Bebas dari penindasan,
Bebas dari penderitaan.
Saudara-saudara sekalian, masih ada saudara-saudara kita usianya diatas 70 tahun masih menarik becak. Ini bukan ciri-cri bangsa yang merdeka.
Hanya kalau kita bisa wujudkan itu, kalau kita bisa wujudkan keadaan dimana rakyat kita sungguh-sungguh merasa dan menikmati kemerdekaan.
Baru boleh kita sungguh-sungguh puas dan bangga dengan prestasi Indonesia Merdeka.
Sebelum itu, marilah kita kerja keras, marilah kita berjuang tanpa menyerah, mari kita menghimpun dan menjaga semua kekayaan kita, jangan mau kekayaan kita diambil murah oleh pihak-pihak lain.
Saudara-saudara sekalian, semua kekayaan kita harus sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat kita.
Saudara-saudara, dalam sejarah poltik, hal ini mudah diucapkan tidak mudah untuk kita capai.
Tapi bisa kita capai kalau kita bersatu dan berkerjasama, marilah kita bangun masa depan bersama.
Disamping itu Presiden Prabowo juga menekankan bahwa perbedaan golongan, ras, suku, agama tidak boleh mengendorkan semangat tali persatuan kesatuan, karena sejatinya kita semua adalah sama-sama anak bangsa Indonesia.
Berikut petikannya,
Walaupun berbeda suku, berbeda agama, berbeda partai, berbeda golongan, kita adalah sama-sama anak Indonesia.
Bertanding, Semangat, sesudah bertanding mari kita berhimpun kembali.
Presiden Jokowidodo mengalahkan saya . . ., (berapa kali ya, saya lupa), tapi begitu beliau menang, (beliau menang ya), beliau mengajak saya bersatu dan saya menerima ajakan itu, sekarang saya yang menang.
Dan saya mengajak semua pihak,
Ayo Bersatu !
“Merdeka Merdeka Merdeka,” dibalas dengan pekikan yang sama oleh hadirin, hingga ruang sidang MPR/DPR RI bergemuruh, saat Prabowo menutup pidato perdana kenegaraannya.
“Yang tidak teriak merdeka, tidak patriotik,” seloroh Presiden RI ke-8, Jenderal Purnawirawan H.Prabowo Subianto. (rusmin)