Bongkar Post
Bandar Lampung, BP
Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung melepas 150 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan bekerja ke Malaysia. Tak hanya itu, Disnaker juga memberikan bantuan peralatan kepada Pekerja Migran Indonesia Purna di Desa Bumi Daya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan dan Desa Kresna Widodo, Kecamatan Tegineneng, Pesawaran, berupa peralatan pembuat bakso.
Kepala Biro SDM dan Organisasi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Dr. Servulus Bobo Roti, S.Pd, MM mengungkap, selama tahun 2018 – 2023, terdapat 960ribu lebih pekerja migran, diantaranya 64ribu lebih berasal dari Provinsi Lampung.
“Pemerintah Provinsi Lampung harus berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten / Kota hingga desa, sama- sama memastikan kesiapan kompetensi pekerja migran dan ketrampilan dengan sertifikasi,” ujar Servulus, di Balai Keratun, Pemprov Lampung, saat memberikan sambutan Pelepasan Pekerja Migran Indonesia, pada Rabu (31/5/2023).
Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung Agus Nompitu, mengatakan Pemprov Lampung memberikan perlindungan agar PMI Purna tetap dapat menghasilkan usaha di daerahnya masing-masing setelah pulang bekerja dari negara orang.
Sementara mewakili Gubernur Lampung, Asisten I Bidang Pemerintahan Qudrotul Ikhwan, mengatakan sebelumnya pelepasan PMI sudah dibekali dengan pelatihan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di negara yg dituju.
“PMI juga sebagai Duta Wisata, di negara tujuan, mempromosikan destinasi wisata di Lampung,” ujar Qudratul.
Ia pun berpesan agar jangan tergoda dengan rayuan negara lain atau agensi lain.
“Ya mereka akan jadi pekerja migran ilegal, dan itu akan mempersulit mereka jika terjadi hal yang tidak diinginkan di negara tujuan,” pungkas Qudrotul.
Diketahui, pelepasan Pekerja Migran Indonesia ke Malaysia 150 orang tersebut berasal dari PJTKI PT Tri Tunggal dan PT Mitra Muda.
Sementara, Tri Purwani salah seorang penerima bantuan peralatan bagi PMI Purna, berasal dari Desa Bumidaya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan.
“Pekerja Migran Indonesia Purna bisa berkarya di desanya masing-masing, dan tetap menghasilkan usaha untuk keluarga kami,” ujar Tri yang sempat bekerja 4 tahun di Malaysia. (tk)