Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan Bongkarpost Group Disambut Beragam Komentar dari Peserta

Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan Bongkarpost Group Disambut Beragam Komentar dari Peserta

 

Bacaan Lainnya

Bongkar Post, Bandar Lampung

Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan disambut komentar beragam oleh para peserta, yang digelar selama dua hari di Hotel Horison sejak, Sabtu-Minggu (18-19-10-2025).

 

Diantaranya, Annisa Cintia peserta utusan UBL.

Dia menyebut, pelatihan jurnalistik dan kehumasan yang diselenggarakan Santiaji Bongkarpost Group sangat menarik.

Menurut Annisa, lebih banyak ilmu tentang ke jurnalistikan yang ia dapat.

“Baik itu tentang term the MC (langka-langkah), termasuk didalamnya peraturan-peraturan. Jadi lebih tau materinya secara detail, kalau ternyata pers itu sendiri harus punya pertimbangan dari segi UU-nya,” kata dia.

“Awareness” (kesadaran,red) orang-orang atau instansi harus lebih ‘awar’ (memaknai), akan pentingnya tentang Kehumasan itu sendiri agar dalam menyampaikan informasi lebih detail apa aja yang harus dijaga,” tambahnya.

Agung, peserta dari Dinas PM dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Lampung Selatan mengatakan bahwa, secara general kegiatan ini bekal dalam penyajian dan pembuatan berita yang berkualitas. “Dengan banyak materi yang didapat tentang kejurnalisan. Kita paham bagaimana cara penyajian berita yang berkualitas, konten. Terlebih ini buat bekal kita mengikuti arahan pimpinan daerah bahwa humas itu berdaya,” katanya.

Ditanya apakah “pobia”, terhadap kawan pers setelah mengikuti pelatihan?, menurut Agung justeru mengaku tetap semakin cinta dan akan selalu menjaga keharmonisan dengan sesama insan pers. “Dan hubungan baik itu tetap kita jaga,” ucapnya.

Senada juga dikatakan, Setyo utusan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung.

Dia bilang, kegiatan pelatihan jurnalistik dan kehumasan yang dikuti cukup membantu di OPD pemerintahan ketika mengelola informasi-informasi yang sifatnya publik.

“Dapat pengetahuan baru tentang bagaimana cara menyajikan informasi ke publik agar tidak memberikan informasi yang salah, (miskomunikasi). Baik dari sisi penulisan kata, di web, konten atau pengelolaan media sosial lainnya selaras dengan tujuan yang sama. Baik di pemerintah, pers dan media informasi lainnya kearahan kemajuan Lampung yang lebih bak. Satu kata buat pelatihan jurnalistik dan kehumasan. “Keren,” tandasnya.

Masih di acara yang sama, Agil, utusan peserta dari RS Cokrodipo Badar Lampung menjelaskan, secara pribadi materi yang didapat cukup menarik.

“Tadinya belum tau secara detail tentang kejurnalistikan. Bagaimana menghadapi wartawan, lalu aturan apa yang harus dipenuhi kawan pers itu sendiri. Termasuk ketika akan, atau ingin meminta informasi,” kata dia.

Pada sisi lain, saat sesi tanya jawab yang di sampaikan pemateri Iskandar Zulkarnain dipandu oleh Juniardi, tentang strategi dan aturan hak jawab serta narasi berita, mekanisme hak jawab, peran dewan pers, dan tanggung jawab media serta perusahaan pers menurut aturan berlaku serta kaidah jurnalistik dan tips, menghadapi wartawan?.

Ardiansyah, salah satu peserta utusan dari PTPN I menanyakan tentang kasus tanah yang melanda PTPN berhadapan dengan masyarakat dan media cenderung memojokkan perusahaan.

Misalkan soal lahan, jelas jelas punya PTP dikelola oleh PTP. Sementara diberita di kleaim tanah warga, anehnya pemberitaan itu sepihak. Tanpa ada konfirmasi, dan ini berlaku disemua tempat. “Di Medan, Lampung masih ada berita seperti itu,” katanya.

“Jadi dengan pelatihan ini kami tau ternyata wartawan itu harus ada aturan, tercatat, jelas perusahaan terdaftar di dewan pers. Jadi tidak serta merta membuat berita yang tidak berimbang,” tegasnya. (Zul)

Pos terkait