Bongkar Post
Bandar Lampung, BP
Terjadinya aksi kekerasan di lingkup ASN Pemerintah Provinsi Lampung, apalagi terjadi di satuan kerja Badan Kepegawaian Daerah (BKD), sangat mencoreng kepemimpinan Gubernur Arinal Junaidi, di akhir masa jabatannya.
Namun, tindakan Gubernur Arinal yang menonjobkan oknum Kabid Mutasi BKD Lampung, DR, patut diapresiasi. Hal itu dikatakan pengamat pemerintahan, Dr. Dedy Hermawan, S.Sos., M.Si, yang juga Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama FISIP Universitas Lampung, kepada media ini, pada Kamis (10/8/2023).
Lanjut Dedy, persoalan tindakan kekerasan ini tetap harus diusut tuntas, agar jadi pembelajaran di lingkup ASN ke depannya.
Lanjut dia, sementara jika ada ASN yang beranggapan bahwa tindakan plonco/kekerasan ini adalah korsa atau tradisi guna membangun kedisiplinan, maka cara ini adalah salah kaprah.
“Ini salah kaprah, dasarnya apa. ASN ini kan dididik untuk jadi pelayan publik, jadi tidak semestinya mereka dididik ala militer dan kekerasan,” tandasnya.
Dia pun secara tegas meminta persoalan ini ditelusuri. “Ini harus direview, ditelusuri, dan diinvestigasi, apa masalah sebenarnya, apakah sistem, tradisi atau kasuistis,” ujar dia.
“Kalau ini tradisi, yang harus dilakukan adalah, rubah dulu mindset, dan monitoring dengan ketat. Kemudian buat aturan – aturan untuk meminimalisir terjadinya kegiatan kekerasan tersebut di semua tingkatan dan di semua bidang, tidak hanya di BKD, tapi di semua satuan kerja,” bebernya.
Dia berharap, persoalan ini menjadi pembelajaran bagi ASN ke depan, dan sangat serius. “Sehingga ke depan, ASN yang lahir adalah ASN yang berkualitas, bukan ASN yang punya mindset kekerasan,” pungkasnya.
Diberitakan, anak Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tulangbawang Barat, Iwan Mursalin, jadi korban aksi “plonco” di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lampung, hingga harus mendapat perawatan di RSUDAM. Korban, beserta keluarga, akhirnya melaporkan kasus kekerasan di lingkup Pemprov Lampung tersebut ke Polresta Bandar Lampung, dengan surat LP/B/1160/VIII/2023/SPKT/POLRESTA, tanggal 9 Agustus 2023.
Aksi kekerasan itu juga dialami lima rekan Farhan lainnya. Parahnya, bak film G30S/PKI, korban sempat ditutup mata saat disiksa oknum Kabid DR, dan pegawai senior BKD lainnya.
Ahmad Farhan (19), alumni IPDN XXX, yang tengah magang di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Lampung, dianiaya oleh atasannya dan sejumlah ASN BKD setempat.
Edy Syahri, paman korban, kepada media mengatakan, ada enam orang pegawai magang di BKD termasuk keponakannya, jadi korban aksi premanisme ASN BKD tersebut.
“Satu orang perempuan disuruh pulang, lima orang dipermak di dalam ruangan, diduga dilakukan oleh atasannya, Kabid Mutasi Pegawai dan pegawai lainnya,” beber Edy Syahri, Rabu (9/8/2023).
Dijelaskan, akibat penganiayaan yang dilakukan itu, AF pingsan dan mendapat perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).
“Waktu dikeroyok keponakan saya ditutup matanya. Dia sampai minta jemput karena enggak kuat. Waktu di rumah makan, dia pingsan dan dibawa ke rumah sakit,” ujar Edy lagi.
“Sebelum pingsan, ponakan saya ini didesak sama pamannya yang ada di Bandung, dia ngaku dikeroyok atasannya, Kabid Mutasi Pegawai dan sejumlah pegawai lainnya,” tuturnya menceritakan apa yang dialami Farhan.
Sementara, Rabu pagi Tim Inafis Polresta Bandar Lampung turun ke TKP di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Lampung. (nop/tk)







