Bongkarpost.co.id
Bandar Lampung,
Dua mahasiswi dari Charles Sturt University, Australia, yakni Asha Krevs yang menempuh studi Master in Information Studies dan Hayley Hawkins yang mengambil Bachelor in Information Studies, melakukan kunjungan ke Gedung Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Kamis (25/9/2025).
Kunjungan tersebut menjadi pengalaman berharga bagi keduanya untuk mendalami praktik pengelolaan arsip dan perpustakaan di Indonesia, khususnya di Lampung.
Asha Krevs mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru selama berada di Lampung.
“Saya sebelumnya pernah bekerja di perpustakaan, meskipun hanya sebentar. Tapi pengalaman di sini membuat saya bisa memahami secara spesifik bagaimana pekerjaan pustakawan dan arsiparis dilakukan sehari-hari. Saya juga dapat membandingkan kondisi perpustakaan di Lampung terutama arsipnya dengan yang ada di tingkat nasional maupun di Australia,” ujarnya.
Menurut Asha, kesempatan berdiskusi langsung dengan jajaran pengelola arsip dan perpustakaan di Lampung, memberikan wawasan yang luas.
“Kunjungan ke tempat arsip adalah pengalaman pertama saya. Ini sangat membuka perspektif baru tentang bagaimana arsip dikelola dan dilestarikan,” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh Hayley Hawkins. Ia menuturkan bahwa kunjungannya ke Lampung memberikan kesan mendalam tentang bagaimana pengelolaan arsip dan perpustakaan tetap berjalan di tengah keterbatasan.
“Saya melihat pustakawan dan atsiparis di sini mampu melayani masyarakat dengan baik, meskipun ada keterbatasan bahasa. Mereka bisa memahami kebutuhan pengunjung bahkan hanya melalui tanda atau gerakan tubuh,” kata Hayley.
Hayley menilai para pengelola arsip di Lampung menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas.
Ia mengakui dirinya tidak memiliki latar belakang di bidang kearsipan, namun tetap bisa melihat komitmen yang kuat dari para pengelola arsip.
“Saya melihat mereka bekerja keras, proaktif, dan berusaha agar semua layanan tetap berjalan. Meskipun ada keterbatasan pendanaan, sumber daya, maupun sistem, mereka tetap berkomitmen,” ujar Hayley.
Lebih jauh, Hayley menegaskan bahwa pengelolaan arsip sejatinya merupakan isu global yang juga menjadi perhatian di negaranya. Ia awalnya mengira akan menemukan lebih banyak perbedaan antara Indonesia dan Australia.
Namun, setelah melihat langsung di Lampung, ia justru mendapati banyak kesamaan.
“Awalnya saya kira akan menemukan lebih banyak perbedaan, tetapi ternyata justru ada banyak kesamaan. Baik di Australia maupun Indonesia sama-sama menghadapi keterbatasan. Yang berbeda hanyalah pendekatannya,” ujar Hayley.
Menurutnya, satu hal yang serupa di kedua negara adalah kebutuhan bagi institusi arsip untuk terus mengadvokasikan perannya.
“Institusi arsip harus terus memperjuangkan keberadaannya agar tetap diperhatikan,” tambahnya.
*Progres Arsip Lampung Jadi Daya Tarik*
Menanggapi kunjungan tersebut, Kabid Pengelolaan Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Merita Aktorina, menyebut bahwa kehadiran ke 2 mahasiswi asal Australia tersebut menjadi bukti bahwa pengelolaan arsip di Lampung semakin diperhitungkan.
“Kunjungan mahasiswa dari Charles Sturt University ini bukan hanya sekadar belajar, tetapi juga pengakuan bahwa pengelolaan arsip di Lampung telah menunjukkan progres. Kami menjadikan depot arsip dan galeri arsip sebagai ruang edukasi, sehingga bisa menjadi rujukan tidak hanya bagi daerah lain, tetapi juga secara internasional,” ujar Merita.
Ia menambahkan, Pemprov Lampung saat ini tengah berkomitmen memperkuat tata kelola arsip.
“Kami terus berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan arsip, baik dari sisi sarana prasarana, SDM, maupun penerapan standar nasional kearsipan. Kehadiran mahasiswa dari luar negeri menjadi momentum untuk membuktikan bahwa arsip Lampung tidak hanya menjadi penyimpanan dokumen, tetapi juga pusat pembelajaran dan penelitian,” jelasnya.
Merita juga menegaskan bahwa pihaknya ingin mengubah cara pandang publik terhadap arsip.
“Iya, kami sangat menyambut itu, karena terus terang saja, dunia kearsipan ini mungkin kalau orang luar melihatnya dari kacamata sederhana, malah agak terbelakang. Nah, kita ingin membawa supaya arsip ini bisa menjadi wajah Provinsi Lampung juga. Ini bisa membuat orang semakin tertarik untuk masuk mendalami ke dunia kearsipan,” ungkapnya.
Menurutnya, kunjungan internasional ini akan dijadikan motivasi untuk terus melakukan pembenahan.
“Kami ingin memastikan bahwa pengelolaan arsip di Lampung tidak hanya sekadar memenuhi standar, tetapi juga bisa menjadi model yang menginspirasi, termasuk bagi negara lain,” tandasnya.(*)