Foto. Zul
Bongkar Post, Lampung Selatan
Puluhan pasien Rumah Sakit Airan Lampung Selatan menumpuk sampai berhari-hari di depan ruang petugas pelayanan IGD (instalasi gawat darurat), baru-baru ini.
Belum diketahui apa alasan pihak rumah sakit menempatkan pasien “bak jemuran ikan asin” tersebut.
Melihat kondisi ini, ketidak nyamanan dan kesan lambatnya penanganan pasienpun muncul dari keluarga pasien dan kerabat yang menjenguk.
“Kami heran kok sampai padat dan menumpuk seperti ini layanan IGD RS Airan. Harusnya apabila pasien sudah ditangani dan diperiksa oleh dokter dipindah ke ruangan inap. Jangan numpuk berhari-hari seperti ini,” kata ED, (45) ketika ia bersama isterinya menemani bapak mertua yang terkena sakit jantung, beberapa malam lalu.
Dia menjelaskan, dari awal masuk IGD, hampir kurang lebih 5 jam. Dari pukul 5 sore sampai pukul 10 malam tadi (red), mertua saya belum mendapatkan ruangan. “Alasan perawat dan dokter ruangan penuh. Padahal setelah saya cek kesejumlah kamar masih banyak yang kosong,” katanya.
Senada juga dikatakan keluarga pasien lainnya, asal Tanjung Bintang.
Meski tidak mau namanya disebut, dia menyampaikan kekecewaan atas layanan RS Airan yang lambat.
“Orang tua saya sakit struk, tadi pas saya tanya ke perawat kapan pindah keruangan. Dia bilang tunggu lima (5) hari dulu di IGD baru pindah. Lantas, bapak sayapun kaget minta pulang, batal berobat,” ujarnya.
Pada komentar lainnya juga menyebut, lambatnya pemindahan pasien ke kamar inap.
Menyebabkan pasien tidak nyaman, merasa terganggu lantaran kebisingan. “Yang sakit ini butuh istirahat, tenang dan penanganan oleh dokter. Kalau ditumpuk berlama-lama di IGD, kami yang dampingi pun tidak bisa istirahat, apalagi yang sakit pada gak bisa istirahat,” katanya.
Dilokasi yang sama, pantauan Bongkarpost terlihat sejumlah kamar inap pasien lantai 2 dan 3 nampak kosong dan gelap tanpa penerangan listrik.
Hal yang sama juga di tempat parkir bagian belakang dan samping rumah sakit. (Zul)