Kelar Februari, Proyek Refuse-derived Fuel Plant Rorotan, Terbesar di Dunia!

RDF Plant Rorotan. | Diskominfotik DK Jakarta/Muzzamil

Bongkarpost.co.id

Bacaan Lainnya

JAKARTA, BONGKARPOST.CO.ID – Kabar baik bagi warga kota cerdas, smartcitizen. Proyek pembangunan pabrik pengolahan sampah jadi bahan bakar alternatif pabrik semen: Refuse-derived Fuel (RDF) Plant Rorotan di lahan 7,78 hektar RW 9 Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, bakal tuntas bangun 100% Februari 2025. Berkapasitas 2.500 ton per hari, ini bakal jadi RDF terbesar di dunia!

Menjadi solusi prioritas pengelolaan sampah dalam kota, ini RDF Plant kedua setelah RDF Plant di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Bekasi, Jawa Barat milik Pemprov (kini) Daerah Khusus Jakarta, yang telah beroperasi sejak 2023.

Per 9 Januari, progres konstruksinya telah 94,88 persen. Sejak, digeber dengan kontrak pengerjaan desain dan pembangunan sejak 26 Maret 2024, dan peletakan batu pertama 13 Mei 2024, proyek kerja sama BUMN WIKA dan Pemprov DK Jakarta bernilai investasi Rp1,28 triliun dari APBD Jakarta ini, kapasitas pengolahannya dilaporkan bakal melampaui RDF Plant Tel Aviv, Israel, yakni 1.500 ton sampah per hari.

RDF Plant Rorotan, diabdikan jadi pemecah kebuntuan solusi problem laten overkapasitas TPST Bantargebang. Agar bebannya terurai berkurang.

“Pembangunan RDF Rorotan merupakan perwujudan Jakarta sebagai Kota Global Berkelanjutan dalam pengelolaan sampah seperti negara maju,” pidato Pj Gubernur Heru Budi Hartono saat groundbreaking.

Per transliterasi, RDF ialah hasil bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah. Dalam bahasa Indonesia, berarti “bahan bakar yang berasal dari sampah”. Dengan prioritas olah jenis sampah anorganik atau sulit terurai, seperti kain, karet, kertas, kulit, dan plastik.

Asal tahu, nilai bahan bakar dari RDF, setara batu bara muda. Bahan bakar inilah yang bisa dipakai ragam industri, pabrik semen misal. Hasil akhir pemrosesannya, melalui empat tahap 3S 1D: penyaringan (screening), pemilahan (separating), pencacahan (shredding), dan pengeringan (drying).

Keunggulan metode olah sampah jadi RDF; mengolah sampah tercampur dan andal terhadap perubahan kualitas sampah hingga pengolahannya efektif sesuai komposisi dan karakteristik sampah setempat, mengatasi permasalahan sampah perkotaan, mereduksi emisi karbon dan pembakaran bahan bakar fosil semen serta emisi karbon dari proses penimbunan sampah.

RDF Plant Rorotan bermetode konstruksi terintegrasi. Fasilitas inti Hanggar Utama Pengolahan Sampah, dilengkapi fasilitas penunjang jembatan timbang, laboratorium, pemadam kebakaran, pencucian truk, sarana pengelolaan air limbah, pengendali emisi, workshop, dan zona penyangga.

Nantinya akan menghasilkan 875 ton bahan bakar alternatif perhari. Hasil sortasi volume sampah 16 kecamatan di Jakarta. Terdiri, 6 kecamatan se-Jakarta Utara, 4 kecamatan se-Jakarta Pusat, 6 kecamatan se-Jakarta Timur. Mengurangi 30 persen volume sampah ibu kota.

Seperti dilaporkan Eva Simorangkir dari Jakarta Smart City, Mei 2024, bagi Pemprov Jakarta, bahan bakar alternatif ini bisa dijual RDF ke pabrik-pabrik semen, sebagai bahan bakar produksinya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DK Jakarta Adep Kuswanto bilang, RDF Plant Rorotan dibangun guna memastikan pengolahan sampah dapat menghasilkan RDF yang memenuhi spesifikasi pembeli hasil olahan (off-taker) 875 ton RDF produk RDF Plant ini.

DLH Jakarta juga membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pelinifokus layanan publik dan operator transaksi. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, salah satu offtaker RDF TPST Bantargebang, dan PT Solusi Bangun Indonesia, telah bersurat kesediaan jadi offtaker dan kesanggupan manfaatkan seluruh produk RDF Plant ini.

Sehingga, selain jadi ceruk PAD. Ini sekaligus upaya pelestarian lingkungan dan wujud implementasi ‘smart environment’ –pilar smart city, demi terkelolanya hulu ke hilir pelestarian lingkungan secara bertanggung jawab demi menjaga keberlanjutannya.

Mitigasi risiko, DLH Jakarta juga mengatensi kekuatiran potensi isu lingkungan pasca RDF Plant Rorotan beroperasi. Pemprov Jakarta tetap menimbang aspek lingkungan dalam perencanaan dan pembangunannya.

Dengan optimasi penggunaan truk compactor untuk angkut sampah dari sumber menuju RDF Plant Rorotan guna meminimalkan bau dan ceceran lindi di sepanjang jalan. Lalu, bangunan hanggar utama penerimaan dan pengolahan sampah didesain tertutup dilengkapi sistem pengendali batu.

Sistem pengering RDF dilengkapi pengendali emisi untuk memenuhi baku mutu lingkungan. RDF Plant jua dilengkapi Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SKPU) terkoneksi sistem informasi DLH Jakarta guna memonitor kualitas udara ambien dalam kawasan. Selain itu, pemantauan berkala melihat kualitas lingkungan sesuai Amdal RDF Plant Rorotan.

Belajar dari upaya Jakarta, Lampung misalnya juga mesti terus gigih ikhtiar gotong royong eksekusi aksi nyata “waste management” menanggulangi sampah ini.

Dari galakkan lagi tradisi bersih lingkungan massal, inisiasi program 1 RT menanam 1 pohon penghijauan per hari, teknik daur ulang 3R berbasis digital, massifikasi bank sampah, penyediaan dropbox sampah elektronik (e-waste) di lokus publik, pengadaan dan peremajaan truk angkut, penaikan gaji atau tunjangan pasukan pengangkut sampah dan pemilah sampah, pemberdayaan komunitas pemulung terintegrasi, dan lainnya. Solusi tak cuma dicari. Nun jua, dieksekusi. (Muzzamil)

Pos terkait