Kapolres Lamsel Tindak Tegas Suplayer dan E-Warong Jual Beras Campur Belatung dan Kutu

LAMPUNG SELATAN – Adanya dugaan E-Warong di Desa Kaliasin, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan yang menjual beras bercampur belatung dan berkutu kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Polres Lampung Selatan akan mengambil tidakan tegas kepada Ketua E-Warong desa setempat. Hal ini ditegaskan Kapolres Lampung Selatan (Lamsel) AKBP Edwin, SIK.

“Kita saat ini sering lakukan lidik bersama dengan Inspektorat dan APIP. Nah apabila aplikasi dari APIP ini akan menjadi bahan kami gelar pidana,” ungkap Kapolres Lamsel AKBP Edwin, SH, SIK, M.Si, Selasa (1/3/2022).

Bacaan Lainnya

Pihaknya, sedang melakukan kordinasi dan juga menempatkan personil di Kantor Pos saat pembagian dana bantuan tersebut. “Kita sudah melakukan pengamanan di lokasi pembagian bantuan,” tegasnya.

Kapolres juga menegaskan pihaknya sangat serius menangani hal ini, terutama kaitan dugaan E- Warong yang menyediakan beras tidak layak kosumsi kepada KPM. “Terkait barang yang rusak, seperti beras yang diduga banyak ulat, itu tidak baik juga. Maka dari itu harapannya, untuk penyedia barang sembako agar berikan sembako yang baik yang layak dikonsumsi,” tegas Kapolres.

Pihaknya, akan mengambil tindakan tegas apabila ditemukan unsur pidana dalam pembagian sembako di E-Warong tersebut. “Maka kita sudah kordinasi dengan APIP. Dan sekarang masih dilidik,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, penyaluran dana Sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) periode Januari – Maret 2022 sebesar Rp600 ribu secara tunai melalui Kantor Pos. Ternyata, tidak membuat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bebas untuk belanja di warung yang disukai oleh KPM. Hal itu terlihat pada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Kaliasin Kecamatan Tanjung Bintang. KPM di desa itu setelah menerima uang dari Kantor Pos diharuskan belanja sembako pada ke E-Warong yang telah disediakan oleh desa setempat.

Ketua E- Warong Desa Kaliasin, Junaidah yang biasa dipanggil Junai, meminta kepada KPM warga desa setempat yang telah mendapat uang sembako dari Kantor Pos senilai Rp600 ribu untuk segera membelanjakan sembako di E-Warong miliknya.

“Bu, uang itu harus dibelanjain kesini, itukan mau laporannya kesana kan uangnya harus dibelajain kesini. Persedurnya itu, memang bener lu (KPM) ngambil di Kantor Pos Rp. 600 ribu. Cuman kan, uang itu harus dibeliin sembako semua itu bu. Tambah uang Rp. 10.000 buat uang bungkus plastik. Hayo cepet kesini, bawa duwitnya. Ini orang dari desa (Aparatur Desa) uda disini semua nungguin elu,” ujar Junai melalui pesan suara WhatsApp-nya ke salah satu KPM, pada Jum’at (25/2/2022) lalu.

Namun parahnya, sembako jenis beras yang disediakan oleh Junai menjadi malapetaka bagi KPM setempat. Beras yang dijual oleh Junai ke KPM ternyata beras tak layak dikonsumsi. Sembako beras sebagian sudah menjadi bubuk tepung. Berbau busuk, banyak kutu bahkan ulat belatungnya.

“Ada belatungnya guys, tuh lihat tuh. Ih kutunya banyak banget. Beras baru ngambil, beras PKH, BPNT. Beras geh belatungan, najis. Belatung, makan nih belatung,” ucap beberapa orang yang kesal dalam vidio yang dikirim oleh salah satu KPM desa setempat.

Hasil pantauan Bongkar Post, KPM yang mendapat beras tak layak kosumsi yang ada di rekaman vidio itu bernama KS (40) warga RT 06 Dusun 04 Bumi Terang Desa Kaliasin.

“Begitu karungnya aku buka, berasnya kutuan. Ada uletnya juga sih kecil – kecil, aku pilihin aku tarok di karung. Dividioin ama tetangga yang lihat kesini. Dipotoin sama anak Mang Rudin orang atas. Saksi aku buka beras itu banyak kok,” ungkapnya, kepada Bongkar Post, Minggu (27/2/2022).

Menurutnya, bukan hanya dirinya saja yang menerima beras tak layak kosumsi dari E-Warong. Ada juga beberapa KPM yang menerima beras serupa dari E-Warong. Namun, hanya ia yang mengembalikan beras ke E-Warong untuk ditukar.

“Malemnya setelah saya kembalikan beras itu, ada tiga orang yang datang ke rumah saya. Ngakunya sih wartawan, tapi ada tetangga yang tahu kalau salah satu dari mereka itu suplayernya. Katanya mereka sudah survey ke KPM lain semua berasnya bagus, hanya beras saya saja yang ada kutu dan ulatnya. Padahal, saya tanya sama bu gemblong beras dia juga banyak kutunya. Begitu juga beras Yayuk sama ada kutunya juga. Tapi mereka gak berani mulangin ke e-warong, saya mulangin beras ke e-warong juga banyak saksinya,” paparnya.

“Kalau beras bagus kan gak kayak gitu. Ini berasnya banyak yang sudah hancur jadi tepung. Tapi kata suplayernya yang datang ke rumah saya itu, beras banyak tepungnya itu malah bagus, banyak vitaminnya gak boleh dicuci berkali kali. Padahal bubuk itu kan rontokan bekas kutu. Dicuci juga pasti ketarakan, gambang berasnya kalau bubuk kutu,” imbuhnya.

Senada KPM Desa Kaliasin lainnya, RH (35) juga mengeluhkan hal yang sama. Pada saat penyaluran sembako BPNT periode sebelumnya, dirinya dan KPM lain juga mengeluhkan beras yang diterima tidak bagus berbau apek. “Kalau waktu itu sih kutunya gak ada. Tapi kalau dimasak itu ngembang banget, baunya juga apek. Kadang mau makannya aja males, baunya prengus,” ucapnya.

“Waktu pihak suplayer datang ke rumah Teh Kus untuk memastikan vidio beras yang ada ulatnya, itu saya juga ada disitu. Tapi mereka ngakunya bukan dari pihak suplayer, ngakunya dari wartawan TV. Yang satu lagi pakai seragam ada tulisan KPK nya,” tutupnya.

Terpisah, Direktur CV. BAJA Handrianto Basuki menyebut, bahwa adanya vidio beras berkutu dan terdapat ulatnya, menurutnya hanya pengakuan sepihak salah satu KPM. Pasalnya, setelah mendapat informasi tersebut pihaknya langsung kroscek ke beberapa KPM. “Kita langsung turun kerumah beberapa KPM. Kami datang disekitar rumah Pak Udin Jatilan Kampung Sawah. Mereka bilang berasnya bagus semua. Saya ke rumah Bu Kus yang bilang ada belatungnya itu, begitu saya tanya berasnya dimana, katanya sudah dipulangkan ke e-warong,” terangnya.

Pria yang disapa Andre ini mengatakan, persoalan ini kemungkinan dipicu oleh unsur kesengajaan yang tujuannya ingin merusak citra nama baik CV. BAJA.
“Kesimpulan kami sementara, diduga ada permainan atau sengaja membuat keruh suasana. Karena e warong dan saya sebagai suplayer selalu bilang kalau ada jenis sembako yang kurang bagus, secepatnya bilang dan langsung kita ganti,” pungkasnya.

(Firdaus/Tim)

Pos terkait