JICA dan KKP Jalin Kerjasama, Buka Peluang Kerja di Bidang Perikanan

 

Bongkarpost.co.id

Bacaan Lainnya

Jakarta,

Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) menandatangani Dokumen Kesepakatan Kerjasama (R/D) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik

Indonesia untuk Proyek Kerjasama the “Project for Indonesia-Japan Circulation of Human Resources in Blue Economy.” Penandatanganan dilakukan oleh perwakilan dari Kantor Perwakilan JICA Indonesia, Senior Representative Okamura Kenji, dan Sekretaris Jenderal KKP, Rudy Heriyanto Adi Nugroho. Proyek ini mendukung institusi-institusi pendidikan dibawah KKP untuk meningkatkan

keterampilan para pekerja di bidang perikanan serta memperkuat kemampuan dalam berbahasa Jepang dengan memperkenalkan peluang kerja di Jepang. Diharapkan para pekerja yang berangkat ke Jepang di bawah proyek ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan industri perikanan di Indonesia, dengan memanfaatkan pengalaman kerja yang mereka dapatkan selama di Jepang sekembalinya mereka ke tanah air.

Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang melimpah, dan industri perikanan merupakan salah satu industri yang penting dengan jumlah hasil tangkapan terbesar kedua di dunia. Dibawah “Kebijakan Ekonomi Biru”, KKP memiliki dua agenda, yaitu pertama untuk mendorong program pengembangan sumber daya manusia yang mendukung pengembangan industri perikanan, serta kedua mendorong pengelolaan laut yang berkelanjutan dan konservasi sumber daya dan ekosistem pesisir laut. Di lain sisi, lapangan kerja bagi kaum muda di Indonesia ini terus menurun, dengan tingkat

pengangguran untuk usia 20-24 tahun pada tahun 2024 mencapai 15,34% sehingga masalah ketenagakerjaan merupakan hal yang perlu mendapatkan tanggapan serius. Kementerian Tenaga Kerja telah menetapkan kebijakan untuk memperluas pasokan sumber daya manusia ke Jepang dan pasar tenaga kerja luar negeri lainnya.

Sejalan dengan hal tersebut, KKP juga ingin mulai fokus pada pengembangan sumber daya manusia di bidang perikanan melalui SMA perikanan dan perguruan tinggi perikanan (lembaga pendidikan tinggi vokasi atau politeknik) dan mempromosikan

lapangan kerja diluar negeri. Namun, saat ini keterampilan serta kemampuan berbahasa yang dibutuhkan di negara tujuan tidak cukup diperoleh pada saat keberangkatan. Selain itu, di Indonesia belum ada sistem yang memanfaatkan informasi keterampilan yang diperoleh oleh seseorang berdasarkan pengalaman bekerja di luar negeri sekembali orang tersebut ke Indonesia.

Oleh sebab itu, proyek ini bertujuan untuk memperkuat program di lembaga pendidikan perikanan di Indonesia untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pekerja diluar negeri, termasuk Jepang, dan untuk mengembangkan sistem yang memungkinkan mereka memanfaatkan keterampilan yang telah mereka peroleh di Jepang untuk pengembangan karir mereka selanjutnya sekembalinya mereka ke Indonesia.

Proyek ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia di industri perikanan di Jepang. Jumlah tenaga kerja perikanan di Jepang telah berkurang setengahnya dari 238.000 pada tahun 2003 menjadi 123.000 pada tahun 2022, dan kekurangan tenaga kerja ini menjadi masalah yang serius. Pemerintah Jepang telah menetapkan target untuk menerima 17.000 personel terampil khusus perikanan selama lima tahun mulai 2024.

Saat ini, sebagian besar nelayan asing di Jepang berasal dari Indonesia, dan promosi lapangan kerja di Jepang melalui proyek ini diharapkan dapat juga berkontribusi pada promosi industri perikanan di Jepang.

Proyek ini merupakan bagian dari SDG 14 “Melestarikan dan Memanfaatkan Secara

Berkelanjutan Sumber Daya Kelautan dan Samudera untuk Pembangunan Berkelanjutan”, SDG 1 “Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di manapun” dan SDG 8 “Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta pekerjaan yang layak untuk semua”. (rls)

Pos terkait